Bab III. First Day

3.8K 328 13
                                    

Satu bulan kemudian

Hasil Ujian sudah keluar. Hal itu membuat Leona sangat tegang. Meskipun ia mengerjakan ujian dengan baik, tetap saja ia ragu karena bisa saja terjadi kesalahan oleh pihak yang mengoreksi. Hari ini, ayahnya akan pergi untuk mengambil hasil ujian. Ia diajak oleh ayahnya, namun ia menolak. Ia takut hasilnya tidak memuaskan dirinya.

Untuk menghilangkan kecemasannya, ia mengambil komik Detektif Conan miliknya. Ia membaca komik keluaran terbarunya. Ia memang penggemar Conan sehingga ibunya menjulukinya Conanian.

"Leona, kau tidak bersiap?" tanya ibunya yang sedang menonton berita.

"Bersiap apa?" Leona balas bertanya. Ibunya menggeleng kepala tidak percaya.

"Sebentar lagi kamu mulai sekolah di Loctus. Kau tidak bersiap?"

Leona yang tadinya berbaring di sofa langsung duduk sambil menutup komiknya. "Apa Mr. Pevill sudah memberi seragam Hadlewood? Lagian, aku enggak tahu masuknya tanggal berapa, jam berapa, dan apa yang harus kubawa."

"Ya, enggak ada salahnya mengira-ngira, kan? Apa harus menunggu Mr. Pevill untuk bersiap?"

Leona menghela napas kecil. "Tentu saja. Aku nanti bersekolah selama ... berapa bulan?"

"Kamu boleh pulang ketika liburan musim panas Loctus atau liburan kenaikan kelas. Tapi selama musim panas, kau tidak sepenuhnya libur. Hanya beberapa hari."

Leona melotot. "Hanya beberapa hari?!"

Ibunya mengangguk. "Memang begitu. Kenapa kaget? Kau bilang kau enggak sabar bersekolah di sana."

"Baiklah, seperti kataku tadi, bawaanku untuk nanti lumayan banyak jadi, aku menunggu Mr. Pevill agar beliau dapat memberitahukan keperluan apa saja yang perlu kubawa."

Ya ampun! Kukira, masalahku berakhir. Ternyata belum ya? Aishh, menyebalkan, batin Leona.

Ketika Leona hendak membaca komiknya, matanya teralih kepada televisi yang menyiarkan berita pemadaman listrik di London.

"London padam?!" kata Leona tidak percaya.

"Aneh sekali, ya! London yang keren bisa padam listrik," komentar ibunya.

Leona menghembuskan napas pelan. Ia pun membuka komiknya lagi. Namun, beberapa saat kemudian, ia mendengar suara mobil ayahnya yang hendak parkir. Mendengarnya saja, ia gugup setengah mati soal hasil ujiannya. Apalagi jika ayahnya sudah masuk dan memberitahukan nilai-nilai ujiannya.

"Leona, ini hasilnya!" panggil ayahnya langsung. Mau tak mau, ia pun menghampiri ayahnya dengan posisi menggigit bibir.

"Iya?" tanya Leona, berharap ayahnya tidak kecewa ketika ia berdiri di depannya.

Ayahnya pun memberikan selembar kertas yang ia yakin adalah nilai ujiannya. "Nilaimu. Kau sudah belajar keras. Setidaknya, lihat dulu berapa nilaimu."

Leona pun membaca kertas itu dan tidak percaya. Meskipun tidak sempurna, tetapi nilainya sudah sangat baik.

"Matematika ... bahkan nilainya ..."

"Bagus bukan? Kau harus bangga pada dirimu sendiri. Selamat, ya!"

Leona tidak bisa berhenti tersenyum. Tiba-tiba, ibunya datang karena heran keduanya sedang berada di luar. Ketika ibunya membaca nilainya, ia tidak bisa berhenti tersenyum pula.

"Well, kau sudah berusaha keras. Malam ini, kita makan sesuatu yang lezat. Gimana?" tanya ibunya.

"Siap, bos!" jawab Leona. Ketiganya tertawa.

1 - Loctus : The Game Of Portal [END-PO]Where stories live. Discover now