✔SEMBILANBELAS✔

Start from the beginning
                                    

"Sebenarnya udah lama gue tau lo ada di sini." Nick terkekeh membuat Prili menoleh sebentar dan kembali menatap keluar. "Gue sengaja ngebiarin lo bahagia dulu dan gue kira waktu 4 bulan itu udah lebih dari cukup."

"Gue gak tau kenapa lo bisa sejahat ini sama gue." lirih Prili.

Nick kembali terkekeh. "Gue gak jahat Kay. Gue cuman lakuin apa yang harus gue lakuin. Itu aja. Gue pengen lo bahagia. Gue pengen lo hidup nyaman dan aman. Dan itu cuman gue yang bisa."

Sementara di tempat lain Ali tampak membaca surat dari Prili.

Sementara di tempat lain Ali tampak membaca surat dari Prili

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tubuh Ali luruh ke lantai. Ia tak tau kenapa Prili tiba-tiba meninggalkannya. Apa yang sudah di lakukannya sampai membuat Prili marah dan pergi dari rumah?

Ali tak mengerti. Bahkan semua baju Prili masih tersimpan rapi di dalam lemari pakaian.

✔✔✅✔✔

Nick memang tidak bohong soal keadaan Mega. Hari ini Prili bisa melihat dengan mata kepala sendiri tentang keadaan Ibunya. Mega terbaring lemah di ranjang sebuah Rumah Sakit elit di Kota Surabaya.

"Nick, nyokap gue kenapa bisa kayak gini?" lirih Prili sambil melangkah pelan mendekati tempat tidur Mega. Nick masih terdiam namun langkah kakinya mengikuti pergerakan Prili. "Ma, bangun Ma. Kay disini Ma!"

Prili tak mendengar sahutan dari mulut Mega, yang terdengar malah bunyi alat pendeteksi jantung.

"Nyokap lo koma."

Penjelasan Nick yang singkat membuat Prili menolehkan kepalanya cepat. "LO APAIN NYOKAP GUE? LO BENER-BENER IBLIS NICK. KALO SAMPE NYOKAP GUE KENAPA-NAPA, SAMPE MATIPUN GUE GAK AKAN MAAFIN LO!!" teriak Prili.

Nick hanya tersenyum miring mendengar nada ancaman Prili. "Kenapa gue yang di salahin? Harusnya lo sebagai anak nurut sama nyokap lo. Tapi lo malah pergi dan lo sama sekali gak peduli sama nyokap lo. Kalau saja orang tua gue bukan orang yang baik, gue gak tau lagi nasib nyokap lo kayak gimana."

Prili tersenyum getir menatap wajah Nick. Sama sekali tak menyangka sahabatnya akan berubah kejam seperti ini. "Gue gak percaya aja. Orang sebaik Tante Aurel dan Om Adrian punya anak selicik lo."

Lagi-lagi Nick hanya tersenyum. Ia sama sekali tak pernah memasukkan makian Prili ke dalam hatinya. Baginya itu hanya angin lalu.

"Kata Dokter keadaan nyokap lo gak bisa di prediksi. Depresi yang membuat keadaan nyokap lo jadi kayak gini." Nick menghentikan sejenak kalimatnya. "Sebagai anak apa lo gak merasa bersalah atas apa yang terjadi sama beliau?"

"Maksud lo apa?"

Nick tersenyum miring membuat Prili semakin muak dan mengalihkan pandangannya. "Gue nawarin lo 2 pilihan. Lo tinggalin Dava dan gue akan berusaha ngelakuin yang terbaik buat Tante Mega atau lo mau sekarang juga alat bantu pernafasannya gue cabut--"

"Nick!" pekik Prili lirih.

"Lo tau kan semua alat ini gak murah. Sehari aja bisa puluhan juta. Apa lo pikir ini gratis? Gue gak muluk-muluk, Kay. Gue gak pengen lo balikin apa yang udah gue keluarin. Gue cuman minta tanda terima kasih dari lo."

"Tanda terima kasih?"

Nick mengangguk pelan. "Simple aja. Nikah sama gue."

Prili menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Lo gila. Gue udah nikah sama Ali. Saat ini gue masih istrinya Ali. Lo bener-bener egois Nick."

"Ya. Whatever you say. Kadang orang harus bersikap egois saat menginginkan sesuatu dalam hidupnya. Gue cuman minta itu dan gue janji, gue bakalan kasih yang terbaik buat nyokap lo."

Prili langsung terdiam. Matanya menatap wajah Mega yang tampak pucat dan kedua mata terpejam. Apa cara ini bisa menyelamatkan Ibunya?

"Apa lo juga gak akan mengusik hidup Ali lagi?"

Nick memutar bola matanya ke samping. Terdiam sejenak lalu dengan cepat menjawab. "Oke. Deal. Setelah anak itu lahir, gue akan urus perceraian kalian berdua." Nick tersenyum penuh kemenangan. Kedua tangannya Ia masukkan ke dalam saku celananya.

See?
Dengan uang apapun bisa gue beli. Apapun bisa gue dapetin. Bahkan nyawapun bisa gue mainin. -Alexander Nicholl

Maafin aku Ali. Mungkin ini memang sudah jalanNya. Terima kasih telah memberi warna dalam hidupku. Terima kasih atas kado terindah darimu. Aku akan menjaganya. -Kanaya Asprilia

✔✔✅✔✔


Surabaya 15-12-2017
✔AyaStoria

Badan drop tpi semangat nulis ada. Ya udah lanjut nulis aja.

Tolong jangan koment NEXT.. rasanya kayak di kejar DEADLINE.

JALAN KITA [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now