9 : Jombloku Itu Pilihan

1K 132 73
                                    


●   9   

Jombloku Itu Pilihan 

 

"Cantikan Kak Clara dong."

"Kalo aku sih mending Kak Vicky, lebih manis."

"Tapi ya, kalau Kak Vicky di kuncir satu, uhhhhh cuantiikk banget. Harusnya sering-sering tuh dikuncir."

"Iri banget.. aku kalo dikuncir, keliatan bulet banget nih muka."

"Nasib gimana."

"Ye... bukannya hibur juga."

Seperti biasa Kamila, Michelle, Cia, dan aku ditambah Louis dan Johan sedang duduk di kantin saat istirahat. Kita lagi membahas kakak kelas yang terkenal karena kecantikan mereka.

"Kalau menurut kalian cowok-cowok gimana?" Kamila menoleh ke kedua cowok yang sibuk makan.

"Biasa aja." Louis. Aku tertawa, jawaban terduga.

"Ye.. jangan-jangan bukan cowok tulen ya," goda Cia.

"Enak aja kalo ngomong, gini dibilang bukan cowok tulen gimana yang di sebelah nih?"

"Loh loh kok jadi aku?" Johan menatap Louis tajam. Kita berempat hanya bisa tertawa.

"Johan mah kalo ditanya pasti no comment, ntar di grebek sama gebetan." Michelle nongol.

"EH.. iya deng.. yang udah punya gebetan.. kalah tuh Louis, yang katanya cowok tulen."

"Ye! Bukannya kalah, tapi nggak minat," jawabnya tidak terima.

"Keapa nggak minat?" tanya Kamila mewakili tatapan penasaran kita semua.

"Ya nggak apa-apa? Emang harus ada alasan?" ucapnya cuek.

"Ngaku aja nggak laku!" Aku menyenggolnya yang duduk di sebelah kiriku.

"Enak aja! Jombloku itu pilihan." Louis bersuara tegas.

"Ye!!!" Semua berbarengan.

---

"Louss mampir McD dulu dongs, mau McFlurry oreo.." Aku sedang duduk di kursi mobil Louis menuju rumahnya untuk tutor kimia lagi.

"Males."

"Traktir deh."

"Nggak doyan oreo."

"Yaudah es krim yang lain juga nggak apa-apa."

"Nggak doyan es krim."

"Sumpah?! Siapa di dunia ini yang nggak suka es krim?" Aku menatapnya tidak percaya.

"Aku."

"Burger deh burger."

"Nggak doyan juga."

"Trus doyannya apa?"

"Nasi putih. Maaf ya, saya orang Indonesia."

"Ye.. siapa bilang situ bule? Tampang pas-pasan gitu."

"Komentar anda tidak saya terima. Saya merasa puas dengan diri saya," ucapnya begitu formal.

"Ih.. nyebelin."

"Biarin."

Suara lagu dari radio mengisi keheningan yang ada. Aku menatap ke luar jendela, melihat awan-awan putih di langit biru muda. Ada yang bentuk kuda, batinku.

LOUISI ☑Where stories live. Discover now