Love Letter

156 22 3
                                    

Title: Love Letter

Tagline: -

Pairing: AlVia

Language: Indonesia

Genre: Fanfiction, Teenfiction

Rate: Semua usia. Disarankan untuk pembaca bertahapan remaja.

Author: angelicatiara

hope you like it!
vommentnya boleh? :)

🔰🔰🔰

Hari itu, tanda waktu sudah menunjukkan pukul enam sore lebih lima belas menit. Sudah waktunya murid-murid Vige Music School atau VMS kembali ke asrama masing-masing guna mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah.
Tetapi tidak dengan pemuda tampan berwajah oriental itu. Ia masih saja berada di ruang major piano. Tiap jari-jemarinya menari-nari diatas grand piano hitam itu. Matanya terpejam, seakan tidak peduli dengan sekitar, ia terus melantunkan lagu Moonlight Sonata karya musisi terkenal, Beethoven.
Terus ia mainkan piano itu dengan konsentrasi, hingga akhirnya ia menyelesaikan partitur Moonlight Sonata-nya.

Alvin Geonardo, begitu biasa ia dipanggil oleh teman sebayanya di Vige Music School. Tidak banyak yang mengenalnya. Kebanyakkan orang hanya mengenalnya sebagai seorang Alvin, murid dengan major piano terbaik sepanjang sejarah VMS. Alvin tidak banyak bicara, karena memang dirasanya tidak perlu.

Bagi murid VMS, sudah biasa dan memang sudah maklum melihat dan mendengar seorang Alvin masih berada di ruang piano hingga larut malam. Kegigihan dan dedikasinya terhadap permainan piano membuat ia sampai-sampai rela berlatih sebuah lagu hingga malam. Kedua orang tuanya, Bagas dan Valen, merupakan motivasi sekaligus ambisinya dalam bermusik.

Akhirnya, setelah termenung beberapa saat, Alvin tersadar dan membenarkan letak kacamata yang ia pakai. Alvin beranjak dari sana. Dirapikannya kembali piano besar itu. Dilapisinya tuts-tuts itu dengan kain beludru merah, lalu ditutupnya piano itu. Setelah memastikan semuanya beres, Alvin beranjak dari kursi pianonya. Ia kembali ke asrama VMS.

Alvin mungkin tidak sadar, bahwa selain dirinya, di gedung major piano itu ada nyawa lain yang mengutitnya.

Pengagum rahasianya.

🔰🔰🔰

Gadis itu tersenyum. Malam ini kembali rasanya ia berbunga-bunga.
Bagaimana tidak, malam ini, ia kembali melihat pujaan hatinya. Sungguh ia tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Sekalipun pujaan hatinya bahkan tidak mengetahui keberadaannya, ia tetap bahagia.

Saking terlalu bahagia, gadis itu bahkan lupa ia belum mengganti seragam Vige Music School-nya dengan piama. Ditaruh biola kesayangannya di atas kasur kamar tidurnya. Ia bergegas menuju kamar mandi asramanya dengan senyum lekat. Dengan hati berbunga-bunga.

Setelah ia bebenah diri, gadis itu tampak lebih segar dan harum. Gadis itu duduk di depan kursi belajarnya, mengeluarkan kembali secarik kertas dan mulai mengukir kata-kata. Seperti biasanya, besok pagi kertas tersebut akan ia sematkan di buku seseorang yang ia kagumi, pujaan hatinya. Dan, keesokkan malamnya ia akan mendapat surat balasan dari pujaan hatinya.

Senang dengan surat buatannya, ia segera menghempas tubuhnya ke kasur. Tersenyum. Tak lama kemudian kesadaran gadis itu hilang dimakan kantuk. Gadis berambut pendek itu akhirnya terlelap juga.

Dia, gadis yang sama dengan gadis yang menguntit Alvin.
Dia, Livia Geraldine

Pengagum rahasia Alvin.

StorietteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang