✔SEMBILANBELAS✔

3.6K 374 24
                                    

✔✔✅✔✔

Dengan cepat Prili masuk ke dalam rumah dan mencoba menutup pintu. Tapi sebuah tangan menahannya. "Pergi kalian!!" teriak Prili. Ia benar-benar takut. Mau teriak juga percuma karena Ia tau kuasa Nick seperti apa. Tak akan ada orang yang berani menolongnya.

Memberitahu Ali. Tidak mungkin juga. Selama ini mereka tidak memegang handphone. Prili masih mendorong pintu rumahnya dengan sekuat tenaga.

"Kay. Kita harus bicara. Ini soal Tante Mega."

Seketika tubuh Prili menegang kala mendengar suara itu. Suara Nick. Airmatanya luruh begitu saja saat mengingat Ibunya. Apa beliau baik-baik saja? pikir Prili.

Dan tanpa sadar pintu rumah Prili sudah terbuka lebar. Nick menerobos masuk di kawal beberapa bodyguardnya. "Jadi kayak gini istana lo? Oke juga." Pandangan mata Nick beralih menatap ke arah perut Prili yang sedikit membuncit. "Jadi kalian udah nikah?"

Prili tak bergeming. Tangannya refleks mengusap perutnya. Kedua matanya basah dan memerah. "Maksud lo ke sini mau ngapain?" desis Prili tajam.

Nick menyunggingkan senyumnya saat menatap wajah panik Prili. "Tenang aja Kay. Gue gak akan nyulik lo justru gue yakin, lo sendiri yang bakalan minta ikut sama gue."

Prili mengernyit bingung. Nick maju selangkah membuat Prili memundurkan langkahnya. Senyum misterius Nick semakin melebar. "Pergi dari rumah gue!" usir Prili.

"Lo yakin ngusir gue? Yakin? Gak akan nyesel setelah gue pergi?"

Prili menggeleng pelan. "Mau lo mati gue gak bakalan peduli."

"Ck. Ck. Ck. Padahal gue kesini berniat baik loh Kay. Gue kesini bawa kabar soal nyokap lo----"

"Lo apain nyokap gue!" teriak Prili sambil maju dan memukul-mukul dada Nick. "Lo bener-bener jahat Nick. Lo gak punya hati."

"Hati? Hati gue udah mati sejak lo pergi dari hidup gue!" Prili menghentikan aksi memukulnya. Kepalanya mendongak menatap wajah Nick. "Ikut gue pulang atau selamanya lo gak akan pernah bisa liat nyokap lo lagi."

Tangan Prili terangkat dan hendak menampar wajah Nick tapi gerakan Nick lebih cepat. Ia langsung mencekal lengan Prili. "Simpan tenaga lo Kay. Nanti siang Dito bakalan jemput lo. Kita pulang ke Surabaya. Dan satu lagi. Jangan ada yang tau soal ini, termasuk----ayah dari anak yang lo kandung. Kalo dia sampe tau, lo pasti tau sendiri apa akibatnya!"

Nick melepaskan cengkraman tangannya dan langsung pergi di ikuti beberapa bodyguardnya termasuk Dito. Prili dengan cepat menutup pintu rumahnya saat Nick beserta anggotanya sudah pergi. Tubuhnya merosot ke lantai. Prili menangis.

Apa yang harus aku lakukan?

✔✔✅✔✔

Prili tak melakukan perlawanan saat Dito membawanya masuk ke dalam mobil. Prili menoleh sebentar menatap rumahnya sebelum masuk ke dalam mobil.

"Silahkan masuk Nona Kanaya. Sebentar lagi kita pesawat kita akan berangkat!" suara Dito menginterupsi.

Prili melemparkan tatapan dinginnya ke arah Dito lalu kembali menatap rumahnya. Buliran bening itu kembali mengalir. Prili lalu menyekanya menggunakan punggung tangannya.

Maafin aku Li. Semoga Allah punya rencana baik buat hidup kita kelak. Prili memejamkan matanya sesaat. Buliran bening itu terus menetes membasahi kedua pipinya.

"Mari Nona Kanaya." titah Dito lagi. Prili kembali mengusap airmatanya lalu masuk ke dalam mobil.

✔✔✅✔✔

Nick menolehkan kepalanya menatap wajah Prili tapi sayangnya Prili terus membuang pandangannya menatap ke arah luar. Airmatanya kembali jatuh saat pesawat yang mereka naiki sudah mengudara.

JALAN KITA [ COMPLETED ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin