Chapter 21: The Truth

Start from the beginning
                                    

Jimin duduk di sofa dan mengambil gelas dari Taehyung. "Intinya aku dan seulgi mau pindah, dan Yerim sedih."

Benar dugaannya. Masalah ini ada pada Yerim. Mengingat Sooyoung tadi pagi mati-matian menyimpan kenyataan kalau mereka juga mau pindah.

"Yerim tidak punya siapa-siapa." Jimin melanjutkan pembicaraan. "13 tahun dia tinggal disini, temannya hanyalah Seulgi dan aku. Maksudku aku dan Seulgi tidak pernah pindah kemana-mana. Lalu sekarang kami pindah, mungkin dia sedih."

Taehyung meresap air minumnya, kemudian menoleh ke arah Jimin. "Kan di rumah ini masih ada yang lain dan sekarang dia punya Jungkook. Biar kan saja."

"Seulgi takut bahwa Yerim merasa dibuang. Karena alasan dia tinggal di sini itupun karena dia diabaikan ayahnya."

Taehyung menepuk pundak Jimin. "Berarti memang semua harus di bicarakan baik-baik."

"Aku juga kasihan sama Jungkook." Gumam Jimin tiba-tiba.

"Apa maksudmu?"

"Tidakkah kamu pikir semua ini kebetulan? Yerim dan Jungkook tiba-tiba berpacaran padahal mereka sebelumnya seperti kucing dan anjing?"

"Ey. Jangan meremehkan Jungkook, mungkin saja Yerim memang mau mene--" benar juga. Yerim yang notabenenya tidak suka Jungkook, kenapa mau menerima Jungkook dan clingy seperti anak panda? "Dia memanfaatkan Jungkook?"

Jimin mengangguk "melihat polosnya muscle bunny, pasti berat."

"Tapi kemarin....mereka berdua di hotel." Taehyung berjeda. "Selimut di so--" benar juga. Kalau mereka ngapa-ngapain selimut bukan di sofa tapi di kasur. "Oh my God. Adekku sayang."

"Aku merasa bersalah menempatkan Jungkook di tempat yang salah."

"Oh.. Jungkook." Dan Taehyung ingat raut muka Sooyoung kemarin. Pasti ini. Ini dia masalahnya. "Kamu harus selesaikan masalah ini secepatnya Jim. Kita harus protect muscle bunny. Magnae kita."

Jimin mengangguk. "Pasti. Sekarang mandilah dan istirahat."

Taehyung kembali menepuk pundak Jimin sebelum akhirnya naik ke atas.

***

"Gila Yerim." Jennie berseru sambil menghempaskan badan. Dia baru saja mencuri dengar pembicaraan dua manusia di ruang tengah, dan tidak habis pikir dengan jalan pikiran Yerim. "Jungkook juga, kenapa mau dijadikan pelarian? Aduh adekku. Pasti sakit hati sekali."

Sooyoung tidak menjawab. Dia malah terlihat menatap dinding kamar. Jennie khawatir kalau lama-lama dinding itu akan bolong karena kelamaan dilihat.

"Kita harus bicara pada Yerim."

"Dia sedang sakit hati." Akhirnya Sooyoung menjawab. "Biarkan saja."

"Apa kamu tidak kasihan sama Jungkook? Dia dipermainkan, lalu sekarang tidur bersama--"

"Tidak seperti yang kamu bayangkan" potong Sooyoung lagi lalu bangun. "Aku mau mandi dulu."

***

Seungwan hari ini bangun lebih pagi, dan menyiapkan sarapan dengan menu korea. Eunbi yang semalam pulang jam 12, menyergitkan dahi, sebelum duduk di meja makan. "Eonni, kenapa akhir-akhir ini sarapannya berat?"

"Kehidupan berat." Yoongi menimpali saat dia masuk ke ruang makan. "Pagi seungwan."

"Pagi oppa."

Alis Eunbi naik, karena heran. SEUNGWAN EONNI PANGGIL YOONGI OPPA, OPPA? Apa dunia mau kiamat.

Mencoba mengabaikan, Eunbi mengganti pembicaraan "A--apa ada yang melihat Yerim? Kenapa dia belum pulang? Aku hubungi tidak di jawab."

"Dia di kamar atas bersama Jungkook." Suara Jennie terdengar memasuki ruang makan, dan duduk di sebelah Eunbi.

Roommate ✅Where stories live. Discover now