PUDDING CHAPTER 7 [END]

1.6K 127 106
                                    

PUDING

An Woo berjalan masuk ke kamar Woogyu, disana ada kakak keduanya sedang tertidur sambil memeluk bantal.

"Oppa-" An Woo pelan-pelan membangunkan kakaknya. "Kita sudah pulang, ayo bangun."

-

-

Tak ada respon.

"Oppa!" Kali ini An Woo melepas selimut yang membungkus Woogyu, "Oppa, bangun! Jangan tidur melulu!"

Sementara itu An Hye ke ruang tengah, ia mencari mimi dan didinya. Satu-satunya suara di rumah selain suara An Woo yaitu suara TV yang masih menyala.

Kamar mimi dan didinya juga kosong. Meskipun begitu, ketiga anak-anak ini memang sudah kembali ke dunia asal.

Perhatian An Hye tertuju pada selembar kertas yang ditempel di kulkas;

'Didi antar mama pergi berobat sebentar, ada makanan di kulkas, hangatkan saja.'

Dalam kulkas ada tiga kemasan bubur dan sekaleng daging segar.

"AN HYE OPPA!" Teriakan An Woo terdengar kencang dari arah kamar, An Hye menutup lagi kulkas lalu jalan cepat menghampiri adiknya.

"Kenapa?"

"Woogyu oppa tidak mau bangun-"

"......" An Hye memperhatikan Woogyu yang masih terlelap, ia menepuk pelan pipi adiknya itu. "Hei, kita sudah pulang, bangun."

"Oppa, jangan-jangan Woogyu oppa sudah........."

An Hye buru-buru mengecek denyut nadi Woogyu,

"Dia masih hidup, tapi kenapa tak mau bangun?"

"Woogyu oppa!" An Woo merengek, "Jangan menakut-nakuti aku, cepat bangun!"

Mereka terus berusaha membangunkan Woogyu tapi hasilnya sama saja, menelepon Woohyun dan Gyu pun percuma karena ponsel mereka tidak aktif.

"Apa mungkin....." An Hye menebak-nebak. "Jiwanya masih tertinggal di dunia sana?"

"Maksudnya?"

"Seperti, raganya memang disini, tapi tidak dengan jiwanya."

"Aku mau Woogyu oppa bangun!"

An Hye yakin adiknya terjebak di masa lalu dan tak bisa kembali karena sesuatu, sebagai gantinya- disini hanya ada sekedar raganya saja.

***

Setiap manusia memiliki jiwa, jiwa pun hanya memiliki satu tempat untuk tinggal.

***

3 Hari kemudian (Masa Depan)

Gyu tak lagi membahas tentang penyakitnya, ia bersikap biasa seakan tak ada hal buruk yang menimpanya karena ia sudah pasrah tak tahu harus bagaimana tentang vonis nyawanya yang tak bisa bertahan lama.

An Hye dan An Woo juga tak membahas penyakit mamanya, tapi mereka selalu menjaga mamanya supaya tidak terlalu lelah. Satu-satunya yang paling stres bukan hanya Gyu, tapi juga Woohyun karena ia tak tahu harus seperti apa jika dirinya benar-benar ditinggalkan.

Beberapa hari berlalu sejak Woogyu tak lagi terbangun pasca kepergiannya ke masa lalu, ia sudah dibawa ke dokter tapi pihak rumah sakit mengatakan bahwa Woogyu sebenarnya baik-baik saja dan tidak punya penyakit parah. Jika baik-baik saja, kenapa dia tak mau terbangun? kenapa selama tiga hari ini ia terus tertidur? Woohyun memberikan perawatan intensif di rumah dengan selang infus.

PUDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang