[39] ─ Vannesha Angelyn

11K 514 25
                                    

Chacha itu tidak istimewa!Dia bodoh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chacha itu tidak istimewa!
Dia bodoh!

─────🎈─────

"Arghhhh"

Kedutan di kepala membuat seluruh tubuhnya merasakan hawa panas. Rasa frustasi yang dirasakan sekarang sungguh menyiksa jiwanya, ia benci ketidak sempurnaan. Bagaimana semua rencana yang ia susun dengan matang bisa meleset tidak sesuai dengan ekspetasi yang telah lama ia dambakan.

Diteguk habis cangkir kesekian yang berisi minuman beralkohol. Tanpa peduli sekitar langsung dilempar cangkir tersebut. Nafasnya berderu tidak beraturan, kemudian ia berteriak lagi meluapkan emosi.

Dhika tiba-tiba melepas pangutannya membuat ia memandang bingung, dari raut wajah Dhika terlihat jelas sesuatu yang berbeda disana.

"Lyn."

Ia tidak bisa melepaskan pandangannya ketika Dhika beranjak dari duduknya. Apa yang terjadi? Kenapa Dhika tiba-tiba berhenti?

"You think I'm stupid?"

Tubuhnya membeku sekejap mendengar suara berat nan dalam milik Dhika. Lyn tidak mampu berkata-kata mendapati tatapan kelam itu. Dia bukan sosok Dhika yang beberapa saat lalu berbicara dengannya. Dia.. Leo.

Sosok yang membuat Lyn tergila-gila, sosok yang selama bertahun-tahun ia tunggu tuk bangkit dari diri Dhika. Sosok paling memesona yang mungkin akan sempurna bersamanya hingga akhir hayat. Bagi Lyn, Leo merupakan pendamping paling cocok dengan kepribadiannya.

Dengan Leo menjadi miliknya, Lyn bisa jauh lebih kuat dalam menguasai dunia gelapnya.

"Kau memanfaatkan keadaan dengan memanipulasi diri seakan kau adalah Lona, gadis berpita merah-ku" tanpa bisa dihindar leher jenjang Lyn dicekik membuat tubuhnya dipaksa bangkit, "sampai mati pun, kau tak pantas menggeser posisinya"

Kedua tangan Lyn berusaha melepaskan cengkraman tangan itu dari lehernya, namun kekuatan cowok itu jauh lebih besar.

"You're disgusting."

Tubuhnya dihempas ke permukaan tanah. Seraya memeggangi leher, Lyn terbatuk-batuk merasakan nyeri akibat cekikan kuat Dhika. Masih berusaha menetralisir pernafasannya, dagu Lyn kembali ditarik dengan kasar oleh Dhika yang telah berjongkok di depannya dengan senyuman iblis.

"Aku memberimu kesempatan. Pergi dan jangan tunjukkan batang hidungmu lagi." Dhika terkekeh remeh sebentar terlihat seperti monster, "kalau sampai aku berjumpa dengan wajah cantik ini lagi.."

Bulu kunduk Lyn meremang saat Dhika membisikkan, "akan kupastikan. Kau hidup dengan wajah buruk rupa."

Setelah itu Dhika bangkit lagi dan berlalu pergi meninggalkan Lyn dengan getaran di tubuhnya.

The Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang