[39] Kita yang Sekarang

Start from the beginning
                                    

"Iya tau, tapi kelihatan beda gitu dari cara bicaranya," ucap Marsha. "Setelah itu kalian masih chat?"

Andira menggeleng. "Gak. Setelah dia ngucapin gue ultah tahun lalu, kita ga pernah chatting lagi."

"Yang bener? Wah ada yang ga beres nih sama Alvin," ujar Marsha. "Lo ga punya firasat apa gitu, Ra?"

"Firasat apaan woy, haha. Positive thinking aja napa. Dia lagi sibuk Marshaaa!" jawab Andira.

Marsha menatap Andira sambil tersenyum miring. "Memaksakan diri untuk positive thinking hanya bikin hati resah sendiri. Ngaku deh, Ra!"

Andira menghela nafasnya dengan panjang. "Iya sih, Sha. Gue takut dia kenapa-napa. Tapi percaya aja, dia pasti baik-baik aja walaupun ga pernah kasih kabar."

***

Setelah berjalan-jalan, Andira dan Marsha memilih untuk kembali ke kost. Mereka saat ini tinggal di sebuah kost karena mereka sekarang berada di Tangerang, bukan di Jakarta Selatan lagi.

"Eh, Ra!" panggil Marsha sebelum Andira masuk ke kamarnya. "Udah kerjain tugas yang dua hari lalu?"

"Hmm, kayaknya sih udah. Kenapa?" tanya Andira.

"Gak papa, cuma ingetin aja. Ntar lo di marahin, kasihan guenya," jawab Marsha.

"Kasihan? Kenapa?"

"Kasihan nanti sakit perut ngetawain lo! Ahahah!"

"Kampret lo!"

Andira pun masuk dan merebahkan dirinya di atas kasur. Ia melihat sebuah pigura yang berisi fotonya dengan Alvin.

"Udah empat tahun, dimana lu, tong?" tanya nya sambil tersenyum miris

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Udah empat tahun, dimana lu, tong?" tanya nya sambil tersenyum miris.

Andira mengambil handphone nya dan memberanikan diri untuk menghubungi Alvin. Ada sedikit rasa gengsi di dalam diri Andira, tapi Alvin adalah sahabatnya sejak lama. Jadi, Andira tetap menghubunginya.

"Hmm, disini jam 5 sore. Disana jam berapa ya?" tanya Andira pada dirinya sendiri. "Ah masih jam 10 pagi disana. Aman lah."

Andira tadinya mau menelpon Alvin, tapi ia mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk mengirim sebuah chat saja.

Andira :
vin? sibuk? •

5 menit, 10 menit, 30 menit. Akhirnya setelah 30 menit menunggu, Alvin membalasnya.

Alvin lelee :
• ya?
• sorry baru bls

Andira :
ga papaa •
3 hari lg ultah gue •
dan ini uda 4 tahun •
lo dtg kan ke ultah gue ke 21 •

Alvin lelee :
• mm yeaa harusnya sih dateng
• lo buat acara?

Andira :
iyaa dirumah :D •
taman belakangg, inget kan ? •

Alvin lelee :
• ya

Andira :
bener dtg ? •
jangan php beneran nihhhh!! •

Alvin lelee :
• iya

Andira langsung tersenyum lebar saat membaca pesan terakhir Alvin. Walaupun terlihat cuek, Andira percaya Alvin akan datang.

***

Keesokan harinya, 07.40.

drrrtttt drrrttt!

"Ashh berisik!"

drrrtttt drtttt!

"HALO?!" Andira baru saja membuka matanya dan menjawab telepon itu dengan ketus.

"Ra! Lo dimana? Ga inget kita ada kelas jam 8?!"

"Ish, orang masih jam enam gini!"

"Baru bangun lo? Cek jam sekarang deh! Buruan!"

Andira menatap jam dinding di kamarnya. Ia langsung terkejut dan melempar handphone nya ke sembarang arah.

orang kaya mah bebas~

Andira langsung mandi, berganti baju, menyisir rambutnya, lalu memesan ojek online.

***

Beginilah kehidupan kuliah Andira sekarang. Hobi terlambat setiap ada kelas pagi. Ia beruntung mempunyai teman seperti Marsha yang selalu memperingatinya.

"Aduhhh hujan lagi!" keluh Andira setelah turun dari motor. "Nih bang, ambil aja kembaliannya!"

Andira segera berlari ke kelasnya. Ia lupa membawa payung karena tadi sempat buru-buru.

"Rara!" panggil Marsha. "Dateng juga lo!"

"Hhhh, capek! Dosennya kemana?" tanya Andira sambil ngos-ngosan.

"Tadi katanya telat. Dia bisa dateng jam setengah 9," jawab Marsha. "Heheheh."

"Haha hehe pala lu! Tau gini gue ga buru-buru!" omel Andira. "Oh ya, by the way, Alvin beneran mau dateng!"

"Hah? Iya?"

Andira mengangguk cepat. "Kemarin gue tanya. Yaa walaupun masih cuek gitu, tapi omongannya ga pernah bercanda. Gue yakin kok!"

"Kapan dia dateng?"

"Hmm, gue lupa tanya sih," ucap Andira. "Tapi katanya dia bakal dateng pas acara ultah gue."

"Waah bagus deh!" Marsha ikut senang melihat sahabatnya bahagia. "Dia bawain gue oleh-oleh cogan sana gak yaa?"

"Hidih, ngimpi lo!"

"Yee sirik aja sih!"

GOALSWhere stories live. Discover now