Bab I. Six Chosen Children

6.8K 490 78
                                    

Bandung, 14.30 WIB.

Bel tanda pulang berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Seorang gadis berambut coklat sepunggung agak ikal dengan paras wajah percampuran antara Indonesia-Korea itu juga ikut keluar. Terlihat dari raut wajahnya ia tampak lelah, memikirkan seluruh pelajaran tadi yang tidak henti-hentinya.

"Leona! Tunggu aku!" panggil seseorang yang membuat gadis itu menoleh. Ia tersenyum kepada orang yang memanggilnya, Linda.

"Kenapa, Lin? Tumben manggil aku," kata gadis yang bernama Leona.

"Enggak apa-apa kan? Pulang bareng, yuk! Aku enggak ada uang buat angkot," kata Linda yang berdiri di samping Leona. Keduanya berdiri tepat di gerbang sekolah.

Leona tersenyum. "Ya udah. Boleh, tapi ada ibumu kan, di rumahmu?"

"Ada. Boleh, kan, ya? Please, ibuku enggak bisa ngendarai motor. Ayahku pulang malam, kakakku ..."

"Ke kampus, dan uangmu habis buat beli buku komik lagi, kan? Aku sudah tahu," kata Leona, memotong perkataan Linda. Yang diomongi hanya menyengir.

Leona tersenyum kecil mendengar perkataannya tadi. Linda memang seperti anak kecil. Walaupun begitu, keduanya sudah berteman semenjak kelas 1 SD. Bahkan, keduanya selalu sekelas hingga kini, kelas 6 SD. Mereka akan lulus sebentar lagi. Tepatnya setelah ujian nasional yang akan diadakan seminggu lagi.

"Eh, itu ada ibumu," kata Linda, mengejutkan Leona yang tadinya melamun.

"Oh, ya. Ayo ke ibu--" omongan Leona terhenti. Begitu juga dengan langkahnya. Hal itu membuat Linda hanya menatap dirinya dengan heran.

"Hei, kenapa?" tanya Linda.

Leona menatap lurus ke arah seorang pemuda yang berusaha merebut tas milik seorang wanita. Wanita itu meronta, namun pemuda itu berhasil merebut tasnya dan kabur, menuju ke arah Leona dan Linda.

"Pencuri! Tolong!" teriak wanita tadi.

Leona langsung memberikan tasnya yang tadi ia gendong kepada Linda. "Jaga tasku baik-baik."

Linda hanya mengangguk. Leona pun melangkah lebih dekat. "Hei, kamu! Berhenti!"

Teriakan itu membuat Linda terkejut. Kini, pencuri tadi hendak mengeluarkan sesuatu di sakunya untuk di arahkan ke dirinya dan Leona.

"Leona! Dia ..."

Saat jarak pencuri tadi sudah sangat dekat, Leona langsung menendang perutnya dan menghantam ulu hatinya. Karena masih sanggup melawan, ia pun menendang ke atas dan mengenai rahangnya. Pencuri itu pun tergeletak pingsan.

Beberapa orang mulai mengerubungi Leona dan pencuri itu, termasuk wanita yang tasnya dicuri tadi dan ibunya sendiri yang hanya diam melongo tidak percaya.

"Leona ..." perkataan ibunya terhenti.

Linda juga ikut bengong. Melihat kedua orang yang ia kenal bengong, Leona pun menjelaskan. "Itu hanya melumpuhkannya. Dia tidak mati, hanya kubuat pingsan."

Ibunya masih tidak percaya. "Apa ..."

Tanpa Leona sadari, ada seseorang yang memperhatikannya. Seorang pria berbalut jas dengan wajah yang mengenakan masker di antara kerumunan orang.

***

Seoul, 16.30

Seorang lelaki bertubuh ideal dan berwajah tampan baru keluar dari sekolah. Bel tanda pulang sudah berbunyi semenjak satu jam yang lalu. Hanya saja, ia masih belajar untuk menghadapi ujian terakhirnya untuk lulus SD dan agar bisa masuk SMP favorit di seluruh Korea Selatan.

1 - Loctus : The Game Of Portal [END-PO]Where stories live. Discover now