Bagian Delapan Belas

545K 43.5K 9.5K
                                    

Bella duduk dengan resah menunggu kedatangan Kevin di sebuah sudut ruangan kafe yang menjadi tempat tongkrongan anak muda, terletak tak jauh dari kampus Bella. Bella memainkan jemarinya menunggu dengan cemas takut pertemuannya diketahui oleh Allfred. Bella tak bisa memprediksi dan memastikan pertemuannya dengan Kevin tidak diketahui oleh Allfred. Mengingat Allfred memiliki kemampuan yang tidak bisa dimiliki manusia seperti biasa.

Bella sengaja mengenakan kacamata gelap dan masker yang  untuk menutupi areal hidung  sampai dagunya. Berharap dengan penampilannya seperti ini Allfred tidak bisa mengenali Bella, dimanapun Allfred berada.

Titik-titik peluh menggenangi sekitar pelipis Bella. Suhu ruangan yang sudah dibantu oleh AC tak mampu membuat peluh Bella tercekat. Peluh dingin karena takut Allfred muncul secara tiba-tiba di hadapannya.

Tangan kanan Bella meraih ujung sedotan jus apel miliknya, melepaskan masker dan kacamata yang ia kenakan sebelum menyedot jus miliknya yang sudah hampir kandas.  Ia sengaja menyeruput jus miliknya untuk mengurangi ketakutannya. Tapi tetap saja rasa takut itu terus ada.
Allfred benar-benar membuat diri Bella resah, tak bisa bergerak bebas dan merasa selalu diawasi.

Tak lupa juga Bella selalu menolehkan kepala ke arah sekitar, memastikan Allfred tidak ada disekitarnya.

"Astaga! Kevin kemana sih? Lama amat, gak tau apa ini aku udah gemetaran nunggunya," gerutu Bella memutar-mutar sedotan di gelas berisi jus apelnya.

Ia melirik ke arah jarum jam tangan berwarna putih yang melingkari pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Itu artinya sudah setengah jam Bella menunggu Kevin. Dan Kevin sudah terlambat setengah jam dari perjanjian awal pertemuan ini.

Bella menghela napas kesal, lelah menunggu kedatangan Kevin yang tak kunjung muncul. Bella berjanji akan memarahi Kevin habis-habisan karena sudah membuatnya menunggu dengan perasaan takut dan cemas.

Ponsel milik Bella yang ia letakkan di meja bergetar sekali. Sebuah pesan masuk dari Allfred. Ah- Bella malas sekali untuk membuka isi pesan itu. Karena sedari tadi Allfred mengiriminya pesan tidak penting. Selalu saja menanyakan apakah Bella sudah kangen dengan Allfred atau belum? Masih kuat tidak menahan kangennya? Apa perlu Allfred cepat kembali biar romantis, merelakan semua urusannya demi mengobati kerinduan Bella?

Hallo?! Mana mungkin seorang Bella kangen dengan mahluk menyebalkan seperti Allfred yang sudah membuat hari-harinya berjalan tidak biasanya. Sebenarnya mahluk sejenis apa Allfred? Kenapa bisa memiliki tingkat kepercayaan diri yang teramat tinggi melampaui ambang batas.

Entah dorongan dari mana, sekuat apapun Bella menahan diri untuk tidak membuka pesan dari Allfred, tetap saja Bella membukanya. Ia yakin, Allfred pasti sudah merapalkan mantera agar dirinya mau membuka pesan menyebalkan itu.

KAU PIKIR DENGAN KAU MENJADI TERORIS AKU TIDAK BISA MENGENALI ISTRI PEMBANGKANG KU INI HUH?

22. KEMBALI KABUR DARI MASA HUKUMAN KURUNGAN TIGA HARI DI APARTEMEN.

23. MENEMUI PRIA LAIN TANPA IZIN SUAMI. MASUK KASUS PERSELINGKUHAN, HUKUMANNYA BERAT, SEBERAT CINTA AKU KE KAMU EAAAAA

24. TIDAK MEMBALAS PESAN KANGEN DARI SUAMI TAMPAN MENGGEMASKAN SEPERTI ALLFRED.

25. TIDAK PEKA DENGAN RASA KANGEN ALLFRED. ALLFRED TAMPAN MEMPESONA KANGEN, HARUSNYA DIBALAS.
HATI-HATI!

Bella mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ingin rasanya ia membanting ponsel miliknya saat ini juga karena sudah terlalu kesal dengan Allfred. Tapi, mengingat jika harga ponselnya tidaklah murah dan juga uang Bella yang tidak berlimpah, membuat Bella mengurung kuat niatnya.
Ia bukanlah perempuan bergelimang harta, untuk makan sehari-hari saja ia harus benar-benar ngirit.

POSSESSIVE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang