Bab IX. Their Target

2.1K 214 31
                                    

Napas Kai berderu tak teratur. Kakinya mendadak panas seiring ia menyandarkan bahunya di pohon. Keringat yang bercucuran tak dihiraukannya. Pikirannya tertuju pada Leona.

Flashback : on

Leona tidak ditemukan di manapun. Kai mulai cemas. Ia menyusuri koridor lantai lima dan masih belum menemukan sosok gadis teman masa kecilnya itu. Ketika ia mulai frustasi dan melihat pemandangan hutan belakang sekolah, sosok Mr. Hamler yang berasal dari hutan mulai tampak bersama... seekor centaur.

"Kenapa bisa..." Kai mengernyit. Ia pun mulai bergegas menuruni tangga dan menemui Mr. Hamler saat gurunya itu sedang masuk. "Mr. Hamler!"

Mr. Hamler tampak tersentak melihat kedatangan Kai. Ia berusaha tampak tenang walau masih gugup. "Ada apa, Schrupter?"

Kai mendengus. "Anda datang dari hutan bersama centaur."

Pertahanan Mr. Hamler tampak bobol. Kai tersenyum kecil mendapati Mr. Hamler mulai gemetar. "Apa yang terjadi?"

Mr. Hamler menarik napas, melemparkan seringai. "Kamu mau apa?"

Tatapan Kai yang tajam dilemparkan pada Mr. Hamler. "Leona menghilang, Mr."

"Bukan urusanku, 'kan?" Mr. Hamler membalas tak acuh.

"Dia aman di rumahku, Tuan. Jangan khawatir."

Tiba-tiba, seekor centaur muncul dari hutan. Ia memakai zirah dan menunduk dalam. "Anda berhak tahu."

Tatapan Kai mengeras pada Mr. Hamler. "Apa yang terjadi, Mr?! Jawab aku!"

Mr. Hamler awalnya ingin memberi tatapan tajam pada centaur itu. Namun ia mengurung keinginannya begitu Kai menatapnya dingin nan tajam. Dengan berat, ia menghela napas.

"Kau harus berjanji untuk tidak mengatakannya pada siapapun, termasuk keempat temanmu," pinta Mr. Hamler, memberikan syarat khusus pada Kai.

Kai mendengus. "Itu tergantung. Apa yang terjadi?!"

Mr. Hamler tersenyum manyun sambil memutar bola mata kesal. "Dia mengikutiku ke hutan--aku tidak tahu bahwa ia mengikutiku--tapi dia tidak tahu jika aku ingin bertemu dengan bangsa Kegelapan."

"Kenapa Anda bertemu dengan mereka?" Suara Kai terdengar tidak sedingin tadi. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Anda salah satu dari mereka?"

"Bukan." Mr. Hamler menggeleng pelan, melirik kanan kiri sebelum berbisik, "Aku adalah mata-mata dari Achler yang ditugaskan mematai bangsa Kegelapan. Ironisnya, mereka menyuruhku mematai sekolah ini."

Wajah Kai mengeras, termasuk pandangannya yang ikut menajam dan dingin. "Anda tidak dapat dipercaya."

"Tunggu, itu memang kenyataan! Kalau tidak percaya, kenapa centaur di belakangku ini membiarkanku hidup? Jika aku bangsa Kegelapan, aku tidak akan dibiarkan hidup olehnya."

Pandangan Kai beralih pada centaur yang berdiri di belakang Mr. Hamler. Ada tanpa Achler di zirahnya. Ia tidak berbohong.

"Baiklah... kurasa ini bisa dipercaya," kata Kai pada akhirnya pelan. Namun, pandangannya masih mengeras. "Sekarang, apa yang terjadi?"

"Itu... dia mengikutiku ke hutan dan parahnya, dia ketahuan oleh bangsa Kegelapan. Mereka mengejarnya sementara aku disuruh diam di tempat. Kebetulan, aku bertemu Hocky--centaur ini--dan memintanya untuk menolong gadis itu." Mr. Hamler menjelaskan dengan pelan.

Mata Kai membulat drastis. Sorot kepanikan terpancar seketika, terlebih saat lelaki itu mendekat Mr. Hamler dan mengguncang gurunya. "Apa?!"

1 - Loctus : The Game Of Portal [END-PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang