Rasanya sekarang juga aku ingin menjambak rambut bernama Oh Sehun ini. Entah efek PMS atau memang lelaki ini sama berengseknya dengan si Player, aku tak peduli.
“Chanyeol benar-benar peduli padamu. Itulah kenapa dia memintamu menjadi kekasihnya,” jelas Sehun menatapku.
“Kenapa harus menjadi kekasih? Hanya karena dia ingin menolongku dari William, tidak begini juga caranya,” balasku berkukuh.
“William tidak akan mencelakaimu kalau dia tahu kau bukan kekasih Chanyeol, Mi Ra,” ucap Sehun dan aku hanya mengerlingkan bola matanya.
“Aku dengan senang hati akan bilang pada William, bahwa aku bukan kekasih Chanyeol. Oke, sekarang beritahu aku dimana William tinggal?” tanyaku angkuh dan Sehun hanya menggeleng.
“Tidak semudah itu,” cegah Sehun. Demi apapun juga, justru dia yang mempersulitnya, kan?
“Aku benar-benar tak peduli ya pada urusan William dengan Chanyeol. Yang jelas, aku ingin segera bebas dari segala ancaman si gay itu!” jelasku dengan sedikit penekanan. Kuharap, Sehun mengerti bahwa aku benar-benar jengah dengan keadaan yang sangat mendadak ini.
“Gay?!” pekik Mia yang setelahnya langsung dibungkam oleh Do. Aku hanya mengerlingkan mata dengan bosan, ya ampun, semua orang bisa tahu sekarang soal masalah ini. Aku yakin, saat pulang nanti, mereka pasti akan memaksaku mengatakan kejadian yang sebenarnya.
Sehun menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu menatapku dengan kening yang berkerut. Dia tampak berpikir.
“Kudengar kau sedang menulis novel?” tanyanya mengalihkan topik begitu saja.
“Bisa kita bahas topik utamanya saja?” tanyaku dan Sehun hanya menggeleng enteng. Tuhan, hidupku tidak seenteng gelengan kepalanya sekarang!
“Baekhyun yang mengatakannya padaku, alasan kenapa kalian bisa di kelab dan kau terlibat dengan urusan Chanyeol,” jelas Sehun melirik sekilas Baekhyun yang sudah menyembunyikan wajahnya di pungung Do.
Sialan, si mulut ember!
“Lalu apa urusannya?!” bentakku tanpa sadar mulai emosi. Sehun hanya menarik sudut bibirnya, tersenyum sinis melihatku. Entah kenapa aku merasa dia sedang mempermainkanku sekarang. Ck, IQ lelaki ini pasti tidak rendah!
“Bagaimana kalau kita buat kesepakatan?” tawarnya dan aku hanya mengalihkan pandanganku malas. “Kau tahu? Chanyeol adalah master dalam urusan dunia malam. Dia bisa memberikan informasi apapun untuk membantu proses penulisanmu. Sementara kau menjadi kekasih Chanyeol untuk sementara, sambil dia menyelesaikan masalahnya dengan William.”
Menggiurkan. Tapi …
“Tidak,” tolakku mentah-mentah, menatapnya tak suka. “Ini bukan drama picisan, oke?”
“Iya, tapi ini kenyataannya,” tambah Sehun mendekatkan wajahnya padaku. Apalagi ucapannya sangat yakin, membuat aku kembali berpikir.
Sial. Kalau saja aku bertemu dengan Chanyeol secara baik-baik, aku pasti akan meminta bantuannya untuk proses penulisanku. Saat di kelab waktu itu, aku bertanya pada beberapa pekerja di sana. Kira-kira siapa yang sering datang ke kelab itu, dan mereka serempak menjawab Chanyeol.
Mereka menjelaskan secara rinci bahwa orang bernama Chanyeol itu adalah master di dunia kelab. Walaupun naas, katanya dia cukup pemilih untuk bertemu seseorang. Seksi, berkelas apalah itu aku tak tahu. Yang jelas, aku mulai khawatir melihat keadaanku sekarang yang tak memenuhi standarnya.
Tapi aku punya tekad. Aku ingin mencoba untuk mengenalnya!
Aku menyusulnya ke toilet bukan karena apa-apa. Aku hanya ingin melihat seperti apa rupa lelaki master dunia malam itu. Cih, kalau hanya om-om berhidung belang aku juga tak mau.
YOU ARE READING
I'm (not) a Player
FanfictionTerlibat dengan seorang Lesbi dan Gay, lalu merumitkan hidup si tokoh utama. Sebuah kerumitan yang mengharuskan aku dan dia untuk terus bersama sampai tak ingin saling melepas. "I'm-NOT-a-Player, okay?" 📍cover by: Irishlevyona 📍10 November 17 - 2...
