Lana: Catatan Seorang Mahasiswa (Nyaris) Gagal (Part: 1)

Aku Bodoh.

*Inhale... Exhale...*

Hai.

Ada beberapa hal yang harus aku akui dan sesali.

Pertama, aku cukup munafik untuk mengakui apa yang aku suka dan bisa. Ini adalah dua hal yang berbeda. Aku suka karena ketika aku melakukan sesuatu, aku tidak perlu berpikir panjang, hanya lakukan saja, entah itu dibayar ataupun tidak. Hanya biarkan berjalan sebagaimana mestinya. Terdengar menyenangkan bukan? (:

Berbeda dengan suka, hal - hal yang bisa kulakukan itu karena aku memang bisa. Iya, bisa saja. Tidak terlalu jago, ataupun ahli dalam bidang tersebut. Hanya bisa. Biasanya, ada tendensi di dalamnya. Entah itu tuntutan dengan orang sekitar, ataupun dalam diri sendiri. Misalnya, tuntutan dari lingkungan untuk menyelesaikan kuliah.

Aku kira, awalnya hal ini bisa berjalan sebagaimana mestinya. Tanpa harus menyakiti satu sama lain. Seperti mendua tetapi halal. Eh. Tetapi faktanya tidak mudah, bahkan cenderung menyiksa diri sendiri. Iya, ada rasa semacam sakit hati dalam diri, tetapi tidak mengakui hal tersebut, justru menikmatinya. Apa itu tidak bisa disebut masochist?

Aku selalu mengelak untuk mengakui bahwa aku menyukai menulis, berbicara di depan kamera, traveling, melakukan berbagai hal - hal gila lainnya, dan apa pun itu kalian bisa sebutkan sendiri. Aku selalu mengelak hal tersebut. Iya, mengelak. Bodoh bukan?

Sedangkan aku, masih berusaha untuk mencintai kuliah akuntansiku yang sangat berantakan. Hampir tidak ada harapan untuk lulus. Ada harapan, tetapi terlalu samar - samar terlihat. Hingga orang pun kalau melihatnya sendiri akan iba. Sedih sekali, bukan?

Tidak, aku tidak akan pernah mau mengutuk keadaan. Hal itu tidak menyenangkan sekali. Ketika masalah begitu banyak datang silih berganti, sedangkan kita hanya bisa menggerutu tentang keadaan. Apakah masalah tersebut akan selesai dengan sendirinya? Tidak bukan? (:

Jadi, aku akhirnya memutuskan beberapa hal. Mungkin sebaiknya aku akan terus mengikuti kata hatiku. Melakukan hal yang benar - benar aku suka dan cinta. Terdengar idiot memang, karena kita hidup di dunia realitas, yang di mana orang hidup itu butuh uang untuk menghidupi hal - hal lainnya. Aku tidak akan menampik hal tersebut. Itu jelas adanya, tetapi seperti yang pernah dibilang Casey Neistat.

"I will always made a living, so i can make a Movies, i never made Movies to try and make a living, i think that's a big mistake that a lot of newcomers is that they focus on how can my passion pay me, and i think that's a terrible place to start."