✔DUAPULUHDUA✔

6.1K 432 31
                                    

✔✔✅✔✔

Prili menatap bayi mungil yang kini terlelap dalam gendongannya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Prili menatap bayi mungil yang kini terlelap dalam gendongannya. Jemarinya memainkan hidung dan alis si kecil. Kadang juga menciumi pipinya yang kemerahan. Prili benar-benar merasa gemas dengan buah cintanya.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Ali yang memakai setelan jas hitam dengan dasi sudah tak beraturan. Kancing kemeja bagian paling atas terbuka dan lengan kemejanya di lipat hingga sampai siku.

"Bayi terus yang di perhatiin, suami pulang sampe di cuekin." gerutu Ali sambil meletakkan tas kerjanya di meja sebelah lemari pakaian.

Prili mendongak dan tersenyum lembut menyambut kedatangan Ali. "Masa cemburu sama anak sendiri." cibir Prili.

Ali lalu duduk di tepi tempat tidur dan ikut mengamati bayi mungil yang ada dalam gendongan Prili. "Cakep ya anak kita?" tanya Ali. Prili hanya mengangguk tanpa menatap ke arah Ali. "Made in aku ituh." goda Ali membuat Prili kembali mencibir.

"Di sini aku yang berpengaruh. Liat nih bibirnya tipis dan merah kayak aku. Idungnya bangir kayak aku. Alisnya juga tebel kayak aku. Pipinya nih pipinya...chubby dan merah kayak aku. Gak nyangka aja, ternyata aku bisa bikin anak secakep ini." sahut Prili tak mau kalah.

Tiba-tiba Ali mendekatkan wajahnya ke arah Prili. "Mau tau sesuatu gak?" tanyanya dengan senyum licik.

"Soal apa?"

"Katanya anak kedua lebih cakep dari anak pertama."

"Kok bisa?"

"Ya karena anak pertama kan uji coba kalo anak kedua udah tau ramuannya." Ali langsung menarik wajahnya dan tergelak.

"Iiih, dasar suami somplak."

Ali semakin keras tertawa membuat bayi dalam gendongan Prili menangis karena terkejut oleh suara yang di timbulkan Ali.

"Cup cup sayang. Anak Mama jangan rewel ya. Kaget ya denger suara Papa. Cup cup. Mendingan kita tidur di kamar sebelah yuk. Gak usah ladenin orang somplak."

Ali tak bisa berhenti tertawa walaupun Prili sudah menghilang dari balik pintu kamarnya. Beberapa menit kemudian tawanya mereda perlahan.

Dalam sekejap saja wajah Ali berubah murung. Bayangan wajah kedua orang tuanya tiba-tiba menghantui pikirannya. Ali mengedarkan pandangannya menatap seisi kamar mewah ini.

Benar-benar tak menyangka jika kehidupannya akan berubah drastis seperti ini. Mulai dari menemukan saudara keluarganya dan mulai bekerja sebagai Manager di salah satu Perusahaan Ternama. Sama sekali tak ada dalam bayangan Ali.

Dan ujungnya, Ia bisa membeli rumah mewah beserta isinya dan memboyong Prili beserta Mama mertuanya. Mama mertua yang dulunya sangat membenci dirinya. Memang, uang bisa membutakan segalanya.

Ali masih tenggelam dalam lamunannya, hingga kedatangan Prili tak Ia sadari. Prili melangkah pelan mendekati Ali yang tampak merenung. Tangannya terulur menyentuh pundak Ali.

"Kamu gak pa-pa?" tanya Prili khawatir.

Ali tersenyum lalu menggeleng pelan. "Gak apa-apa. Cuman keinget sama Papa Mama aja. Semoga beliau tenang di sana."

Prili bisa melihat mata Ali berkaca-kaca. Ia lalu duduk di atas pangkuan Ali, kedua tangannya mengait di leher Ali. Prili mengecup kedua mata Ali yang basah secara bergantian.

