PUDDIN CHAP 1

2.1K 119 44
                                    

PUDDING
Cast: NAM FAMILY.
Nam Woo Hyun (Didi), Nam Sung Kyu (Mimi), Nam An Hye (1st son), Nam Woo Gyu (2nd son), Nam An Woo (Daughter).
Genre: BL, MPreg, Marriage.
Length: Maybe 9
Author: Luksa Gyueren Kyuzizi

=======

Author's Point of View

Suasananya gelap, angin yang berhembus seakan terdengar begitu kencang, daun berjatuhan perlahan dan satu helainya terinjak oleh seorang lelaki yang mengenakan jaket merah marun.
Di hadapan lelaki itu ada seorang gadis berambut coklat panjang yang wajahnya manis seperti boneka, ia mengenakan gaun pendek berwana putih, mereka berdiri berhadapan dan saling bertatapan.
"Kau tak bohong kan saat kau bilang aku satu-satunya untukmu?" tanya gadis imut yang ternyata suaranya dalam, dia gadis tulen hanya saja suaranya ngebass.
"Kau segalanya untukku." balas lelaki yang kelihatannya pandai merangkai kata-kata. Lelaki itu dikenal dengan nama 'Woohyun', dia bicara dengan nada santai dan lembut.
"Bukankah pernah ada seseorang yang singgah dalam kehidupanmu? setelah puluhan tahun berlalu, akhirnya kau bisa melupakannya?"
Woohyun menundukan kepala, ia diam cukup lama.
"...... apa jawabanmu?" gadis itu terus mengajukan pertanyaan. "Kau sudah bisa melupakannya?"
Woohyun perlahan mengangkat kembali kepalanya dan menatap gadis di hadapannya yang sedang menantikan sebuah jawaban.
"Aku...aku..." Woohyun bicara terbata-bata. "Aku lupa...... dialognya, sebentar, boleh lihat naskah?"

====PUDING CHAPTER 1====

Gyu membuka pintu kamar anaknya, ia menyalakan lampu dan melihat di dalam kamar itu ada anak perempuannya (An Woo), suaminya (Woohyun), dan anak keduanya (Woogyu). An Woo sedang mengenakan gaun berwarna putih dengan rok diatas lutut, Woohyun sibuk membaca kertas yang ia pegang, sementara Woogyu menabur daun dengan bantuan kipas angin.
"Sudah selesai latihan dramanya?" tanya Gyu sambil menaruh kedua tangan di pinggangnya.
"Mimi." An Woo mengalihkan perhatiannya ke arah sang mimi. "Masa didi lupa dialognya."
"Didi cuma lupa sedikit." Woohyun membela dirinya sendiri.
Gyu fokus memperhatikan pakaian An Woo yang minim, "Eh eh, apa-apaan ini!?" Gyu menunjuk roknya An Woo. "Kenapa seksi seperti itu!? mimi tidak suka lihatnya, panjangkan roknya!"
"Mimi! Kostumnya kan memang begini."
"Pokoknya mimi tidak suka."
"Dulu mimi'mu pernah tampil drama juga." timpa Woohyun, "Dia jadi juliet, benar-benar sangat cantik tanpa harus memamerkan lekukan tubuh dan pahanya yang mulus."
Aww.... omongan Woohyun agak sedikit vulgar, An Woo sampai merasa risih mendengarnya. Woogyu masih rajin menebar daun karena sang adik memintanya jadi back stage helper selama latihan.
"Kenapa latihannya dengan didi?" Woogyu akhirnya ikut bicara. "An Woo latihan dengan mimi saja."
"I Can Not." balas An Woo. "Disini aku berperan jadi gadis yang ditinggalkan, sementara lawan mainku seorang lelaki gentle. Lebih mudah jika didi yang membantuku jadi pemeran lelakinya, kalau mimi terlalu manis."
"Maksudnya aku tidak gentle dan manly?" Gyu mulai sensitif.
"Aniya mimi, bukan itu maksudku. Aduh bagaimana ya, maksudnya... mimi gentle dan manly, tapi mimi itu princess."
".............." Gyu tak langsung menjawab, ia lalu menunjuk Woogyu yang sedang membuka mulut di depan kipas alias makan angin. "Woogyu, buang sisa daunnya, jangan menyampah. An Woo, sekarang sudah malam-cepat tidur."
Woohyun meletakan naskah dramanya di atas meja, lalu pergi keluar kamar bersama Gyu.
Woogyu mematikan kipas angin, ia melirik adiknya yang masih memegang kertas naskah.
"Mimi marah tuh, dia tersinggung."
"Aku salah apa?" An Woo masih belum peka.
"Meskipun kau tak bicara langsung tapi seakan-akan tadi kau bilang kalau kau tak mau mimi jadi pemeran prianya karena dia tidak gentle. An Woo, meskipun dia itu mimi kita tapi dia tetaplah namja, namja lebih suka disebut tampan ketimbang cantik."
"Tapi mimi memang cantik!" An Woo tak mau kalah.
"Terserahlah." Woogyu ikut keluar kamar tanpa mau repot-repot membereskan dedaunan yang baru saja ia sebarkan di seluruh ruangan.

