PUDDING CHAP 24 (SEASON 2)

464 74 58
                                    


Cerita sebelumnya

Woohyun dan Gyu tinggal bersama ketiga anak mereka (An Hye, Woogyu dan An Woo) tanpa sadar bahwa anak mereka (AN KYU) yang selama ini dikira meninggal ternyata masih hidup.

Musuh utama mereka; Junghwan, mencoba menghancurkan keluarga Woohyun. Dia adalah psikopat gila yang membunuh orang-orang, memodifikasi mereka menjadi patung lilin lalu menaruh narkotika dalam tubuh mayat tersebut. Semua patung lilin disimpan dalam gedung kesenian miliknya. Tujuan utama Junghwan adalah menjebloskan Woohyun ke penjara dengan memfitnahnya, membuat orang-orang berfikir bahwa semua mayat dan narkotika itu adalah perbuatan Woohyun.

PUDDING CHAPTER 24

Orang-orang ramai berkumpul dekat lampu lalu lintas, mereka melihat seorang namja tergeletak tak berdaya di jalanan aspal dengan darah berceceran, namja itu baru saja mengalami tabrak lari, sebelum menutup mata, ia mengatakan sesuatu;

'Woohyun...... kau dimana?'

+++++++

Semua terjadi begitu cepat seperti sebuah mimpi buruk yang jadi realita, kurang lebih ibarat terbang di langit lalu dihempaskan ke tanah. Woohyun sekeluarga menikmati hari-hari seperti biasa, terkecuali Anwoo yang akhir-akhir ini jaga jarak sejak otaknya dicuci oleh Junghwan.

Semua berawal dari panggilan telepon anak buah Woohyun yang paling terpercaya, dia mengatakan bahwa polisi mencurigai Woohyun sebagai pelaku yang telah melakukan perbuatan kriminal yang tergolong keji.

Pertama; membunuh manusia dan mengubahnya menjadi patung lilin yang dipamerkan di gedung kesenian.

Kedua: menyelundupkan obat-obatan terlarang dalam mayat yang dijadikan patung tersebut.

Nyatanya, Woohyun tak tahu apapun tentang hal itu, dia dijebak oleh musuh bubuyutannya 'Junghwan'. Otak kriminal yang ada di balik semua ini hanyalah Junghwan, ia sengaja menjebak Woohyun agar musuhnya mendekam di penjara.

"Aku tahu kau tak mungkin melakukannya." Gyu menyembunyikan kepanikan dalam intonasi suaranya yang tetap tenang. "Kau dijebak."

"Siapa yang menjebak!?" Woohyun mulai frustasi, ketiga anak mereka belum tahu masalah ini. "Aku tidak tahu diantara patung lilin itu ada beberapa yang palsu, maksudku.... manusia? Yang benar saja, manusia dibunuh dan dijadikan patung, organ dalamnya dikeluarkan untuk diganti dengan obat-obatan terlarang, membayangkannya saja membuatku mual."

"Siapa orang yang kau curigai?" tanya Gyu.

"Entahlah- aku tak bisa berfikir jernih."

"Hyun! Coba ingat-ingat. Semua orang yang bekerjasama denganmu dalam proyek gedung kesenian, pasti ada diantara mereka yang menjebakmu."

Omongan Gyu ada benarnya. Masalahnya, siapa yang punya kekuasaan dan kesempatan besar untuk melakukan semua kejahatan keji ini?

"Pemilik gedung kesenian. Gyu, kau tahu kan? Aku hanya sekedar sponsor dan juga pihak yang melakukan pengecekan."

"Nde, polisi mencurigaimu karena kau orang terakhir yang mengecek patung-patung itu, padahal bisa saja si pemilik gedung yang terakhir kali merombak semua patung... bukan patung, tapi mayat."

"Bagaimana kalau bukan dia pelakunya?"

"Memangnya kau mau dirimu sendiri dicurigai? Ada untungnya anak buahmu memberi kabar dulu lewat telepon. Sebentar lagi polisi mungkin akan datang."

"Eotteokhe Gyu??? Aku tidak salah. Kalaupun aku bilang begitu, mereka tidak akan langsung percaya karena semua bukti menjurus padaku."

Woohyun dalam keadaan terjepit, polisi bisa saja sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya menuju sel tahanan.

PUDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang