Terlibat dengan seorang Lesbi dan Gay, lalu merumitkan hidup si tokoh utama. Sebuah kerumitan yang mengharuskan aku dan dia untuk terus bersama sampai tak ingin saling melepas.
"I'm-NOT-a-Player, okay?"
📍cover by: Irishlevyona
📍10 November 17 - 2...
Aku tersenyum sinis melihat kedatangannya. Dia mendudukkan diri di samping Soora, masih sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.
“Ohh … kau yang menghamilinya?” ledekku sambil mencipratkan vanilla shake dari sedotan. “Jadi, dulu kau mengatakan cinta padanya yang kukira hanya untuk metode penyembuhan Soora, itu salah, ya? Kau benar cinta padanya?”
Dia menggerutu sesaat lalu nyengir lebar.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Jungkook Junior akan lahir beberapa minggu lagi,” ujarnya tanpa dosa. Aku yang mendengar itu, memperagakan orang yang ingin muntah melihat rasa percaya dirinya yang keluar begitu saja. “Ish, jahat sekali kau!”
“Kenapa kau bisa jatuh cinta padanya, oh?” tanyaku pada Soora yang sibuk cekikikkan melihat kami. “Awas, dia itu tukang ingkar janji!”
“Aku takkan begitu sekarang!” sanggah Jungkook menjitak kepalaku. “Sudahlah, untuk apa juga dibahas!”
“Lagipula, kalian kenapa tidak mengundangku, ha?” tanyaku pura-pura marah dan mereka hanya terkekeh.
“Maaf, aku menikah di Paris. Sedangkan saat acara berlangsung, kau sibuk pada tulisan dan Kak Lia,” jelas Soora membuatku mengangguk. Sebenarnya aku pernah mendapat undangan saat Kak Lia melahirkan, tapi aku mengabaikannya.
Sakit sih, tapi … ya sudahlah. Asalkan mantan kekasihku bahagia, aku tak masalah.
Hehe …
“Kau sendiri, kapan menikah? Sudah tua juga!” ledek Jungkook membuatku memegang dada dengan dramatis.
“Jleb! Akh, sakit sekali!” Lalu kami bertiga tertawa sambil sesekali bernostalgia.
***
Setelah pertemuanku dengan Jungkook dan Soora, aku sengaja tak pulang dan malah singgah di salah satu kelab. Kelab di salah satu sudut kota, tempat dimana untuk pertama kalinya aku, Mia dan Baekhyun minum minuman keras.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi tak ada sedikit pun rasa ingin pulang. Aku hanya ingin menyapa ‘dunia malam’ setelah sekian lama tak bertemu. Sambil mencoba untuk melawan bayang-bayang William jika aku ke sini.
Dua gelas wine sudah habis kuteguk, aku tak berniat mabuk malam ini. Lagipula, sebenarnya aku memang kurang suka minuman keras. Hanya mencicipi sesekali saja.
Kepalaku bergerak naik turun untuk menikmati alunan DJ. Sampai seseorang menepuk pundak dan mendudukkan dirinya di samping kananku.
“Mi Ra?” panggilnya terkejut. Saat kulihat, Sehun ada di sana. “Apa yang sedang kau lakukan di sini?”
“Kau mau mendengarkan jawaban gilaku?” tanyaku terkekeh. Kenapa dia harus bertanya disaat sudah jelas-jelas aku ‘minum’ di sini?
“Ah, ya. Sendiri?” tanya Sehun dan aku hanya mengangguk. “Aku bersama istriku. Dia sedang di sana.”