Bagian Sembilan Belas

522K 40.2K 2K
                                    

Selepas kepergian Allfred, tubuh Bella merosot ke bawah sampai  menyentuh lantai. Kedua tangannya memeluk lututnya sendiri bersamaan dengan air matanya yang lolos begitu saja tanpa mampu ia bendung.

Ia menangis, menutup mulutnya agar suaranya tak bisa didengar oleh orang lain. Entah apa yang membuatnya menangis saat ini. Apa itu karena bentakan dari Allfred yang membuatnya ketakutan, suara penuh kekecewaan Allfred pada Bella atau alasan lain Bella sendiri tidak mengerti.

Bella rasa posisinya tidak adil saat ini. Keadaan selalu mendesaknya selalu salah Dimata Allfred. Dan Allfred tak memberinya kesempatan untuk berbicara.
Keadaan selalu memojokkan Bella, pertemuannya dengan Kevin selalu dianggap salah oleh Allfred.

Bukan bermaksud membangkang ucapan Allfred, hanya saja Bella merasa perlu berbicara pada Kevin. Menjelaskan apa yang terjadi padanya dan tidak membuat hubungannya dengan Kevin serasa diambang ketidakpastian.
Ia merasa telah menyakiti Kevin dengan ia terus diam tidak membicarakan semuanya pada Kevin.

Allfred terlalu egois. Seharusnya Allfred memberikan waktu pada Bella untuk berbicara pada Kevin. Jika memang hubungannya dengan Kevin harus diakhiri, Bella siap mengakhiri asalkan dengan alasan yang jelas. Allfred harus mampu menjelaskan padanya tentang pernikahan antara dirinya dan Allfred, seperti yang Allfred katakan.

Jujur, Bella tidak mengingat sedikitpun tentang Allfred apalagi tentang pernikahan yang mengikat dirinya dengan Allfred. Sudah beberapa kali Bella memaksa ingatannya untuk mengingat itu semua. Hasilnya nihil. Allfred sama sekali tidak ada dalam kepingan memori Bella.

Bella mencengkeram ujung dress yang ia kenakan saat tangisnya semakin pecah.
Saat ini ia merasa telah menyakiti dua pria sekaligus. Allfred dan juga Kevin. Keduanya sama-sama tersakiti. Dan Bella merasa dirinya begitu jahat.

Keadaan yang memaksa Bella, seolah membuat Bella terlihat jahat.
Masih terekam dengan jelas ucapan Allfred sebelum Allfred menghilang. Suara rendah, penuh kekecewaan dan kesedihan Allfred lontarkan pada Bella. Ucapan yang mampu mencabik ulu hati Bella.

Dilema, siapa yang harus Bella kejar. Allfred atau Kevin?

Jika Allfred adalah bagian dari masa lalu yang mungkin telah ia lupakan, apakah pantas Bella untuk memperjuangkan seseorang dari masa lalunya itu, sementara ada Kevin di masa kini yang sudah menemaninya dua tahun lamanya. Menjaga Bella dan selalu ada untuk Bella kapanpun dan bagaimanapun kondisinya.

Kevin lah yang selalu mendukung Bella, merengkuh tubuh Bella saat Bella dirundung kepedihan, Kevin jugalah yang selalu bertingkah konyol, menepis rasa malu Kevin demi terbitnya lengkungan senyum Bella.

Lalu Allfred?
Perkenalannya dengan Allfred saja tidak Bella ingat. Nama Allfred juga tidak masuk dalam deretan nama yang pernah mengisi hidup Bella. Sekedar nama saja Bella tidak tahu, apalagi kisah Allfred.
Kosong. Tak ada satupun ingatan tentang Allfred. Itu artinya, Allfred memang bukan pilihannya.

Mengingat bagaimana Allfred memperlakukannya membuat Bella berpikir ulang untuk meninggalkan Allfred. Entah keyakinan dari mana, Bella merasa Allfred begitu menyayanginya.

"Jangan nangis lagi," ujar seseorang di hadapan Bella. Suara rendah yang sangat Bella kenali.

Ya, suara Allfred Xeimoraga.
Dengan kemampuan yang Allfred miliki, Allfred sudah jongkok dihadapan Bella dengan kedua mata yang tertutup kain hitam yang melilit di kepala.

Bella yang tadinya menunduk, mendongakkan kepala menatap Allfred yang jongkok dihadapannya itu. Masih sama, wajah Allfred terlihat murung tanpa ekspresi bahagia sedikitpun.

"Maaf," hanya itu yang diucapkan oleh Allfred saat ibu jari Allfred bergerak lembut menyusuri wajah Bella. Menghapus jejak air mata yang menggenangi wajah cantik Bella.

POSSESSIVE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang