bagian dua puluh empat

532K 46.1K 4.2K
                                    

Bella membuka perlahan  kelopak matanya yang sedari tadi menutup. Ia mengerjapkan penglihatannya berkali-kali untuk beradaptasi dengan cahaya sekitar.
Mulutnya terbuka lebar saat menguap yang langsung ia tutup dengan telapak tangan kanannya.

Gadis yang nampak lesu wajahnya dengan rambut yang acak-acakan menoleh ke arah samping kanan. Gadis itu menghela napas lega karena tidak mendapati sosok Allfred di sampingnya. Itu artinya Allfred menuruti perkataannya untuk tidur di sofa ruang tamu saja. Setelah menyeruduk perut Allfred dengan kepalanya, seperti biasanya Bella marah-marah dengan suara lantang dan mengusir Allfred dari kamarnya. Ia meminta Allfred untuk tidur tidak bersama Bella, melainkan di sofa ruang tamu. Sempat adu mulut karena Allfred memohon pada Bella untuk tetap membiarkan Allfred tidur disamping Bella, namun bukan Bella namanya jika tidak bisa membuat Allfred menuruti perkataannya.

Masih Bella ingat bagaimana wajah Allfred yang tertekuk sebal berjalan keluar dari kamar  sembari memeluk bantal dan guling yang dilempar Bella. Terus menggerutu mengatai Bella, Allfred terus berjalan yang tidak dilirik sama sekali oleh Bella. Melihat wajah Allfred yang ada bisa darah tinggi sampai stroke nantinya.

Bella bukannya tega atau jahat terhadap Allfred. Hanya saja Bella menyayangi pendengaran dan tidak mempunyai stok kesabaran lebih untuk menghadapi mulut Allfred yang benar-benar cerewet, terus saja melontarkan pertanyaan tidak masuk akal.

Bagaimana tidak mengundang emosi Bella, jika Allfred terus saja mengoceh sebelum tidur. Jika ocehannya diabaikan, Allfred langsung mengguncang tubuh Bella, memaksa Bella untuk kembali terjaga dan mendengar celotehan gila dari mulut Allfred. Bella mau saja mendengar celotehan Allfred asal celotehan itu bermutu. Tapi, celotehan Allfred tidak ada yang bermutu. Ia terus saja berceloteh tentang kerajaannya antah berantah yang entah dimana.

Mengkhayal jika Allfred dan Bella duduk di singgasana kerajaan bintang. Di mana Allfred menjadi sang raja yang memiliki ratu cantik seperti Bella. Lalu mereka hidup bahagia dengan dilengkapi oleh anak yang berpipi gembul dan menggemaskan.

Tak hanya itu, Allfred juga dengan polosnya bertanya pada Bella tentang konflik apa yang akan cocok mereka hadapi, karena menurut Allfred setiap kehidupan rumah tangga pasti ada konfliknya. Allfred juga mengaku sudah membaca puluhan dongeng negri bintang dan memang selalu ada konflik.

Tapi, apa ada mahluk seperti Allfred? Memikirkan konflik apa yang cocok untuk kehidupan yang akan dijalani?
Hallo! Allfred pikir seorang penulis? Yang harus sibuk memikirkan konflik apa yang akan muncul dalam cerita yang ia angkat.

Herrrrr- Allfred membuat Bella semakin  yakin bahwa mahluk menyebalkan seperti Allfred memang tidak memiliki otak, kalaupun memliki pasti otaknya miring kayak menara condong atau otaknya masih kurang sehat ons. Bisa-bisanya pria dewasa seperti Allfred bertanya layaknya seorang balita polos.

Memikirkan Allfred, membuat Bella merasa pening. Banyak sekali kekurangan yang dimiliki oleh pria menyebalkan itu. Kalau ditulis bakal jadi satu buku dengan ketebalan lima ratus halaman lebih.

"Tidak baik masih pagi membicarakan keburukan orang lain." Suara itu membuat Bella menoleh cepat.

Suara yang sudah sangat Bella kenali. Serak dalam namun begitu sexy, Bella akui itu.

Begitu Bella menemukan pemilik suara itu, Bella tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Allfred tengah duduk di sofa,  menopang kepala dengan satu tangannya menatap menggoda ke arah Bella.
Pakaian hitam yang biasa Allfred kenakan sudah berganti dengan celana jins panjang, dan kemeja putih yang dibeli semalam.
Kemeja yang dikenakan oleh Allfred sengaja dua kancing bagian atasnya tidak dimasukan memperlihatkan dada Allfred yang bidang dan sepertinya nyaman untuk bersandar.

POSSESSIVE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang