Akhir Kisah Kita

1.1K 66 44
                                    

Matahari mulai bersinar terik dan membuat keringat mengucur deras di dahi seorang gadis yang baru pulang sekolah, Alyssa Saufika Umari yang biasanya dipanggil Ify oleh teman-temannya. Ify dan teman-temannya bersekolah di SMA RFM. Ify adalah tipe gadis yang baik, pintar, tomboy, dan memiliki kegemaran dengan musik, apalagi bernyanyi.

Seperti biasa, setiap pulang sekolah ia langsung duduk di beranda sekolah dan memetik gitarnya menjadi alunan yang indah.

"Woy!", tiba-tiba seorang mengagetkannya.

"Eh latah eh latah"

"Hahaha, loe gitu doang kaget.", ucap seorang cowok sepantarannya.

"Ih, loe rese deh", ucap Ify kesal, "Ngapain loe kesini?"

"Emang kenapa kalo gue di sini? Gue kan sahabat loe."

"Oh, loe masih nganggep gue temen?"

"Ya iyalah, kita kan udah sahabatan dari dulu."

"Kalo loe sahabat gue, ngapa loe ninggalin gue tadi? Capek tau! Gue jadi jalan kaki kan!"

"Oh jadi karna itu. Hehehe. Maaf ya. Tadi gue nganterin Shilla soalnya jemputannya gak dateng. Sekalian PDKT gitu. Hehehe"

"Oh gitu ya", kesal Ify.

"Yah, maafin gue dong. Ya ya ya?"

"Iya iya.", pasrah Ify

"Nah, gitu dong. Daripada garing kayak gini, mending kita nyanyi aja."

"Iya terserah loe aja lah"

Sahabat Ify, cowok tadi itu bernama Mario Stevano Aditya Haling ysng akrab disapa Rio. Mereka sudah akrab sejak 5 tahun yang lalu. Mereka sering saling curhat kalo ada masalah.

Rio dan Ify pun pergi ke tempat favorit mereka, danau.

"Naik perahu yok, Fy!"

"Gak ah, gue takut, Yo."

"Udah, yok, gak akan terjadi apa-apa kok.", ucap Rio seraya menarik tangan Ify ke arah perahu.

Setelah mereka duduk..
"Gimana? Gak takut lagi kan?"

"Gak", jawab Ify singkat, menunjukkan senyum manisnya.

**********
Keesokan harinya..
Ify dan teman-temannya, yakni Sivia, Oik, Alvin, dan Cakka sedang bercengkrama di kantin. Namun, saat teman-temannya sibuk bergurau, Ify malah melamun.

"Eh kalian tau gak? Malem ini gue bakal dinner bareng Iel! Seneng banget rasanya!", umbar Sivia.

"Yaelah, gitu aja seneng.", jawab Alvin jutek.

Alvin memang memendam perasaan spesial ke Sivia. Namun, ia belum berani mengungkapkan perasaan itu karena takut Sivia tidak menerimanya, lagipula setaunya, Sivia itu mempunyai perasaan spesial ke Iel.

"Please deh, Vi. Gak udah lebay deh. Gue aja yang sering bahkan mau jalan lagi nanti biasa aja. Iya gak?", ucap Oik kemudian menyenggol bahu Cakka.

"Eh iya Oik sayang.", jawab Cakka manja.

"Eh, kalian ngerocos aja dari tadi. Tuh, Ify dari tadi diem aja. Lagi ada masalah kali ya?", ucap Alvin sambil menunjuk Ify dengan dagunya.

"Iya juga. Dia gak pernah gitu sebelumnya.", sahut Sivia.

"Ify! Fy! Fy!", panggil Oik tepat di telinga Ify.

"Apaan sih loe?! Gue gak budek kali!", Ify sewot lantaran Oik meneriakinya tepat di telinganya.

"Abis loe sih dari tadi dipanggil gak nyaut.", jawab Oik, memanyunkan bibirnya.

"Iya, Fy. Loe dari tadi diem aja. Lagi ada masalah ya?", tebak dan tanya Sivia

StorietteDär berättelser lever. Upptäck nu