✔SEPULUH✔

4K 361 16
                                    

✔✔✅✔✔

1 minggu kemudian...

Mega sudah sedikit pulih dan sudah di perbolehkan untuk rawat jalan. Kontrol seminggu sekali harus ia jalani.

Dan Prili sudah kembali ke sekolahnya. Setiap hari Prili mencoba menghubungi Ali tapi selalu tak ada jawaban. Pernah Prili pergi ke tempat kerja Ali tapi usahanya sia-sia. Ali susah untuk di temui dan jadwal kerja Ali yang Prili sendiri tak tau.

Sebuah mobil mewah membawa Prili dan berhenti di depan rumahnya. Prili keluar dari mobil itu dan langsung masuk ke dalam rumahnya. Tak mempedulikan suara Nick yang memanggilnya.

Begitu sampai di rumah Prili langsung masuk ke kamarnya, mengunci pintu dan merobohkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Airmatanya langsung tumpah. Tangan kecilnya mengepal dan memukul-mukul bantal. Pucuk hidungnya memerah. Prili membiarkan airmatanya terus mengalir.

Di luar terdengar suara Mega dan Nick yang tengah mengobrol. "Udah biarin aja Nick. Nanti biar Tante yang bujuk ya!".

Nick tersenyum sedikit. "Rencananya nanti malam mau aku ajak keluar, Tan. Itupun kalo Kanaya mau---!".

"Pasti. Kay pasti mau!". Potong Mega cepat. "Kamu tenang aja. Malam ini Kay pasti cantik!".

"Oke Tan. Jam 7 aku jemput Kay!".

"Baik. Tante jamin kamu bakalan kaget liat Kay. Tante bakalan dandanin Kay secantik mungkin!".

"Baik Tan. Kalo gitu aku pamit dulu Tan!". Nick langsung keluar. Sesaat matanya menatap ke arah daun pintu kamar Prili yang tertutup rapat. Senyumnya selalu menghiasi wajah Nick.

✔✔✅✔✔

"Dav, kemarin ada yang nyariin lo!". Seru Dino, partner kerja Ali.

Ali tak menanggapi. Ia hanya tersenyum kecil. Ali sudah tau siapa yang mencarinya, siapa lagi kalau bukan Prili.

"Cewek cakep lo sia-siain Bro. Kalo di ambil orang sakit hati lo ntar!". Lanjut Dino. Lagi dan lagi Ali tak menanggapi. Ia sibuk dengan beberapa lembar kertas di tangannya.

"Din, kalo mau minta rolling prosesnya susah gak ya?". Tanya Ali tiba-tiba. Dino langsung menghentikan aktifitasnya.

"Rolling? Emangnya lo gak betah di sini sama gue?".

"Bukan gitu...tapi---!".

"Aaaaa gue tau nih. Pasti gara-gara lo berantem sama cewek lo kan? Ck. Masa berantem aja sampe lo rolling segala sih?".

"Susah gak?". Tanya Ali lagi.

"Gue gak tau Dav. Setau gue kalo lo minta rolling ke tempat lain itu bisa cuman ya liat dulu sananya butuhin orang gak. Kalo lengkap ya gak bisa!".

Penjelasan Dino membuat Ali mamggut-manggut.

"Beneran lo minta rolling?". Tanya Dino lagi.

Ali mengangkat kedua pundaknya. "Gak tau. Rencananya sih gitu!".

"Ada masalah apaan sih sampe lo mau pindah segala?".

Ali menatap sekilas mata Dino. Ali sudah mengenal Dino hampir setahun ini. Walaupun tak terlalu akrab tapi Ali tau Dino laki-laki yang baik. "Gue putus sama Prili!".

"Pfffftttt!". Dino menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Menahan tawanya yang siap meledak. Ali mengernyit heran dengan respon Dino.

"Malah ngetawain gue lo!".

"Sorry. Sorry!". Dino mencoba meredakan tawanya. "Lo lucu men. Cowok gak usah baper. Putus doang aja sampe minta pindah!". Dino menggelengkan kepalanya. Merasa lucu dengan apa yang di alami Ali.

JALAN KITA [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now