Namanya juga, Pelacur Kreatif

7.8K 22 2
                                    




Namanya juga, pelacur kreatif.

Baru saja baca chat ini dari seorang teman di grup main

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baru saja baca chat ini dari seorang teman di grup main. Isinya cukup sederhana, tetapi bisa membuatku tertawa seharian. Iya, seharian. Mungkin kamu bertanya, "kenapa bisa begitu? Apa yang lucu dari hal itu? Bukannya, kamu seharusnya sedih ya ketika mendengar kabar begitu? Kenapa? Dasar gila!"


Mari aku jelaskan terlebih dahulu, tetapi sebelum itu, mungkin ada baiknya, bagi kamu yang masih belum bisa terbuka dengan pandangan gila ini, tidak masalah, karena sejatinya hidup adalah berbagi, bukan memperdebatkan sebuah ideologi, pemahaman. Marilah kita sepakat untuk tidak sepakat. :)


Dalam industri, semua hal bisa menjadi sangat susah dan mudah dalam waktu bersamaan. Menjadi mudah, ketika kita sudah dikenal oleh orang, banyak yang percaya dengan bisnis kita, dan sejenisnya. Hal ini bisa terlihat dari besarnya pemasukan yang kita dapatkan, entah itu dalam jangka bulanan ataupun harian. Setiap orang berbeda penghitungan dan targetnya.


Industri kreatif pun pada dasarnya sama, tidak ada yang berbeda dengan industri lainnya. Mungkin, perbedaan paling besar adalah barang / jasa yang dihasilkan. Ingat, industri kreatif itu tidak hanya seorang pelukis atau penyanyi. Banyak kok contohnya, seperti penulis, MC, videomaker dan sejenisnya. Kalau dalam konteks resmi, akuntan ataupun pengacara juga bisa termasuk dalam industri kreatif, mereka menjual "ilmu" mereka, dengan gaya mereka. Menarik kan?


Dalam industri kreatif murni, yang di mana benar - benar menjual "seni". Ini menjadi amat sangat menarik untuk dibahas, karena pada dasarnya, kebanyakan orang kurang percaya dengan industri ini, "apakah nantinya bisa mendatangkan uang atau tidak? Memangnya kita bisa hidup dalam industri ini? Ayolah, jangan ngaco! Bagaimana bisa orang hidup dari dunia seni? Gila kamu, Cal!" Itu pemikiran orang banyak. Ayolah, kita tak bisa munafik akan hal tersebut, bukan?


Kalau melihat kenyataannya sekarang, banyak kok orang bisa hidup dari industri kreatif murni ini. Jaman dahulu pun begitu, buktinya ada musisi papan atas, seperti Slank, Peterpan, Ebiet G Ade, Erwin Gutawa. You name it! Pekerja industri jaman sekarang? Banyak kok, Bayu Skak, Edho Zell, komikus Tahilalats, dan sejenisnya. Tetapi, yang gagal juga ga sedikit sih, kamu pasti tahu itu, kan? :)


Mungkin kamu akan bilang, "enak mah mereka, sudah besar, punya nama, kalau aku bagaimana? Aku kan bukan siapa - siapa!" Aku selalu tersenyum mendengarkan pandangan ini. Tidak salah kok, terkadang aku juga berpikir demikian. Semua orang pasti pernah memasuki fase itu, pasti.


Kamu tahu ga, bedanya orang yang sukses dalam bidang ini sama tidak? Kalau belum tahu, kuberitahu 1 hal. Mereka, orang - orang yang sukses di bidang ini adalah orang - orang gila. Iya, gila! Mereka sudah pasti dikucilkan, dihina, bahkan tidak dipercayai oleh anggota keluarganya sendiri. Kurang sakit jiwa apa coba?! Coba kamu bayangkan! Can you handle this shit?


Tetapi, satu hal yang kutahu juga, mereka melakukan hal ini karena cinta. Iya, cinta. Mereka tidak melakukan hal ini karena uang ataupun ingin dilihat keren orang lain. Tidak. Sama sekali tidak. Bagaimana bisa ingin terlihat keren, sedangkan (sepertinya) budaya Indonesia adalah merendahkan orang lain?


Mungkin kamu tidak percaya, tidak masalah, tetapi sejauh itulah yang kudapatkan selama mencoba menikmati industri ini. Ya, namanya juga, pelacur kreatif. :)

Lana: Catatan Seorang Mahasiswa (Nyaris) Gagal (Part: 1)Where stories live. Discover now