[26] Selalu Bersama

2.6K 136 0
                                    

mulmed jgn dulu di play yak:*

Alvin dan Andira sama - sama sudah selesai mandi. Sekarang Alvin sedang duduk di sofa bersama Andira yang sedang mengobati lukanya.

"Sakit! Sengaja ya lo!" keluh Alvin saat Andira mengobati luka diujung bibirnya.

"Diem! Elu banyak omong, makanya sakit!" jawab Andira.

Akhirnya Alvin memilih untuk diam dan membiarkan Andira membersihkan luka - lukanya. Ia baru sadar bahwa sekarang ia dan Andira sudah tidak saling diam lagi.

"Bentar ya, gue ambil plester dulu. Itu luka lo banyak banget sih." ucap Andira sambil pergi ke tempat obat - obat didekat dapur.

"Iya, sisa luka yang lama juga. Belum sembuh, lukanya udah dibuka lagi. Hm," keluh Alvin.

Andira hanya diam saja mendengar jawaban Alvin tadi. Ia mencari - cari dimana plester yang dua minggu lalu dibeli. "Ck, dimana sih ? Abis kali ya ?" gumamnya.

"Cari apa ? Plester ? Abis."

"Ya ampun itu masih baruu!"

"Ya udah gak usah pake plester!"

Andira menghiraukan Alvin dan pergi ke kamarnya. Ia kembali sambil membawa sebuah bungkusan kecil.

"Apa tuh ?" tanya Alvin.

"Ini gue pas itu beli plester tapi warna warni. Sebenernya buat gue, tapi gue ga ada luka samsek. Jadi pake aja." jawab Andira sambil menempel plester itu ke luka Alvin.

"Itu yang lo tempel ke gue warna apa ?" tanya Alvin.

"Kuning. Tenang aja, bukan pink."

Alvin mengangguk. Setelah itu, mereka merasa canggung lagi. Hanya ada TV yang memutar sinetron kurang jelas sebagai backsound.

"Hmm, Ra." Alvin akhirnya berbicara.

"Apa ?"

"Kayaknya setelah kita berdua kekunci di gudang tadi pagi, dan setelah kejadian sama preman tadi, pertanda ada panggilan dari alam kalo kita—"

"Sorry yah," potong Andira.

"Enggak, gue yang sorry," jawab Alvin. "Ini kan gue yang mulai."

"Hahah, enggak lah. Gue yang emosional."

"Ya udah, salah berdua. Gue dimaafin gak ?"

Andira mengangguk, "Permintaan maaf diterima."

"Ya, gue juga maafin lo," ucap Alvin. "By the way, aksi lo tadi... agak bahaya sih kayaknya."

Andira tertawa, "Preman kaya gitu gampang dibodohi kok."

"Tapi bahaya! Kalo premannya pinter gimana ?"

"Ya kebetulan saya dapet yang bego."

Alvin akhirnya mengalah, "Ya udah, tapi lain kali ga gitu."

"Lagian elu gimana ceritanya bisa ketemu preman ?"

Alvin nyengir, "Hehe, panjang ceritanya," ucapnya. "ELU JUGA KENAPA BISA DAPET IDE KAYA BERANDALAN GITU HEH?!"

"Hehe, gue ga tau mau bantu kayak gimana," jawab Andira sambil terkekeh. "Akting gue bagus gak ?"

"Hmm 9,5 dari 10 deh. Lumayan. Walaupun tadi lo ngata - ngatain gue," jawab Alvin. "Oh ya, ternyata koleksi pisau lipetnya lo nyata yah. Kirain lo cuma bercanda."

"Iyalah."

***

mulmed play

GOALSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora