✔TIGABELAS✔

3.1K 398 35
                                    

✔✔✅✔✔

Prili mematut dirinya di depan cermin. Memiringkan kepalanya sedikit. Mengamati pipinya yang tampak kemerahan akibat bekas tamparan Mega.

Ia meraba pelan dan meringis saat jemarinya mendarat di sana. Nyeri. Hanya itu yang ia rasakan. Selama hidupnya Mega tidak pernah berlaku kasar tapi apa yang sudah di lakukannya tadi siang benar-benar diluar dugaan Prili.

Prili menundukkan kepalanya. Airmatanya kembali jatuh. Ia rindu dengan sosok Mega yang dulu. Yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Tapi sekarang Mega berubah. Semenjak hadirnya Nick dalam kehidupan mereka.

Prili meraih hpnya dan menelpon seseorang. Lama sekali ia menunggu. Berharap Ali akan menerima telponnya.

Prili berdecak pelan saat panggilannya di abaikan oleh Ali. Pertemuannya dengan Ali tadi siang benar-benar membuatnya kaget. Prili tak menyangka jika ia akan bertemu lagi dengan Ali.

Sekali lagi Prili mencoba menelpon Ali tapi lagi-lagi tak ada respon. Prili mendesah. Kecewa.

Please. Angkat tlp q

Pesan itu terkirim. Prili menunggu balasan pesannya. Tapi hpnya tak kunjung berdering juga.

Please...q bnr2 butuh kmu 😢😢

Prili meletakkan hpnya dengan perasaan kecewa. Harapan satu-satunya hanya Ali tapi sekarang Ali sangat susah di hubungi. Prili menekuk sikunya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan siku.

Beberapa detik kemudian ia mendongak saat mendengar hpnya berbunyi. Satu pesan dari Ali.

Mav. Tdi q dluar. G tau ada sms dri kmu

Senyum Prili mengembang. Ia kembali mendial nomor Ali. Entah untuk keberapa kalinya Prili berharap untuk bisa bicara dengan Ali. Dan kali ini harapannya terkabul, terdengar suara Ali menyapa dari seberang sana.

"Halo!!". Suara lembut Ali membuat airmata Prili luruh seketika. Prili menangis terisak. Ia bahkan tak sanggup mengeluarkan suaranya. "Halo, Prill!". Panggil Ali.

Prili membekap mulutnya, menahan isak tangisnya. Airmatanya semakin deras mengalir. "A....li!!". Suara Prili terdengar lirih. Ia terus menahan isak tangisnya agar tidak pecah.

"Prill. Hei kamu kenapa?". Tapi sayangnya Ali tahu apa yang terjadi saat ini. "Kamu kenapa nangis?".

Pertanyaan Ali semakin membuat hatinya pilu. "A-aku pengen ketemu....kamu!".

"Ketemu? Tapi ini udah malem Prill. Lain kali aja ya!".

Prili menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Aku pengen ketemu kamu, Li...!". Kekeh Prili. "Please....!".

"Prill...dengerin aku ya. Ini udah malem banget. Besok kan kamu sekolah. Harusnya jam segini kamu tidur Prill!".

Prili kembali menggelengkan kepalanya. "Apa kamu udah gak mau ketemu sama aku lagi?". Lirih Prili.

"Bukan gitu Prill. Tapi ini udah hampir tengah malam. Lain kali aja ya.....!".

Diam. Prili tidak menyahut ucapan Ali. Ia sibuk menata hatinya. Berpikir bahwa Ali tidak mau menemuinya Ali.

"Prill...kamu dengerin aku kan?". Tanya Ali pelan saat Ali hanya mendengar isakan tangis Prili.

"Aku...aku hampir di perkosa sama Nick!". Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Prili dan ia semakin menangis. "Mama tadi siang nampar aku. Aku cerita sama Mama tapi Mama gak percaya. Mama lebih percaya sama Nick. Aku harus gimana Li?".

"Prill--!".

"Please. Jangan tinggalin aku. Aku maunya sama kamu!". Potong Prili. Tangannya berkali-kali mengusap kedua pipinya yang terus basah.

JALAN KITA [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now