PUDDING CHAP 25 (SEASON 2)

461 72 96
                                    

Cerita sebelumnya

Musuh utama Woogyu couple adalah Junghwan, pria psikopat pencuci otak yang dulu punya dendam terhadap Woohyun, selain itu di masa lalu juga dia adalah musuhnya Gyu.

Tujuan utama Junghwan adalah menghancurkan keluarga Woohyun, ia tiga langkah lebih maju...

Mencuci otak An Woo supaya membenci keluarganya

Memiftnah Woohyun yang sekarang berstatus sebagai buronan polisi

Mencelakai Gyu

PUDDING CHAPTER 25

Woohyun kini jadi buronan karena dia dituduh telah melakukan pembunuhan dan penyelundupan narkotika. Tempat pertama yang dituju oleh Woohyun yaitu rumah Leesuk, anak buahnya di kantor yang dicurigai telah berkhianat.

Leesuk tinggal sendirian di apartmen, ia sudah lama bercerai dengan istrinya yang tak bisa memberikan keturunan. Woohyun pergi kesana hati-hati karena salah langkah saja semua bisa runyam. Saat pintu diketuk, Leesuk membuka sedikit celah pintu untuk melihat siapa tamu yang berkunjung, ia nyaris menutup lagi pintu begitu tahu tamunya adalah Woohyun si bos.

"Buka pintunya atau kudobrak." Pinta Woohyun dengan nada mengancam.

"Po... polisi sedang mencari anda."

"Kalau kau tak salah, kenapa kau setakut itu?"

Leesuk menelan ludah, ia diam sesaat lalu mempersilakan Woohyun masuk ke dalam apartmen yang ruangannya sangat rapi. Tanpa disuruh pun Woohyun menghempaskan diri di atas sofa, ia memperhatikan sekeliling, siapa tahu ada cctv disana. Leesuk pergi ke dapur mengambil secangkir teh.

"Kau sudah lihat berita di TV?" tanya Woohyun. "Mereka memfitnahku habis-habisan."

"......Nde." Leesuk lalu keluar dari dapur dan meletakan cangkir isi teh di atas meja.

"Staf yang kebagian tugas memeriksa patung lilin adalah tim kita. Satu hal yang bisa kupastikan; patung yang kita cek waktu itu adalah patung lilin sungguhan."

"Be... benar."

"Benar kan? Karena itulah semua patung itu kita simpan di gedung kesenian. Masalahnya, beberapa hari kemudian polisi mengatakan bahwa salah satu patung lilin disana adalah mayat manusia yang bagian dalam tubuhnya ditukar bungkusan narkotika. Semua pihak menyalahkanku hanya karena aku orang yang bertanggung jawab melakukan pengecekan terakhir. Aku yakin..... si pelaku pasti menaruh mayat-mayat menjijikan itu disana, ia memanggil polisi dan menjadikanku kambing hitam."

Leesuk terdiam, entah dia mendengarkan atau bengong.

"Orang... orang yang memiftnah anda sangat kejam." Kata Leesuk, bicaranya masih dalam irama terbata-bata.

"Memang," Woohyun meraih secangkir teh, tapi ia tak meneguknya, minuman itu ia siram ke wajah Leesuk. "Ada yang mengkhianatiku."

"Bukan aku!" Leesuk menjawab refleks.

"Kalau bukan kau, siapa lagi!? Kita berdua sama-sama melakukan pengecekan waktu itu, tak ada mayat ataupun narkotika. Katakan, siapa pelaku sebenarnya!? Pemilik gedung kesenian kan!?"

"Aku tidak tahu! Sungguh!" Leesuk tiba-tiba saja bersujud. "Aku sama sekali tidak tahu apapun, aku berani bersumpah."

"Kau tak melakukan apapun?"

"Benar!"

Woohyun yakin Leesuk sedang berbohong karena gerak gerik Leesuk sangat mencurigakan, bicaranya pun gagap.

"Aku minta alamat pemilik gedung kesenian yang ASLI. Kalian para pengkhianat sudah memberikan informasi palsu pada atasan kalian, jangan harap bisa terus kupekerjakan."

PUDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang