Chapter 20: Wasn't Expecting That

Start from the beginning
                                    

Cukup lama Yerim di kamar mandi, dan dia memutuskan untuk sekalian mandi. Menyuci rambutnya, dan menyikat giginya. Menggunakan handuk hotel, semacam bathrobe untuk membalut badannya, karena bajunya bau alkohol. Apa yang terjadi padanya semalam, kenapa dia bisa ada di hotel? Dia ingat dia di bar, tapi dia tidak ingat kalau ada Jungkook, iya yang sedang tertidur di sofa adalah Jungkook. 

Ingin dia membangunkan dan bertanya, tapi dia menahannya. Dia lebih memilih untuk mengambil selimut di kasurnya, dan menyelimuti Jungkook. Tidak lama, sampai Jungkook tiba-tiba bangun dan melihat Yerim menyelimutinya

"Kamu tidak papa Yerim? Pusing? Mau ku belikan--" Jungkook baru sadar Yerim menggunakan bathrobe dan menoleh ke arah lain. 

"Kenapa aku bisa ada di sini oppa?" Oppa. Apa ini tanda dari Tuhan kalau Yerim memang mulai memanggilnya oppa?  "Apa yang terjadi padaku?"

"Kamu tidak ingat?" Tanya Jungkook dan Yerim mengangguk. 

Jungkook hanya tersenyum. "Kamu keringkan rambutmu, dan aku akan pergi membelikanmu baju, dan makanan. Tunggulah." Jungkook bangun dari tempatnya, menyingkirkan selimutnya, tetapi dia berhenti di tempatnya karena Yerim memegang tangan Jungkook. "Kenapa?" Tanya Jungkook, dan Yerim menatap mata Jungkook dalam-dalam.

"Aku tidak mau ditinggal."

Sial. Kim Yerim dalam balutan bathrobe, rambutnya basah, badannya bau sabun, dan kalimatnya aku tidak mau ditinggal. Jungkook yang masih laki-laki sejati, harus bisa menahan semua godaan ini. Berdua saja di ruangan hotel bersama Yerim, merupakan hal yang tidak baik. Berikanlah Jungkook kekuatan, ya Tuhan

"Aku, aku butuh kamar mandi." Lalu Jungkook pergi ke kamar mandi. 

Ia menarik napas, dan menghela napas secara perlahan. Jeon Jungkook, yang kuat nak, yang kuat. ucapnya pada dirinya sendiri. Ia merogoh handphonenya, dan meminta ijin pada Namjoon untuk membolos hari ini. Meminta Namjoon agar menyelesaikan tugas Jungkook, seperti waktu itu. 

*** 

"Ha! Mentang-mentang sekarang sudah berpacaran dengan Yerim." Namjoon berkata gusar sambil melihat handphonenya. Jennie hanya tertawa, saat membaca pesan Jungkook. "Bisa-bisanya dia bolos kerja."

"Anggap saja balas budi," Jawab Hoseok, "Kamu jumat kemarin kan juga begitu." diikuti tawa Eunbi. 

"Sudah mulai menghabiskan waktu di luar ya, anak muda." Ucap Taehyung, sementara Jimin dan Seulgi hanya tersenyum. 

Seulgi dan Jimin tahu apa yang terjadi. Jungkook semalam memberi pesan singkat tentang Yerim yang tidak mau pulang ke rumah, sehingga Jungkook mau tidak mau harus membawa Yerim ke hotel terdekat. Sooyoung juga tahu, karena Jungkook literally mengirim pesan ke pada tiga orang sekaligus. Bahkan sekarang, Sooyoung mendapat pesan tentang tolong ambilkan baju Yerim dan bajuku, aku ada di hotel G, kamar XX. 

Masalah ini harus segera selesai, sehingga dia tidak harus menyimpan rahasia begini. 

"Taehyung," Sooyoung berkata singkat. "Aku harus berangkat duluan. Nanti pulangnya, saja ya yang kita bareng." Ijin Sooyoung. 

"Kenapa?" 

"Aku--" dan Sooyoung menghela napas. "--aku harus mengantar baju untuk pasangan baru." Ucap Sooyoung dan suara Yoongi terdengar mengesalkan.

"Manusia-manusia itu, apa mereka tidak bisa tidak merepotkan?" Gerutu Yoongi, dan Taehyung setuju.

"Tidak papa. Hotel mereka dekat dengan kantorku."

"Aku temani. Tidak papa." Ujar Taehyung lalu berdiri dari tempatnya.

*** 

Roommate ✅Where stories live. Discover now