changed

582 29 10
                                    

Sudah seminggu ini mereka menghadapi ujian kenaikan kelas. Avell dan Caca semakin dekat walaupun terkadang Caca masih memikirkan Haura yang semakin hari menjauhinya. Bulan ini adalah terakhir kalinya Avell berada di SMA ini, nanti dia akan melanjutkan pendidikan nya ke universitas Indonesia yang lumayan jauh dari SMA nya.

Kanya, Haura, Ecy, Caca, dan yang lainnya semakin mendekatkan diri karena saat kelas XII nanti bisa saja mereka sudah beda kelas.

Benji juga menyayangkan jika perempuan di sebelahnya ini akan berbeda kelas dengannya nanti, ia pasti akan rindu sekali, tapi ini adalah cara agar bisa menjauhinya tanpa menyakitinya. Ia sudah menciptakan berbagai momen untuk dikenang mereka berdua, banyak sekali.

Hampir sebulan ini Benji menyempatkan untuk mengajak Kanya jalan jalan dan menghabiskan waktu berdua

Selesai dari UKK, ada daftar kelulusan yang tertempel di Mading. Mading terasa sumpek karena banyak sekali siswa yang ingin mengetahui lulus atau tidaknya ia.

"Rame banget" ucap Kanya

"Bang, kita tunggu sini aja. Lo kesana sendiri sana" ujar Benji

Avell mengacungkan jempolnya, ia membelah kerumunan itu. Jari telunjuknya seolah sedang mencari selipan namanya diantara banyaknya nama yang tertera.

Avell kembali menemui teman temannya dengan wajah murung dan tertunduk

"Kenapa kak?" Haura bertanya lebih awal, lebih peka karena wajah murung Avell tidak meyakinkan

"Gimana? Lo lulus kan?" Sahut Kanya

"Pasti lulus lah, kan Lo pinter. Ya gak?" Benji menyenggol lengan Avell.

Ia hanya diam. Masih menunduk. Membuat smua orang keheranan

"Lo lulus kan bang?" Tanya Benji, meyakinkan

"Kak?" Caca menenggerkan tangannya ke bahu Avell

Sepersekian detik kemudian Avell mengangkat kepalanya lalu tersenyum jail ke semua orang "GUE LULUSSS" ia tertawa lepas. Sebuah senyum kecil ditunjukkannya untuk Caca, Avell memeluk Caca dan berbisik "gue lulus"

Caca hanya tersenyum, saat ia ingin membalas pelukannya itu. Lensa matanya tidak sengaja menyorot Haura yang sedang menatap kejadian itu

"Gue balik duluan" sela Haura.

Dengan sigap Caca memegang tangan Haura dan tersenyum, membuat Haura mengurungkan niatnya untuk pergi

"hmm guys, kita beda kelas" gumam Ecy

Sontak semua orang langsung melihat kearah Ecy yang berada di Mading daftar kelas XII. Mereka menghampiri Ecy

"Jadi, Benji sama Caca sekelas. Di XII IPA-2" cuap Ecy

"Trus, Gue sama Kanya sekelas. Di XII IPA-1" tambahnya

"Tapi, Ra, Lo sendirian. Haura di kelas XII IPA-3" sambung Ecy

"Yahh, ko pisah pisah kelas gini sih?" Desah Caca

Ecy hanya menggeleng

"Udah gapapa, nanti kita sering seringin ngumpul ya!? Udahlah, cuma beda kelas doang kan? Lagipula kelas kita sampingan" sergah Kanya. Sahabat itu berpelukan sebentar.

Haura merasakan kehangatan saat berada disisi sahabat sahabatnya itu, jujur, ia terlalu buruk untuk dimaafkan. Membiarkan keegoisan menguasainya tanpa memikirkan temannya yang merasa bersalah. Mementingkan seorang lelaki dan menjauhi seorang sahabatnya.

Terlalu gengsi untuk mengucapkan kata maaf karena kesalahannya. Mungkin nanti saat waktunya sudah tepat ia akan meminta maaf kepada sahabatnya itu. Caca.

IDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang