Egois.

3.7K 157 21
                                    

Keesokan harinya...

Matahari terasa begitu terik, mungkin akan terasa menyengat sekali jika terkena kulit.

Kanya tidak ingin ambil resiko, ia lebih baik berada dirumah menonton televisi sambil memakan cemilan dibanding pergi keluar yang akan membuat kulit putihnya menjadi hitam.

Ya padahal ia bosan dirumah, ia belum boleh pergi kesekolah. Ayahnya mengizinkan Kanya sekolah esok hari, kini Ayahnya ambil cuti sehari untuk menemani Kanya.

Tinong... (Anggap aja suara bell)

"Dek, bukain pintu gih! Ada tamu noh!" Ujar Ayah pelan sambil menaruh remote

"Mager ah! Ayah aja sana!" Saut Kanya sibuk dengan iphone barunya

"Bocah disuruh malah balik nyuruh!" Desis Ayah

"Hehe, iya iyaa" Kanya beranjak pergi dari duduknya

Tinong...

"SEBENTAR!" Sahut Kanya agak lantang

Tinong... Tinong.. Tinong...

"Buset gak sabaran amat. Sebentar woi! Budeg ya? Siapa sih yang namu gak bilang bilang dulu?" Decak Kanya mencepatkan langkahnya lalu membuka pintu

Pintu terbuka sedikit. Dilihatnya sesosok Benji dengan cengirannya, dibelakangnya ada Caca, Haura, dan Ecy yang sedang menunduk.

"Hai Ka—" sapa Benji

"Aaaaaaaaaaaaa" Kanya teriak kaget

Sepontan Caca, Haura, dan Ecy juga ikut teriak karena bingung "Aaaaaaaaaaaaa" teriak mereka

Benji binggung, ia memandang wajah Kanya, haura, Ecy dan Caca bergantian dengan tatapan melongo

Teriakan itu terus berlangsung sampai Kanya menutup pintu

"Dek, ngapa teriak teriak sih?" Tanya Ayah

"Gak papa Yah. Hehe" saut Kanya

"Udah kaya dipasar aja teriak teriak. Oh iya di depan ada siapa Nak?" Tanya Ayah lagi

"Temen"

"Oh yaudah suruh masuk aja! Pintunya ngapain ditutup lagi?"

"Iya iya. Tadi Kanya kaget, reflek jadi langsung nutup pintu. Hehe"

Ayah tidak merespon, ia kembali ke ruang keluarga untuk melanjutkan acara menonton tvnya yang sempat tertunda

Sementara dibalik pintu---

"Kanyaa kanyaaa!!!! Kok pintunya ditutup sih!!????" Haura teriak teriak

Kanya membuka pintunya
"Mau ngapain?" Ujar Kanya sinis

"Mau main" jawab mereka kompak

"Oh" desis Kanya

"Yuk masuk kedalem" ucap Kanya agak dingin

"Hayu hayuu" ucap Caca, ia masuk diikuti Haura dan Ecy

"Kecuali lo!" Ujar Kanya sinis ke benji

"Gua juga kan mau ikut masuk. Gua mau ikut maen" sahut Benji mencoba menerobos tangan Kanya yang melintang diambang pintu

"Etss. Gak boleh! Sana pulang! Hus hus"

"Kanya. Masih marah ya? Gua minta maap"

"Gua gak ada urusan sama lo"

"Ya biarin aja. Yang penting gua udah usaha buat bilang maap"

"Mulut lo bisanya cuman ngomong maaf doang! Asu!"

"Kanya kejadian yang itu cuman salah paham. Gua sama Jesica gak ada apa apa sumpah"

"Bodo amat gua gak mau denger penjelasan lo yang hoax itu!"

"Sayang—" Benji memegang tangan Kanya

"Apa sih lo. Ish!" Kanya menepis tangan Benji

"Gua ada sesuatu buat lo. Tunggu sebentar ya" Benji mencari sesuatu didalam tasnya

Benji berlutut, ia memegang tangan kanya dengan erat, ditangan kanannya ia menyodorkan bunga mawar "maafin gue, gue gak maksud buat bikin lo sakit hati. Tapi jujur gue sama dia gak ada apa apa, gue berani sumpah. Maafin gue Kanya! Lo terima bunga ini kalau lo udah bisa maafin gue dan kalau lo belum bisa maafin gue its okey mungkin lo butuh waktu iyakan? Terima bunga ini pliss!" Benji berharap banyak pada bunga mawar yang ia pegang

Walau sempat gerogi Kanya akhirnya mengambil bunga dari benji.

"Hm. Thanks!" Ujar Kanya lalu tersenyum miring. Walau begitu Benji merasa sangat senang karena bunga nya diambil bertanda ia sudah dimaafkan

Kanya melepas genggaman benji secara kasar "gue gak butuh kata maaf lo. Gue gak butuh bunga murahan lo. Lo adalah orang paling play boy yang pernah gue kenal. Gak sudi gue nerima bunga ini!" Kanya melempar bunga itu kelantai sampai kelopaknya rontok

Benji tidak percaya dengan sikap Kanya yang mulai berubah

"Kanya lo tega banget!" Ucap Benji sambil berusaha berdiri

"LEBIH TEGA ELO ASU! MAU LO APA SIH? LO UDAH BIKIN HATI GUE HANCUR! DAN SEKARANG DENGAN ENAKNYA LO CUMA MINTA MAAF DOANG? HAH?" Tanpa Kanya sadari ia sudah mengeluarkan banyak air mata

"DAN LO EGOIS NYA! LO SALAH PAHAM! LO MAU DIMENGERTI TAPI GAK MAU NGERTIIN ORANG! LO ITU TERLALU EGOIS KANYA EG—" tutur Benji

Plakk

Tamparan itu melesat ke wajah benji. Kanya menamparnya. wajah Benji mulai merah.

"Udah puas lo teriak teriak di rumah orang? Pergi sekarang atau mau gue tampar lagi?" Kanya memang terlihat marah tapi sebenarnya jauh dilubuk hatinya mengatakan bahwa ia harus percaya pada Benji, sayangnya Kanya tidak mendengarkan kata hatinya itu

"Gue dateng sama mereka buat ngejelasin ini semua. Dan ternyata lo malah ngusir? Okey gue pergi. Tapi lo harus inget Nya, ada gue yang selalu ada dibelakang lo kalau lo lagi butuh gue, gue siap nemenin lo!" Benji pergi. Ia tidak ingin memperpanjang masalah, ia takut melukai hati kanya lagi jika omongan kasarnya tak bisa terkontrol.

"SANA LO! PERGI JAUH JAUH" ujar Kanya lalu menutup pintu

Saat Kanya berbalik

"Ngapain lo semua ada dibelakang gue? Nguping? Gak guna juga kan" ucap Kanya

"Tapi Nya, Benji gak se—" ucap Caca

"Lo mau gue usir juga? Diem lo! Gue lagi gak mood buat ngomongin dia" potong Kanya

"Udah cukup. Mending kita kekamar lo dulu deh!" Saran Haura

"Tenangin dulu diri lo! Kalo lo udah tenang kita akan ngejelasin ini semua" ujar Ecy

Kanya menggangguk pelan. Mereka pergi kekamar Kanya
















•••••••••••••

Vomment yoo

TnF Ig: jejesptt

Quotes;
"Suatu hubungan gak akan bertahan lama jika keegoisan dapat melumpuhkan kebersamaan" - jsc

Sekian dan terima sumbangan:v

IDLEМесто, где живут истории. Откройте их для себя