"Mereka pasti bangga sama kamu. Dan mereka pasti bahagia melihat kamu bahagia. Kamu hanya perlu mengirim doa aja. Jangan sampai kamu terlalu larut dalam kesedihan. Itu akan membuat langkah mereka terasa berat."

Ali mendongak menatap wajah Prili lalu tersenyum. Kedua tangannya bertengger di pinggang ramping Prili. "Makasih karena kamu selalu ada di sisiku," serunya lirih. "Apa Baby Al udah tidur?"

"Udah."

Ali semakin mengembangkan senyumnya. Kaitan tangannya semakin erat memeluk pinggang Prili. "Kalo gitu gantian aku yang minta di perhatiin."

Prili memukul pelan pundak Ali. "Ck. Dasar bayi besar. Masa cemburu sama Baby Al?"

Tanpa menjawab cibiran dari Prili, Ali langsung mengangkat tubuh Prili dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mengunci pintunya. Teriakan Prili sama sekali tak Ali hiraukan. Ali butuh pelampiasan karena seharian lelah menghadapi beberapa tumpukan berkas di kantor.

✔✔✅✔✔

Icel, sapaan akrab Michelle spontan menoyor kepala Nick

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Icel, sapaan akrab Michelle spontan menoyor kepala Nick. "Nyempil aja lo. Orang lagi selfie."

Seperti biasa Nick hanya tersenyum miring. Jemarinya terulur menyisir rambut bagian depannya yang hampir menutupi matanya.

Setelah lulus sekolah Nick berencana membawa Icel pulang ke Surabaya, Indonesia. Ia akan mengenalkan ke kedua orang tuanya. Hubungan mereka memang masih seumur jagung tapi Nick benar-benar serius dan ingin menjadikan Icel wanita terakhir dalam hidupnya.

"Mikirin apaan sih?" tanya Icel. Nick menoleh ke arahnya dan tersenyum tipis.

"Lagi mikirin lo." jawabnya enteng.

"Gue? Gue kenapa?"

Nick memutar badannya dan sepenuhnya menghadap ke arah Icel. Tak puas dengan posisinya, Nick mencondongkan badannya. Wajahnya begitu dekat dengan wajah Icel.

"Nick---"

"Mau gak lo jadi istri gue?"

Kedua bola mata Icel terbelalak. "A-apa? Is-istri? A-are you serious?"

Nick mengangguk pelan. "Gimana?"

"Mm, apa perlu gue jawab sekarang?"

Nick mengangkat kedua pundaknya acuh. "Up to you. Sekedar informasi buat lo. Gue cepet banget berubah pikiran. 2 menit yang lalu gue ngelamar lo dan gak tau lagi semenit kemudian. Bisa aja gue---"

"Gue mau." sela Icel cepat. "Gue mau jadi istri lo. Gue mau jadi belahan jiwa lo. Gue mau jadi rumah buat lo pulang. Gue mau jadi apapun yang lo mau."

Perlahan senyum Nick mengembang. Tangannya perlahan terulur meraih tengkuk Icel, menariknya dengan gerakan sangat pelan. Saat wajah keduanya sudah sangat dekat, Nick mendaratkan bibir tebalnya di atas permukaan bibir tipis milik Icel.

Cara melupakan seseorang adalah dengan membuka hati untuk orang lain.

✔THE END✔


Surabaya 20-12-2017
✔AyaStoria

Maafkan klo endingnya agak mengecewakan.
Semua ide d story ini sudah hbis. Konflik juga udah selesai.

Awalnya bingung, enaknya Nick di bikin gimana ya?
Akhirnya setelah mikir2..jadi kayak gini deh.

Kalo Nick gak bisa buka hati buat orang lain bisa2 story ini gak kelar2 😄😄😄

Semoga terhibur ya dan sampai jumpa di story lainnya ✌✌😘

JALAN KITA [ COMPLETED ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