[25] ─ Takut

12.3K 590 9
                                    

❝Gue kecewa sama lo, bang❞─Diandra Rahayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue kecewa sama lo, bang
Diandra Rahayu

─────🎈─────

"Siska?"

Baru selesai belajar materi untuk persiapan ujian minggu depan, Echa dikagetkan dengan kehadiran sahabatnya yang tampak kacau di ambang pintu kamarnya. Tidak ada kabar ingin datang membuat Echa buru-buru menutup laptopnya dan membereskan kertas-kertas yang berserakkan di lantai.

Siska berjalan lunglai dan menjatuhkan tubuhnya di kasur Echa, punggungnya bergetar menandakan dia sedang menangis. Sangkin panik membereskan mejanya, kaki Echa tidak sengaja mencium ujung kaki meja membuatnya mengumpat kesakitan.

Sebisa mungkin Echa mengabaikan sakit kakinya, ia berjalan dengan sedikit pincang menghampiri sahabatnya yang membenam kepalanya pada bantal. Pasti masalah dengan Ali tebak Echa dalam hati.

Tangannya menghusap punggung Siska membiarkan dia memuaskan diri untuk menangis, Echa akan menunggu hingga Siska cerita masalahnya sendiri.

Sekitar sejam lebih Siska menangis, akhirnya dia bangkit dan duduk dengan wajah yang sangat kacau. Firasat Echa mengatakan kali ini pasti masalahnya sangat besar.

"Ha-harusnya.." suara Siska sedikit tersedat, "dari dulu gue engga usah nerima A-li.." Echa refleks memeluk Siska saat cewek itu kembali menangis setelah menyebutkan nama pacarnya.

"G-gue cinta banget sama dia, banget Cha" kepala Echa mengangguk-angguk bahwa ia tahu Siska sangat mencintai Ali, "tapi, gue harusnya sadar. Ka-kalau aja gue ga melawan takdir, masalah-masalah kayak begini engga bakal terjadi"

Dapat Echa rasakan bahunya mulai basah, "kalau aja gue engga k-kenal A-Ali.. gue engga bakal sesakit ini buat cinta sama cowok"

"Shh.. ini udah terjadi, Sis. Gapapa-gapapa" ujar Echa berusaha menangkan.

"Ali punya tunangan, Cha"

Echa terkejut kaget mendengarnya, dikulum bibirnya menjadi prihatin dengan sahabatnya ini.

"Masalah-masalah kayak begini emang udah jadi teguran buat kami berdua, Cha" ucap Siska masih dengan suara bergetar. Kedua mata Echa terpejam, tanpa terasa ia juga mengeluarkan air mata, tangisan sahabatnya kali ini terdengar sangat memilukan.

"Kami itu berbeda."

Echa tahu maksud dari perkataan Siska, sepasang kekasih itu sulit untuk bersatu.

"Disaat gue melipat tangan, dia mengadah tangan. Disaat gue membaca Alkitab, dia membaca Al-Quran. Disaat gue─"

Echa mengigit bibirnya menahan diri untuk tidak ikut terisak saat Siska kembali tergunjang. Masih terus menghusap punggung sahabatnya itu, "Siska, stop bicara. Lepasin semua, gue disini." bisik Echa tidak ingin Siska terus memaksa diri untuk berbicara.

The Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang