[06] ─ Digoda

19K 1K 8
                                    

─────🎈─────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─────🎈─────

Helaan nafas keluar dari bibir Dhika, matanya melihat keluar jendela kamar yang gelap menandakan telah malam.

Sejam yang lalu Dhika mengantar Echa balik ke rumahnya, baik sepanjang mereka makan maupun jalan untuk ke rumah Echa, Dhika tidak henti menggoda Echa yang terus dibalas dengan sinis. Jujur, Dhika gemas dengan kelakuan Echa, cewek itu berhasil membuatnya terus mengeluarkan tenaga untuk berinteraksi.

Berbeda saat dengan cewek yang mendekatinya atau mantannya dahulu, Dhika lebih bersikap cool dan lebih banyak mendengar. Namun, Echa berhasil membuat Dhika layaknya cowok bodoh.

Gue kenapa sih? Heran Dhika dengan dirinya mengingat ia tampak mengejar Echa, padahal mereka baru beberapa kali bertemu. Ia menelungkupkan tubuhnya di atas kasur, rambutnya masih setengah basah, pikirannya kembali melayang mengingat Echa.

Dhika sangat yakin ia hanya penasaran dengan cewek itu, mungkin setelah nanti ia puas akan rasa penasarannya, Dhika akan langsung meniggalkannya sama seperti cewek lain yang pernah ia dekati.

Dhika suka mencari dan mengenal sesuatu yang membuatnya penasaran.

"ABAAANG!"

Sesuatu telah meloncat dan menginjak tubuh Dhika membuatnya berteriak sakit, "Tulang gue, asw!"

"Ihh abaang, gue di deketin makhluk hidup" adu Dian tidak memerdulikan rasa sakit Dhika, dengan wajah cemberut ia duduk di atas punggung sang abang tanpa dosa.

Dhika menggeram tidak bisa bergerak, sekali lagi ia ingin mengeluh, mengapa ia harus memiliki adik seperti Dian?

Gue malah berharap lo deketin sama makhluk gaib sekalian diculik biar gue tenang, awaas anjir lo berat cem kingkong" balas Dhika malah mendapat jambakan dari Dian membuatnya melenguh sakit.

"Ehh-ehh aduuuuh sakit woi.."

"Gue lagi serius ini, baang-ke!" kesal Dian

Dhika menghela nafas lagi, "Siapa yang deketin lo? Dion? Agung?"

"Bukan, tapi fans-fans lo itu. Seminggu ini gue dideketin Melodi, anak cheerleader, sok baik cuman mau cari muka biar gue jadi alternatif deketin dia ke lo tauk!" keluh Dian dengan tangan yang memijit pelan leher belakang Dhika, kebiasaan seperti ini menjadi kesukaan bagi Dhika karena membuatnya sangat dekat dengan sang adik walaupun seringkali ia ingin memusnahkan Dian yang sering menunjukkan sikap menyebalkannya.

"Uhmm, nasib jadi adek dari cowok ganteng sih lo"

"Gue engga suka orang munafik, bang"

Perkataan itu telah Dhika dengar untuk kesekian kali dari mulut adiknya. Dian adalah perempuan yang ia lindungi dengan nyawanya termasuk mama-nya.

The Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang