-8-

26.8K 2.1K 83
                                    

Febby pov

Aku membuka mataku, aku tidak tahu apa yang terjadi,  kepalaku pusing dan aku merasakan kepalaku panas. 

'tya? ' midlink Ku.  Perasaanku mulai panik mengapa dia tidak menjawab

'tya? ' Tunggu. Di meninggalkanku sebelum aku bangun

'Tya.  Ku mohon jangan tinggalkan aku.  Kau berjanji tidak akan pernah meninggalkanku'  kataku

'Tya Aku mohon. Jangan tinggalkan aku sendirian disini. Aku akan menuruti semua perkataanmu. Ku mohon Tya '

Aku mulai menangis. Sekarang bagian dari tubuhku saja sudah meninggalkan ku. Apa ini semua terjadi karena aku lemah. Aku membuat salah apa moongoddes hingga kau memberikan cobaan yang sulit ini. 

"Aaaaaaa! " teriak Ku mencoba mengeluarkan rasa sakit di hatiku ini.

" Aaaaa! " Aku terus berteriak mencoba melepaskan rasa sakit dan penderitaan yang selama ini berada di sekitarku.

Brakk

Aku menatap pintu yang terbuka secara keras itu. Aku baru menyadari bahwa aku berada di sebuah kamar yang luas. 

" apa yang kau lakukan? " tanya pria itu,mateku dan King ku.

Aku tidak menanggapinya, sekarang aku lebih fokus untuk mengurangi penderitaanku.

"  apa kau sudah Gila! " bentak mateku

Dia memegang kedua tanganku dengan keras, dia memegang tanganku Karena dari tadi aku mencoba menjambak rambutku dan memukul badanku.

" Ku mohon bunuh aku. King Ku mohon bunuh aku " isaaku.  Aku tidak dapat menahan rasa sesakku yang seperti ingin keluar dengan keras.

" tidak. Tidak akan pernah  " tekannya dalam setiap perkataannya.

" kenapa?.  Kau tidak menginginkanku kan?.  Sudah tidak ada gunanya aku hidup.  Bahkan saat bernafas pun orang melihatku seperti aku melakukan kesalahan.  Jadi buat apa aku hidup? " tanyaku.

Tetapi dia hanya diam saja. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya.

" bahkan jika aku mati pun tidak akan ada yang merasa kehilangan dan sedih. Jadi dari pada aku berbuat dosa disini, lebih baik aku mati " kataku dan mencoba berhenti menangis, tetapi aku tidak bisa rasa sesak itu datang kembali setiap aku mencoba menghentikan tangisanku.

"apa kau bodoh, banyak orang yang ingin hidup dan kau malah ingin mati"  katanya

Aku sedikit sakit hati akan  kata-katanya.  Apa dia mencoba menasihatiku atau mengejekku.

Aku menghentikan tangisanku walaupun isakkan masih terdengar di Kuping ku

"aku bodoh.  Ya aku bodoh. Aku bodoh karena menunggu kebahagiaan datang padaku. "

" lebih baik aku mati. Aku tidak menyusahkan orang lain. Bahkan aku tidak pernah menyusahkan orang lain. Orang lain ingin hidup? Karena mereka mempunyai kehidupan yang indah sedangkan aku? " kataku.  Entah mengapa aku ingin menyampaikan penderitaanku pada mateku. Bukannya itu adalah hal normal ?.

Dia mulai melepas tanganku.  Dia terus memandangi dengan mula datarnya. Rasa sesak semakin datang padaku. 

" Bisa kah kau tidak terus merengek?. Aku muak mendengarnya " katanya dan memegang pundakku keras  

Sakit itu yang kurasakan.  Aku yakin disana masih terdapat lebam karena lemparan dan cambukkan itu.

" maafkan aku " kataku

The King Werewolf [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now