Bab VI. New Teacher

2.7K 238 27
                                    

Skenario yang sangat unik jika murid-muird baru bertemu dengan bangsa Kegelapan di tengah hutan dan mereka mampu menahan bangsa Kegelapan sampai pasukan Achler datang. Leona, Kai, Tony, dan Vinnie langsung dipanggil Profesor Jenny ke ruangannya sementara Amanda dan Arie tetap di kelas.

"Apa yang kalian lakukan itu... walaupun aku hanya sendiri, jangan sampai kalian melakukannya. Kalian masih baru di sini dan beruntung bisa selamat," kata Profesor Jenny di tempat duduknya.

Keempat murid di hadapannya menundukkan kepala dalam. "Kami minta maaf, Profesor," kata Leona lirih.

Profesor Jenny menghela napas dan memegangi keningnya pusing. "Kalian sadar yang kalian lakukan itu sangat berbahaya, 'kan?"

Keempatnya mengangguk. "Tentu saja." 

Lagi-lagi Profesor Jenny menghela napas. "Beladiri apa yang kalian pelajari, Leona, Kai?"

Baik Leona maupun Kai melirik satu sama selain. Leona berdeham, "Taekwondo dan karate."

"Aku juga." Kai menambahkan.

Bersamaan saat itu, mata mereka bertemu kembali, membuat mereka menahan malu dengan memalingkan muka. Profesor Jenny membuka mulutnya tidak percaya sebelum mendesah.

"Jadi, kalian berdua taekwondo dan karate?" tanya Profesor Jenny lagi.

"Ya, Profesor." Leona menjawab dengan pasti. "Aku yakin sekali."

"Dan kalian berdua apa berbakat dengan pedang?" Profesor Jenny melemparkan pertanyaan pada Tony dan Vinnie.

Keduanya mengangguk. "Ya, Profesor."

"Apa yang kalian pelajari sebelum masuk Hadlewood? Vinnie Yokohama?"

Vinnie menarik napas. "Kendo. Ayah mengajariku kendo."

"Dan kau, Antony Declan?" Pandangan Profesor Jenny beralih pada Tony sambil membenahi kacamatanya yang merosot. "Kendo?"

"Ya, dan anggar sebagai tambahan." Tony membenarkan.

Helaan napas terdengar dari Profesor Jenny. "Oke, kalian bisa kembali ke kelas. Dan jangan lupa untuk merahasiakan insiden ini." Beliau menyibukkan diri dengan beberapa buku yang dikeluarkan dari laci.

Leona sempat melirik gurunya sejenak sebelum keluar dari ruangannya. Saat di luar, Vinnie mulai berceloteh akibat penasaran berlebihannya.

"Kenapa dia bertanya soal apa yang kita pelajari sebelum sekolah?" tanya gadis itu dengan kening berkerut.

Tony menanggapinya dengan mengendikkan bahu. Vinnie mendengus, melemparkan tatapannya pada Leona dan Kai yang dibalas dengan Leona angkatan kedua bahunya sementara Kai dengan tatapan datar. Lagi-lagi, Vinnie mendengus.

"Oke, paham. Aku tahu ini menyebalkan, aku hanya ingin tahu," kata Vinnie.

"Aku juga sama penasarannya sepertimu," sahut Tony, membuat Vinnie sontak menoleh. Tony menatapnya dengan anggukan kepala pelan dan melanjutkan, "Tapi percuma karena kita sama-sama tidak tahu jawabannya."

Vinnie menghela napas berat. "Aku tahu. Leona, Kai, kalian sama sekali tidak penasaran?"

Kai melirik Leona yang mendesah. "Sebenarnya aku juga penasaran."

"Kalau kamu, Kai?" Vinnie memiringkan kepala.

Kai mendengus. "Sedikit. Tergantung berguna atau tidak."

"Bagus." Vinnie menunduk. "Lebih baik lupakan saja semua ini. Jangan beritahu Amanda maupun Arie."

"Kenapa?" tanya Leona.

1 - Loctus : The Game Of Portal [END-PO]Where stories live. Discover now