✔DUA✔

4.5K 415 3
                                    

✔✔✅✔✔

"I catch you!"

Prili mengernyit menatap laki-laki yang mencengkram kedua lengannya. Ketakutannya semakin bertambah saat menatap raut wajahnya yang tampak asing.

Siapa mereka semua?

"Si-siapa kalian?" tanya Prili dengan nada takut.

"Tak perlu takut Nona. Saya tidak akan melukai Nona!"

Prili semakin mengernyit mendengarnya. Bagaimana ia bisa bicara seperti itu sedangkan cengkraman tangannya begitu kuat, membuat Prili meringis menahan sakit.

"Lepasin gue. Sakiit!!" rintih Prili. Laki-laki itu sedikit terkejut dan langsung melepaskan cengkraman tangannya. Ia lalu meminta maaf.

"Maaf Nona. Saya tidak sengaja"

Prili tampak bingung begitu juga dengan kedua preman yang berdiri di depannya. "Heh. Kenapa lo minta maaf sama dia?" tanya preman berkepala botak.

Laki-laki asing itu menatap kedua preman bergantian lalu menyunggingkan senyum sinisnya. "Rupanya kalian yang dengan berani mengusik ketenangan Nona Kanaya"

Kedua preman itu saling berpandangan, bingung. "Siapa lo?" tanya preman yang berambut cepak.

"Saya bertugas menjaga Nona Kanaya dari preman seperti kalian"

Kedua preman itu langsung tertawa keras mendengar penjelasan laki-laki itu. "Jadi lo nyewa bodyguard? Duit dari mana? Utang bokap lo aja yang 400juta gak bisa lo bayar" seru preman berkepala botak.

"Atau jangan-jangan lo bayar pake cara lain?" timpal preman satunya. Kedua preman itu kembali terbahak. Sementara Prili terdiam, menahan amarahnya.

"Jaga bicara kalian!" Seketika kedua preman itu menghentikan aksi tawanya. "berapa total utang Pak Julian?" tanya laki-laki yang berdiri di sebelah Prili.

"Wow sepertinya ada pahlawan kesiangan nih. Emangnya lo mampu ngelunasin semua utang Julian?" Tantang preman itu.

"Sebutkan saja nominalnya kalau perlu sekalian bunganya"

Kedua preman kembali saling berpandangan. Kemudian preman berkepala botak menjelaskan. "Utangnya 400juta di tambah bunga 50% jadi totalnya 600juta" Preman itu mengusap pucuk hidungnya. Menatap remeh ke arah laki-laki asing itu.

Prili mengalihkan pandangannya menatap laki-laki di sebelahnya. Lalu laki-laki itu memberi isyarat dengan menepuk tangannya sebanyak tiga kali. Sedetik kemudian orang dengan pakaian sama muncul sambil membawa koper hitam.

"Saya rasa ini lebih dari cukup untuk membuat kalian pergi dari rumah ini dan jangan pernah mengganggu Nona Kanaya lagi!" Begitu koper di buka, kedua mata preman itu melotot begitu juga Prili yang langsung membekap mulutnya sendiri.

Tumpukan uang pecahan seratus ribuan tersusun rapi di dalam koper hitam itu. Tak menunggu waktu lama laki-laki itu kembali menutup koper berisi setumpuk uang dan langsung meletakkannya di meja ruang tamu Prili. "ambil dan cepat pergilah dari sini!"

Kedua preman itu mengangguk dan langsung menyambar koper itu dan keluar dari rumah Prili.

Sepeninggal preman-preman itu Prili menatap bingung ke arah laki-laki asing yang masih berdiri di tempatnya. "Ka-kamu siapa?" tanyanya gagap.

"Perkenalkan nama saya Dito. Nona Kanaya tidak perlu takut lagi akan gangguan dari preman-preman itu karena saya bisa jamin mereka tidak akan berani menganggu Nona lagi"

"Dito? Dito siapa? Apa kamu mengenalku?" tanya Prili lagi.

"Itu tidak penting Nona. Prioritas saya adalah keselamatan Nona dan Nyonya Mega"

JALAN KITA [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang