Hate

1.1K 38 4
                                    

-Author's pov-

Sesekali Avell melihat gadis itu dari spion motornya, terpancar wajah Caca yang masih bingung bagaimana hari selanjutnya setelah Haura melihat ia dirangkul gebetan sahabatnya sendiri -Avell-.

Hal itu membuat Avell tidak terlalu fokus kepada jalanan yang lumayan padat karena terlalu sering melihat ke spion dan mengamati wajah murung Caca

Sejak kejadian di kantin tadi, Avell memutuskan untuk mengantar Caca pulang karena ia tau Caca sangat kaget dengan prilaku Haura yang menatapnya penuh kebencian

"Ca, Lo ko belum balik?" Avell memulai percakapan

"Tadi gak sengaja gue ngikutin Haura ke kantin. Abisnya gue penasaran ada masalah apa Lo sama dia" ucap Caca pelan

Avell menarik napas panjang "Dan Lo udah tau semuanya kan?"

Caca mengangguk lemah walaupun ia tau Avell tidak melihat anggukannya itu

"Btw sekarang udah mendung, kayaknya bentar lagi hujan deh ca" perkataan Avell langsung membuat Caca mendongakkan kepalanya melihat langit

Avell semakin melajukan motornya, namun itu percuma, rintik hujan tetap saja mengguyur mereka.

"Yahhhh kak, hujan nih. Gimana dong?" Tanya Caca, tangannya sibuk memegangi kepalanya yang mulai basah. Ia tidak memakai helm karena Avell tidak membawa dua helm

"Yaudah gue nyari tempat berteduh, Lo kebasahan banget emang?" Tanya Avell sedikit berteriak karena suara hujan yang deras dan gemuruhnya langit seolah bersaut-sautan

"Lanjut kak, terobos ujan aja! Mama pasti udah khawatir sama gue karena gue belum izin mau balik sesore ini" ujar Caca

"Tapi Mama Lo bakal lebih khawatir lagi kalo Lo balik kerumah dengan keadaan basah kuyup kaya gini! Tapi yang lebih khawatir itu gue! Gue takut Lo sakit ca! Kita neduh dulu nungguin hujan reda ya? Abis itu gue anter Lo balik sampe rumah dengan keadaan sehat, selamat sentosa, adil dan makmur" Jelas Avell sambil memarkirkan motornya disalah satu toko untuk berteduh

Caca turun dari motor dan langsung berlari ke teras toko itu, mengibaskan tangannya agar tidak terlalu basah lagi. Diikuti oleh Avell dan melakukan hal yang sama

Hujan masih mengguyur kota Jakarta, Avell dan Caca berdiri berdekatan. Avell sempat melihat gadis itu mengigit bibirnya sendiri karena menggigil "Lo kenapa? kedinginan?" Tanya Avell lembut

Caca tersenyum kaku lalu menggeleng "gapapa kak"

Avell mengedarkan pandangannya ke sembarang tempat sambil membuka jaket yang ia pakai

"Gue paling gak suka kalo ngeliat cewe secantik Lo menggigil kedinginan sampe bibirnya pucet tapi masih bilang 'gapapa' kaya lo gini" Avell memakaikan jaketnya dibahu Caca

Caca yang mendengar perkataan Avell barusan sontak membuat jantungnya berdetak cepat tidak karuan. Tanpa ia sadari, ia tersenyum kepada Avell, Avell menautkan kedua alisnya heran lalu terkekeh geli membuat Caca tersadar dan salah tingkah

"Ngapain Lo senyam senyum gak jelas ke gue? Udah mulai kesemsem yaa?" Goda Avell

"Engga, siapa yang senyam senyum ke elo? Ge-er lo" cibir Caca sambil memajukan bibirnya beberapa centi

Dengan gemasnya Avell mencomot bibir Caca yang lucu itu "uuuu gemashh, ini bibir apa pantat ayam sih?"

Caca yang tak terima bibirnya di comot comot langsung menangkis tangan Avell, setelah itu ia memegangi bibirnya "sakit tau!" Sinisnya

"Dicomot doang aja udah sakit. Gimana nanti kalo bibir Lo gue ci...."

"Ci...?"

"Ci... Ci.. Cilok maksud gue, itu ada tukang cilok. ga cilok mau Lo?" Ucap Avell tidak jelas

IDLEWhere stories live. Discover now