=====Sementara itu di kamar Woohyun-Gyu======

"Gyu, kau marah ya dengan ucapannya An Woo? dia sebenarnya memujimu."
"Daripada itu, aku lebih khawatir." Gyu menatap Woohyun. "Hyun, apa di dramanya ada adegan kissing dan semacamnya? siapa lawan mainnya di sekolah nanti? aku tak mau first kissnya diambil oleh orang yang bukan dia sukai."
"Astaga." Woohyun tertawa terbahak-bahak mendengar kekhawatiran Gyu yang memang seperti ibu-ibu rewel. "Tidak ada adegan seperti itu Gyu, tenang saja."
"Ah syukurlah."
"Gyu,"
"Hmm?"
Woohyun meletakan telapak tangannya di dahi Gyu, merasakan suhu badan istrinya yang semakin panas. Akhir-akhir ini keadaan Gyu memang kurang sehat, tapi kondisinya kurang wajar karena ia mulai sering sakit-sakitan setelah melahirkan An Woo.
Saat masih punya dua anak (An Hye dan Woogyu), Gyu masih sangat sehat dan bahkan bisa ikut acara mendaki gunung bersama anak-anaknya. Tapi setelah anak perempuannya (An Woo) lahir, perlahan kondisi fisik Gyu mulai menurun, ia sudah jarang lagi bepergian keluar dan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah selama belasan tahun sampai sekarang An Woo berumur 14 tahun. Gyu merahasiakan ini dari An Woo karena tak mau membuat anaknya merasa bersalah, lagipula selama ini An Woo sudah jadi anak yang baik dan penurut.
"Sifat An Woo sangat mirip denganmu." Woohyun mencubit pipi Gyu saat istri kesayangannya itu sedang asyik makan puding.
"Mirip apanya?"
"Dia mirip saat kau masih SMA dulu."
"Dan Woogyu sifatnya sangat mirip sepertimu." Gyu melirik Woohyun. "Banyak gaya, hobi aegyo, lady killer."
"Ohya Tinkywinky kemana?" Woohyun mengalihkan pembicaraan.
"Belajar di kamar."
Anak pertama mereka Nam An Hye adalah seorang lelaki ulzzang/sangat tampan, sebenarnya bukan anak kandung. Meskipun An Hye kelihatan sangat dewasa dan sedikit jaim, tapi sebenarnya ia menyembunyikan sifatnya yang kekanakan. An Hye penggila berat warna ungu, ini semua akibat virus yang ditularkan oleh Hoya (Sahabat Woohyun di kantor). An Hye akrab dengan Hoya yang dipanggilnya paman. Sejak An Hye masih duduk di bangku SD, Hoya rajin memberi kado di hari ulang tahunnya, kebanyakan didominasi warna ungu, mungkin gara-gara itu dia jadi generasi penerus Boradori (Boradori alias Tinky Winky itu julukannya Hoya).
Lihat saja tumpukan boneka Tinkywinky yang ada di pojok kasurnya An Hye, Woohyun dan Gyu sih tidak mempermasalahkan hal ini, menurut mereka hal seperti ini privasi bagi An Hye. Kemudian anak pertama mereka ini juga berpacaran dengan seorang gadis yang dikenalnya sejak Sma. Jika An Hye setia dengan satu orang gadis, maka Woogyu tidak jelas karena ia tak punya pacar tapi fansnya berhamburan dimana-mana. Woogyu punya wajah persis seperti Gyu, tapi kelakuannya persis Woohyun.
"Minggu depan anak kita tampil drama." Woohyun memeluk Gyu erat-erat seperti bantal guling.
"Dia jadi peran utama kan?"
"Bukan, jadi antagonis. Aku jadi ingat saat dulu kau drama, manis deh julietku."
"Mengingatnya saja membuatku malu." Gyu sebenarnya kurang suka membahas ini karena dulu di drama dia dipaksa jadi juliet harus pakai wig dan gaun padahal ia menolak mentah-mentah.
Woohyun justru sengaja meledek karena dia suka dan menyebut dirinya sebagai Last Romeonya Gyu.
Di hadapan Gyu, An Woo sangat penurut dan patuh, gadis manis itu kelihatan takut kalau dibentak, tapi dia memang sangat menyayangi maminya itu. Sementara di hadapan Woohyun, sifat An Woo bisa lebih santai dan tidak kaku.
Woohyun bilang sifatnya An Woo itu mirip Gyu, kira-kira apanya yang mirip?

PUDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang