Bab VIII. The Dragon

2.2K 224 24
                                    

Di hari Minggu yang seharusnya santai, mereka justru dipanggil ke ruang aula. Ada pengumuman mendadak.

"Maaf aku meminta kalian berkumpul di hari Minggu yang cerah ini. Ada sesuatu yang harus disampaikan." Profesor Al membuka pidatonya. "Ketahuilah untuk murid kelas satu, bahwa kalian akan mengalami perubahan jadwal. Untuk kelas dua, studi kunjungan kalian akan dimajukan saat musim dingin, bukan musim semi."

Beberapa murid kelas dua tampak senang, namun aula kembali hening saat Profesor Jenny berdeham.

"Terima kasih," ucap Profesor Al sambil menatap Profesor Jenny. "Dan berita bahagia terakhir untuk kalian semua, sebentar lagi, Turnamen Achler yang ke-297 akan dimulai!"

Hampir seluruh murid ricuh kecuali keenam anak berdarah blasteran itu. Mereka saling melemparkan pandangan bingung.

"Turnamen Achler itu apa?" tanya Amanda.

Arie mengendikkan bahu. "Tidak tahu! Memangnya Profesor Al tidak memberitahu kita lagi?"

"Kenapa kau menanyakan itu padaku, Bodoh?!" balas Amanda sarkas.

Vinnie dan Leona langsung menengadahi mereka. "Sudah, sudah. Jangan bertengkar," ucap Leona. "Kelihatannya, kita memang tidak diberitahu semua tentang Loctus dan Achler secara jelas oleh Profesor Al."

"Apa maksudnya? Harusnya kita diberitahu," tukas Tony.

Leona menghela napas dan mengalihkan pandangan ke arah Profesor Al di atas podium. "Tidak tahu. Mungkin, ada sesuatu yang ingin ia beritahukan pada kita, secara tidak langsung."

"Mungkin?" Vinnie mengangkat sebelah alis.

"Ya, mungkin..." Leona menarik napas dan membuangnya pelan. "Ada sesuatu yang ia sembunyikan."

"Apa lagi yang ia sembunyikan?" tanya Arie.

Leona diam, berpikir sejenak. Matanya menangkap sosok Mr. Hamler di sudut ruangan yang diam menyandar di dinding. Beliau tampak memikirkan sesuatu yang berat.

"Kita ke perpustakaan, bagaimana?" usul Amanda. Samar-samar, Leona masih mendengarnya walau matanya fokus pada Mr. Hamler.

"Baiklah, ayo kita ke sana saja. Leona?"

"Ng?" Leona memutar kepala begitu mendengar Vinnie memanggilnya.

Vinnie mengangkat satu alisnya. "Mmm, perpustakaan... sekarang?"

Leona mengerutkan kening, butuh beberapa detik sampai ia paham. "Oh, oh, i-iya. Sekarang."

Kelima temannya diam sebentar sebelum beranjak keluar aula. Leona mengikuti mereka agak lambat. Kai menyadari itu dan mendekat.

"Kenapa?"

"Hmm?"

"Kenapa?" Kai mengulang pertanyaannya.

Leona mengernyit. "Maksudmu kenapa?"

Kai menghela napas. "Kenapa kamu diam? Kenapa kamu lesu? Kenapa kam--"

"Stop! Seberapa banyak pertanyaanmu?" tanya Leona, menyela Kai.

"Tidak banyak, jika kau mau menjawabnya," jawab Kai datar.

Leona mendesah, menggigit bibirnya dan menatap Kai kesal. "Baik, baik. Pertama, aku melihat Mr. Hamler tampak memikirkan sesuatu yang besar. Kedua, aku memikirkan kenapa hanya kita berenam yang tidak tahu segalanya sementara yang lain diberitahu? Apa maksudnya?"

Kai mengangguk paham. "Begitu."

"Aku menjawab panjang lebar dan itu reaksimu?! Begitu?!" Leona tampak kesal.

1 - Loctus : The Game Of Portal [END-PO]Kde žijí příběhy. Začni objevovat