21. Flashback

1.7K 345 49
                                        

Setelah pelayan di rumah ini menyimpan teh di atas meja di kamar Kak Yoora, tak ada yang membuka suara terlebih dahulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah pelayan di rumah ini menyimpan teh di atas meja di kamar Kak Yoora, tak ada yang membuka suara terlebih dahulu. Aku sibuk memainkan jari-jariku, dan menatap canggung pada Kakak Adik di depanku.

Chanyeol menatapku seakan memberi sinyal untuk segera bicara, dan aku hanya menggeleng pelan.

“Jadi … bagaimana?” tanya Kak Yoora akhirnya tersenyum padaku. Beruntunglah ia masih melempar sikap ramah, membuat kecanggungan terkikis secara perlahan.

“Oh iya, sebelumnya perkenalkan namaku Mi Ra,” ucapku menjabat tangan Kak Yoora.

“Aku Park Yoora, Kakak Chanyeol. Kalian …” Kak Yoora menatapku dan Chanyeol bergantian, tangannya bertaut tanda ingin mengkonfirmasi sesuatu.

“Oh, tidak! Kami hanya teman!” sanggahku sambil terkekeh. Kak Yoora mengangguk sambil tersenyum.

“Teman?” tanya Chanyeol melihatku tajam. Seakan tak terima dengan ucapanku. Kak Yoora segera saja mengendurkan senyumnya. “Kita teman ya selama ini?”

Ck, ayolah~ ini kan diluar masalah Wil-”

“Ah ya! Cepat lanjutkan!” potong Chanyeol meninggi. Dia memelototiku seperti memberi sebuah kode. Ups! Kak Yoora tak tahu masalah William, ya?

“Baiklah hahaha, suasana sudah cair sekarang. Jadi, ada apa?” tanya Kak Yoora menatap kami bergantian. “Soal Soora, kan? Kau tahu kalau dia ...?”

“Iya, tahu Kak,” jawabku mengangguk ringan. “Aku di sini, ingin … melakukan sejenis permohonan.”

“Permohonan?” tanya Kak Yoora memastikan.

“Kakak tahu sendiri kan, Chanyeol menyukai Soora. Dia juga berniat untuk menyembuhkannya, supaya Soora bisa hidup normal dengan balik mencintai Chanyeol, dan menganggap Kakak bukan orang yang disukainya,” jelasku sibuk mengingat kata-kata yang sudah aku rangkai sebelumnya.

“Oh? Kau menyukai Soora?” tanya Kak Yoora kaget, aku langsung melongo. Ya ampun, aku salah bicara lagi?

“Hahaha, bercanda. Aku tahu itu juga kok.”

Chanyeol tampak menyikut Kakaknya sambil cemberut. Godaan yang membuat pipinya sedikit memerah.

Demi tuhan, harusnya dia memberitahuku dulu apa saja yang tak boleh aku beberkan di sini! Bikin jantungan saja!

“Lalu?”

“Aku dan Soora sudah cukup dekat, Kak. Dia juga sudah bercerita cukup banyak, termasuk masa lalu kalian. Cerita dimana ia bisa menyukai Kakak,” jelasku memelan. “Walaupun belum mengerti sepenuhnya sih, dia sibuk menangis. Haha, dia lebih cengeng dariku.”

“Iya, haha,” tawa Kak Yoora tampak dipaksakan, aku jadi bingung menanggaipnya. “Mau tahu yang lebih lengkapnya?”

Aku tak merespons mendengar tawarannya, dan Kak Yoora hanya menyesap tehnya. Lalu tanpa meminta persetujuan, dia mulai bercerita.

I'm (not) a PlayerWhere stories live. Discover now