[29] ─ Kotak

10.9K 595 11
                                    

❝Cinta? Kau buta? Kau memanipulasi semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta? Kau buta? Kau memanipulasi semuanya. Dia tidak mencintaimu.❞
Unknown

─────🎈─────

"Sekarang giliranmu.."

Bibir merah mudahnya merekah senang setelah mendengar sebagian rencananya berjalan mulus. Kedua matanya berganti menatap lelaki yang berdiri tepat di samping gadis berambut cokelat itu, dia tidak terlihat gentar sedikit pun padanya.

Ia sangat tahu kedua orang itu sangat membenci dirinya, tapi sayangnya keduanya telah terikat padanya. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka harus mengikuti semua perintah.

"Dia telah berhasil." Ucapnya tersenyum manis pada gadis berambut cokelat yang tidak bergemih sama sekali, hidupnya dikendalikan.

"Apa yang dia lakukan?" tanya lelaki itu mengernyit tidak tahu rencana apa yang telah dilakukan gadis di sampingnya.

"Kau tidak perlu tahu. Kerjakan tugas kalian masing-masing. Jangan sampai ada kesalahan sedikit pun" katanya penuh penekanan.

Perempuan cantik itu membuka laci meja kerjanya dan mengambil amplop cokelat. Ia meletakkan di atas meja dan menggeser tertuju pada lelaki di hadapannya.

"Pastikan mereka melihat isi amplop itu" perintahnya.

Lelaki itu membuka isi amplop dan terkejut melihat isinya. Beberapa foto dicetak besar dan sangat jelas. Diliriknya gadis yang berdiri di sampingnya yang tidak tertarik untuk melihat, sepertinya dia telah mengetahui isi amplop ini dari jauh hari.

"Kenapa kau begitu terobsesi dengan Dhika?" tanya lelaki itu berhasil membuatnya gadis di sampingnya menoleh terkejut. Pertanyaan barusan bisa saja membangkitkan singa dari diri perempuan gila dihadapan mereka.

Perempuan itu tertawa keras tiba-tiba, terlihat mengerikan untuk orang yang memiliki paras yang cantik. Beberapa saat hingga tawanya perlahan mereda, dihusap air matanya akibat tertawa terlalu berlebihan.

"Dia milikku. Dia hanya mencintaiku." Ucapnya sambil tersenyum bahagia.

Kepala lelaki itu mengeleng tidak menyangka, "Cinta? Kau buta? Kau memanipulasi semuanya. Dia tidak mencintaimu." Tekan lelaki itu.

Gadis berambut cokelat di sampingnya tiba-tiba mendorong bahunya saat sebuah benda melayang cepat hampir mengani wajahnya. Dilihat sebuah bingkai foto telah pecah berserakkan di lantai, perempuan itu gila!

"Pergi." ucap gadis di sampingnya dengan tatapan penuh waspada memandangi perempuan dihadapan mereka yang terkekeh geli sendiri. Ingin membantah perintah gadis itu, "sekarang!" teriak gadis itu seraya menarik tangannya keluar dari ruangan.

Sebelum pintu ruangan berhasil ditutup, perempuan itu berdiri dengan kilatan mata ingin menghunus jiwanya. Berhasil dikunci di dalam, mereka berdua mendengar jelas suara gaduh dari luar. Perempuan itu mengerikan.

***

Dion menjambak rambutnya frustasi. Ia belum tahu apa hubungan Echa dengan keluarga Guntur namun ia telah mengetahui kejadian yang sebenarnya atas kematian Devina, gadis pirang yang masih dicintai hingga saat ini.

Kepalanya terasa sakit bahkan suhu tubuhnya meningkat akibat berdiri ditengah hujan selama berjam-jam kemarin hanya untuk mendengar seluruh cerita yang dikemukakan Echa.

Sekarang Dion tahu semuanya. Namun hatinya masih ragu untuk percaya tanpa bukti yang nyata. Dion masih belum terima kenyataan kalau pembunuh Devina yang ia cari setengah mati selama ini berada di sekitarnya.

Dulu dirinya berjanji akan membalas semua perbuatan pelaku yang membunuh Devina jika ia berhasil menemukannya. Dion akan membalas dengan siksaan yang sama. Dion tidak akan mengampuni pelaku itu.

Tapi, sekarang. Dion tidak mampu melakukannya.

"DIOOOOOOON MAKAN KAU SINI CEPAT"

Teriakkan mamanya membuat tubuhnya tersentak ke depan, hampir saja ia jatuh dari balkon kamarnya jika tidak ada railing balkon.

"IYA MAK BENTAR!"

Sebelum bergegas pergi masuk ke dalam kamar, tangannya menepuk dahinya cepat. Diambil sebuah kotak berukuran sedang yang dikunci dengan gembok kecil, hampir saja ia kelupaan untuk membawa benda itu masuk.

Kotak itu diberikan oleh Echa sebelum gadis itu pamit pulang kemarin. Dia memohon pada Dion untuk menyimpan baik kotak tersebut karena di dalamnya akan menjadi sesuatu yang sangat penting di masa yang akan datang.

Kunci dari kotak tersebut akan diberikan suatu hari nanti, tapi Dion tipe orang yang sangat penasaran jadi berkali-kali ia mencongkel gembok itu dengan peniti atau benda lain agar terbuka. Sempat Dion berpikir untuk menghancurkan gembok tersebut dengan martil namun ia tidak tahu isi kotaknya apa, jika benda yang di dalam ikut rusak dan sangat penting seperti yang dikatakan Echa, bisa tamat riwayat hidup Dion.

Dion juga bertanya pada Echa kemarin mengapa gadis itu meminta dirinya yang menyimpan kotak penting tersebut, harusnya Echa bisa mempercayakan pada orang yang lebih dekat dengannya, seperti Siska contohnya.

"Karena lo tahu banyak tentang gue dan Dhika." Desis Echa duduk di sampingnya.

Keduanya duduk berteduh di halte bus yang kebetulan tidak ada orang kecuali mereka berdua. Setelah mendengar cerita panjang Echa, gadis itu menariknya duduk ke halte bus. Dion masih tidak bisa menguasai dirinya, ia hanya bisa terdiam mendengar semua omongan gadis di sampingnya.

"Suatu hari nanti, lo bakal jadi jawaban untuk semua orang. Bukan, kalian berdua bakal jadi jawaban yang diperlukan semua orang." Kepala Dion sontak menoleh pada Echa dengan pandangan bingung.

Berdua? Siapa?

Echa beranjak dari duduknya, sebelum pergi dia menatap Dion seraya senyuman yang tipis, "Gue duluan, Dion." Pamitnya pergi kembali menembus hujan deras.

Dion menghela nafas gusar, seberapa penting isi kotak ini? Siapa orang yang disebut Echa sebagai jawaban selain dirinya? Tunggu, hal terpenting, jawaban apa yang Echa maksud?

"BAH! UDAHLAH DEMAM, BENGONG LAGI. KERASUKAN NANTI KAU, CEPAT SINII MAKAN" ucap mamanya berkacak pinggang di ambang pintu kamar.

"Adooh Dion engga peka, mak. Tak perlu teriak-teriaklah"

Dion meletakkan kotak tersebut di atas kasurnya kemudian berlari kecil menghampiri mamanya yang mengomel secepat kereta express.

●●●

The Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang