Save me

1.1K 53 0
                                    

"Disaat aku terluka, engkau datang sebagai penolongku, terimakasih telah hadir diwaktu yang tepat"
________________

Setelah melihat teater, Kiara memutuskan untuk keliling lagi setelah melihat teater. Ia menuju koleksi buku-buku seni dan sejarah di rak paling ujung gedung dan memang jarang ada yang mengunjungi rak disana.

Sebelum berangkat ke pameran, Kiara memang sedang badmood, pasalnya tadi sempat bertengkar dengan kakaknya, Agata Rizal. Kakaknya memang sedikit nakal, tadi saja sudah hanpir memukul Kiara tapi mamanya datang menyelematkan. Agata memang terkenal badboy. Ia nakal, merokok dan pulang larut malam hanya dengan bermain dengan teman-temannya. Tetapi tidak terlalu sering, walaupun begitu Agata sangat pintar dalam bidang teknik. Bahkan ia mengambil S2 di Jerman. Tapi karena memang ia selalu mencari perhatian dengan melakukan hal-hal gila seperti itu.

Kiara berangkat ke pameran dengan muka murung. Bagaimana bisa ia selalu bertengkar dengan kakaknya yang songong itu. Pinter tapi gila, dasar cowok aneh. Itu yang selalu dipikiran Kiara.

Untuk keluarga Kiara memang sangat harmonis. Sayang saja karena Agata terpengaruh pergaulan di luar negeri menjadi seperti itu. Tapi tak heran, Agata masih bersikap sopan dan baik kepada orang tuanya karena ia masih memiliki ilmu agama. Untuk ayah Kiara ternyata seorang Pilot dan ibunya hanya seorang housewife. Bahkan sebelum berangkat tadi mereka sempat adu mulut. Kebiasaan pagi selalu terjadi di meja makan hanya sekedar rebutan piring. Keluarga Kiara terkenal pecinta seni, bahkan rumahnya banyak sekali karya-karya keluarga Hardinata, marga dadi papanya. Tapi yang berbeda yaitu mama Kiara ternyata berbeda agama dengan papanya. Mereka nikah dengan berbeda keyakinan. Papa Kiara muslim sedangkan mamanya kristiani, tapi Kiara lah yang ikut kristen dengan mamanya sedangkan kakaknya muslim. Oleh karena itu, mama Kiara tak setuju bila Kiara dekat dengan seorang lelaki yang tidak seiman dengannya.

*****

Ia berjalan santai sambil menikmati dekorasi gedung yang sangat indah. Ketika sampai di rak buku, ia melihat-lihat buku sambil membaca judulnya. Tapi saat ingin mengambil buku di rak yang sedikit tinggi ia berusaha menjangkau buku itu, namun ia menyentuh buku yang paling ujung dan menyebabkan beberapa buku jatuh ke lantai.

"Aduh" ucap Kiara kesakitan karena buku yang terjatuh mengenai kakinya.

Keadaan disekitar memang sepi karena pengunjung fokus ke pertunjukan teater jadi tidak ada yang dengar rintihan Kiara.

Tak terlihat, ternyata ada seseorang yang mendengar keluhan Kiara dari rak sebrang. Seseorang ini mengintip dibalik rak buku yang terjatuh tadi.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu" ucap orang itu tanpa tahu siapa yang kejatuhan buku itu.

"Oh gak papa, ini bukunya tadi jatuh" ucap Kiara sambil mengumpulkan buku yang berserakan tadi tanpa melihat siapa yang berbicara.

Ketika Kiara berdiri ia terkejut melihat orang didepannya dan buku yang ia bawa hampir terjatuh lagi.

"Astaga" ucap Kiara terkejut.

"Lah elu Kir" ucap Dirka tak kalah terkejut .

"Eh iya" ucap Kiara sambil berusaha mengembalikan buku tadi tapi tak sampai.

"Sini gue bantu" ucap Dirka sambil mengambil alih buku yang Kiara bawa.

"Makasih" ucap Kiara dan menjauh dari posisinya membebaskan Dirka menaruh buku itu.

"Aku duluan ya Dir," ucap Kiara mendahului.

"Tunggu Kir" ucap Dirka sambil menyamakan langkahnya dengan Kiara.

"Plis jangan ikut, bisa-bisa dia denger detak jantung ku lagi" batin Kiara.

"Ayo keliling bareng liat pameran" ajak Dirka.

Your Only Limit is You [Completed]Where stories live. Discover now