•••••

Perpisahan. Semua orang pasti membencinya. Tidak satupun dari mereka menginginkan itu. Disaat hubungan antara persahabatannya semakin erat dan masalah Caca dengan Haura pun mulai mereda, mereka malah harus dipisahkan.

Dibalik itu semua, Kanya masih memendam rasa kecewanya dengan Benji. Lelaki itu aneh tak seperti biasanya, ada hal yang membuatnya berubah. Dan Kanya tidak mengetahuinya, itu masalahnya.

Akhir akhir ini mereka memang sering jalan berdua dan full time bareng, tetapi Kanya merasa ada yang mengganjal dalam sikap Benji kali ini.

"Kanya, kok bengong?" Tanya Benji

Kanya tidak menggubris nya, ia masih memainkan sendok itu

"Kanyaa ish" Benji menarik wadah float itu, membuat Kanya menatap nya

"Kok bengong? Itu ice cream float nya gak dimakan Nya? Malah di aduk aduk gitu. Nanti gak enak" tukas Benji

"Ah iya hehe" jawabnya. Kanya mengambil wadah float itu dri tangan Benji dan memakannya dengan tatapan mata yang kosong

"Lo kenapa sih?" Tanya lelaki didepannya itu

"Gapapa" selanya

"Lagi ada masalah apa? Lo kenapa sih?" Ulang benji

Kanya hanya mengangkat bahunya, membuat Benji menghembuskan nafas berat.

Sebuah notif masuk ke ponsel Benji, membuat mata Kanya melirik Benji yang sibuk memainkan handphonenya.

"Balik yuk Nya! Gue di wa sama mamih disuruh pulang" ajak Benji

"Gue masih mau disini" jawab Kanya

"Yaudah gue balik duluan ya?" Lanjut Benji

"Ben?" Panggil Kanya dengan suara pelan

Benji hanya mengangkat alis nya, ia masih sibuk dengan layar ponselnya

"Gue buru buru Nya" Benji masih mengetikan sesuatu di handphone nya itu

Kanya menatap lelaki itu. Sudah berapa kali saat mereka full time slalu saja ada notif pesan yang membuat Benji pulang dengan alasan yang itu itu aja.

"U changed" pekik Kanya. Ia memegang liontin pemberian Benji dengan erat yang terkait di lehernya. Kanya menunduk, rambutnya menutupi wajah kecewanya itu

Deg!

Benji memberhentikan aktivitas dengan ponselnya. Ia mendengar perkataan Kanya barusan, ia melirik Kanya yang menundukkan kepala sambil memegang liontin pemberiannya

Apakah caranya menjauhi Kanya ini sangat membuat gadisnya menderita? Sangat sulit menjauhinya. Ada rasa tidak tega untuk meninggalkan perempuan itu. Ia menyayangi Kanya tetapi takdir berkata lain. Ia harus mulai membiasakan menjauhi Kanya dan membuat Kanya melupakanya.

Notif pesan yang masuk menyadarkan Benji. Ia langsung meninggalkan Kanya saat itu juga meskipun hatinya berkata 'jangan'.

Kanya mengangkat kepalanya, menatap bangku di depannya. Kosong. Di satu meja bundar dengan dua bangku hanya ada satu orang dengan dua ice cream float. Miliknya dan milik Benji

Kanya tidak menyadari dia masih berada di cafe yang sekarang sudah mulai sepi

Cafe favorit mereka berdua. Dari awal mereka berpacaran, mereka sering singgah di tempat ini. Menghabiskan waktu hanya dengan memakan ice cream, saat itu juga mereka berlomba menghabiskan 3 ice cream dalam waktu tercepat, yang kalah yang akan membayar semuanya. Memakan satu ice cream untuk berdua. Mengobrol apa saja yang tiba tiba terlintas di pikiran mereka masing masing.

Bahkan Saat mereka kejebak hujan, mereka juga meneduh di cafe ini dan memesan coklat panas. Kanya juga pernah tertawa kencang saat ia berhasil menjahili Benji, membuat muka Benji penuh dengan ice cream sampai mereka ditegur oleh pelayan cafe

Kanya tersenyum saat menatap setiap sudut dari cafe ini. Semua kenangan manis melekat di setiap tembok.

"Mbak?" Salah satu pelayan cafe menepuk pundak Kanya dan berhasil membuyarkan pikirannya

"Ah iya ada apa?" Ujar Kanya gugup

"Cafenya mau tutup mbak" jelas si pelayan itu dengan sopan

"Oh iyaiya" Kanya mulai merapihkan tasnya dan berdiri

"Ini udah dibayar belum mbak?" Tanya Kanya

"Sudah tadi sama pacarnya mbak, hehe" kekeh si pelayan itu

Kanya hanya tersenyum kecut

Sesampainya di rumah, ia langsung melepas liontinnya, entah karena kecewa atau apa dia melakukannya. Ditaruhnya kembali ke kotak pink yang Benji berikan.

"Aku benci mengatakannya, tapi aku rindu suasana seperti dulu. Saat kamu masih memprioritaskan kebahagiaanku dibanding mengikuti maumu" Kanya memasukan liontin dan novel pemberian Benji di kotak itu

"Aku mencintaimu dengan sungguh. Dan kau mencintaiku saat kau butuh. Percayalah, ini lebih dari sekedar sakit" kanya menaruh kotak itu di lacinya

Ia merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sampai ke ujung kepala, memeluk guling dan terisak didalam tangisnya

Sementara di rumah Benji, sedang ada tamu, ramai sekali. Keramaian itu tidak memberhentikan lamunannya tentang Kanya.

"Aku tau ini menyakitimu. Tapi tolong, jangan salahkan aku. Takdir mengubah jalan kita" -Benji

IDLEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora