Bab XIX. Savior (2)

1.5K 180 33
                                    

Pandangan Leona semakin lama semakin mengabur juga. Tubuhnya juga lama-lama ikut membeku karena udara dingin yang terus menerus menusuk hingga tulangnya. Ia menggigil dan terus merapatkan jaketnya, berharap ada suatu saat di mana udara dingin berubah menjadi hangat.

"Di-ding... dingin...!" Bibir Leona bergetar karena menggigil.

Suara dentingan antar pedang mulai terdengar diikuti suara serigala yang saling menyalak. Tidak salah lagi, di depan matanya, sudah terlihat teman-temannya yang tengah melawan bangsa Kegelapan. Leona segera memicingkan matanya. Ia melihat Kai yang melawan beberapa orang. Jarak mereka juga tidak jauh karena ia tahu ia tidak bisa bertahan lebih lama. Kakinya lama-lama serasa membeku.

Bruk!

Leona terduduk di atas salju dan meringkuk. Ia benar-benar kedinginan dan kemungkinan hipotermia akan nenyerangnya.

"To-tolong... brrr...," ucapnya susah payah. "Ka-Kai..."

Kai merasa mendengar suara Leona. Ia sempat berbalik dan terbelalak melihat Leona yang meringkuk di atas salju. Leona!

Ia cepat-cepat membunuh dua pria yang melawannya dan berlari menuju Leona. Untungnya, bangsa Kegelapan itu memutuskan untuk mundur jadi untuk sementara, mereka aman.

"LEONA!" seru Kai. Ia duduk di sebelah Leona. "Ada apa?!"

Leona menggigil karena tidak kuat. "A-aakkh... di-dingin..."

Kai menempelkan tangannya di kening Leona. "Panas sekali!" gumamnya. Ia menatap mata Leona. "Kamu demam tinggi! Aku antar kau ke sekolah!"

"Kai!" panggil Amanda yang berlari menghampirinya. "Ada apa?!"

Kai mengangkat tubuh Leona. "Dia demam tinggi! Kalau lama-lama, dia bisa hipotermia! Aku akan bawa dia ke rumah sakit sekolah!"

"Lalu, kami?!" tanya Arie.

"Kalian berjaga dulu di sini. Walaupun mereka pergi, mereka bisa kembali sewaktu-waktu! Hanya untuk berjaga-jaga!" perintah Kai.

Amanda, Arie, Tony, dan Vinnie mengangguk setuju. "Baiklah, akan kami jaga tempat ini!" ujar Vinnie.

"Kami akan membantu kalian menjaganya! Menjaga Loctus dari bangsa Kegelapan adalah tugas Achler!" kata Tynn.

Kai mengangguk setuju. "Aku serahkan juga padamu!"

"Oke!" Tynn mengangguk.

Ketika mereka baru saja akan bubar, Tasya memanggil mereka dari kejauhan dan melambaikan tangan.

"Hei, kalian semua yang ada di sana! Berhenti dulu!" teriaknya.

"Tasya?" tanya Tony tidak percaya. "Ada apa dia?"

Amanda mengendikkan bahu. "Entahlah."

"Kau kenal dia?" tanya Vinnie sambil mengerutkan kening pada Amanda.

Amanda mengangguk. "Yeah. Dia ikut kelas bahasa Indonesia. Dia dari Indonesia. Tapi aku tidak tahu apa yang dia mau!"

Tentu saja soal Tasya, Leona sudah menjelaskannya pada kelima temannya dan dengan senang hati, kelimanya menerima penjelasan itu. Bukan hal baru jika Tasya tahu soal mereka.

Tasya berlari menghampiri mereka. Setibanya di sana, ia mengatur napasnya dulu. "Jangan pergi dulu!"

"Ada apa?!" balas Kai dingin.

Tasya menatap Kai kesal. "Diam dulu! Aku dengar kalian menjaga berlian itu dari bangsa Kegelapan. Aku mendengarnya dari Leona."

"Lalu? Bagaimana kau tahu?" tanya Arie.

1 - Loctus : The Game Of Portal [END-PO]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें