6: Aku

211 24 5
                                    

Sudah seharian aku duduk di depan tv. Bosan. Dan ponselku hampir sama sepinya seperti kuburan. Lagi, Kim Seokjin mengabaikanku. Aku melihatnya tampil di setiap acara, tertawa ceria sambil mengobrol. Di internet juga terpampang banyak wajahnya ketika melakukan fansign dan fanmeeting.

Ada beberapa kesempatan saat kulihat dia memegang ponsel. Tapi kenapa dia tak menghubungiku? Apa dia marah karena bunganya aku buang? Atau karena cokelatnya masih teronggok di kulkas?

Katakanlah iya, tapi, hey! Aku sudah bilang 'kan kalau aku alergi terhadap serbuk bunganya. Dan lagi, walau rendah lemak tapi cokelatnya terlalu manis. Kerongkonganku sampai tercekik karena manisnya. Apa dia berniat membunuhku? Atau mau aku diabetes? Dia mau aku mati?

Ah, apa dia sengaja? Perlukah kutanyai dia mengenai ini?

Tepat waktu!

Kim Seokjin, dia menelepon.

"Halo?"

"........"

"Apa?"

"........."

"Kau bercanda?"

"........."

"Oke. Terserah. Kau memang selalu egois, Kim Seokjin!"

Aku melempar ponselku ke sofa, kemudian merutuki acara tv yang menampilkan BTS, yang sialnya tengah menyorot wajah menyebalkan Seokjin.

Aku menunjuk lurus-lurus pada layar tv, "Hey, brengsek, kau anggap apa aku ini?"

Dia brengsek. Membatalkan kencan empat jam sebelum waktu yang dia janjikan. Aku benar-benar membencinya.

Ralat.

Kuharap aku benar-benar bisa membenci Kim Seokjin.

Missunderstanding: You [Imagination - Jin ver.] - END✔Where stories live. Discover now