Rencana

1K 52 0
                                    

Cuaca pagi ini memang cerah. Mendukung semua kegiatan berlangsung. Kuliah pun sangat menyenangkan tapi tidak dengan tugasnya. Pagi ini Zahwa berangkat ke kampus dengan mood yang ceria. Pasalnya ia sudah mengerjakan semua tugas dan siap dikumpulkan.

"Ma, pa Zahwa berangkat dulu" pamit Zahwa kepada orang tuanya.

"Iya hati-hati" ucap mama.

Zahwa membawa mobilnya untuk ke kampus. Ia memang sedang malas mengendarai motor melihat cuaca yang sedang panas. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata. Dengan alunan musik EDM dan AC yang cukup dingin menambah moodnya semakin baik.

Zahwa berjoget ria mengikuti alunan musik. Sesekali ia mengecek ponsel dan ia mendapatkan notif dari Davin.

Davin : Assalamualaikum cantik.
Zahwa : Waalaikumsalam😊
Davin : Dimana?
Zahwa : Otw kampus
Davin : Hati-hati nyetirnya jangan ngebut
Zahwa : Beres bosq ;)
Davin : Oke, see u di kelas ya wa

*read.

Zahwa hanya tersenyum melihat pesan Davin. Ia merasa seperti tak pernah sebahagia ini. Memang Davin adalah lelaki pertama yang ia sukai dan davinlah yang berhasil memecahkan prinsipnya untuk tidak berhubungan dengan laki-laki sebelum ia sukses.

Keadaan kota sudah ramai, kemungkinan macet sudah besar. Apalagi ini hari aktif, semua orang berkegiatan entah itu pekerja, siswa sekolah, dan mahasiswa. Semua orang berlalu lalang di jalanan. Kendaraan semakin banyak, jalananpun semakin ramai.

Saat lampu merah, Zahwa melihat seseorang yang sedang mendorong motor. Sepertinya orang yang dia kenal.

"Dirka bukan sih? motornya mogok kayaknya" ucap Zahwa.

Setelah lampu hijau ia terus menjalankan mobilnya untuk menepi di sebrang jalan.
Zahwa pun menepikan mobilnya. Ia turun dan menghampiri Dirka.

"Loh Dir kenapa motornya?" tanya Dirka.

"Mogok nih Wa" jawab Dirka.

"Oh bareng aku aja sekalian ke kampus, kamu panggil bengkel aja" tawar Zahwa sambil melihat-lihat keadaan motornya Dirka.

"Gak ngrepotin nih?" tanya Dirka.

"Ya gak lah, ayo" ajak Zahwa.

Dirkapun memasuki mobil Zahwa dan meninggalkan motornya lalu menghubungi bengkel langganannya. Akhirnya Zahwa melanjutkan perjalanannya menuju kampus.

"Gimana kabar lo?" tanya Dirka.

"Baik, lo sendiri?" tanya Zahwa balik. Karena sesama asal ibukota tak heran Zahwa menggunakan logat aslinya.

"Seperti yang lo liat" ucap Dirka santai.

"Tugas lo kelar semua?" tanya Zahwa lagi.

"Ada satu yang belum kelar, kemaren gue ada masalah" ucap Dirka jujur.

"Eh ada masalah apa?" tanya Zahwa penasaran.

"Kiara" jawab Dirka singkat.

"Lah kenapa Kiara?" tanya Zahwa sambil sesekali menoleh kearah lawan bicaranya.

"Ada lah pokoknya" jawab Dirka.

"Oh gitu" Zahwa hanya tak peduli dan fokus menyetir.

Mereka sudah sampai di parkiran kampus. Dirka keluar mobil dan mengucapkan terimakasih atas bantuan Zahwa.

"Thanks ya tumpangannya, gue ke kelas duluan" ucap Dirka.

"Oke santai aja" jawab Zahwa.

Saat itu Davin keluar dari mobilnya. Ia terkejut melihat Dirka keluar dari mobil Zahwa. Tapi Dirka tak ingin menanggapinya dengan pikiran negatif. Kemudian ia langsung menemui Zahwa.

Your Only Limit is You [Completed]Where stories live. Discover now