Prolog

3.8K 247 136
                                    

"Aliya, pagarnya digembok, rumahnya juga sepi banget!"

Niken gelagapan, ia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Hari ini usianya genap enambelas tahun dan hubungannya bersama Kanza sudah ada di ujung tanduk. Kanza menghilang begitu saja, rumahnya pun sudah kosong tak berpenghuni.

Dengan perasaan cemas yang teramat sangat, Niken dan Aliya berjalan menuju pekarangan di sebrang rumah Kanza. Kebetulan saat itu terdapat seorang pria paruh baya tengah bersantai-santai di teras rumahnya.

"Permisi, Pak. Mau tanya, itu rumah sebrang kenapa kosong ya, Pak?"

Pria itu menoleh, melirik dua gadis di hadapannya. "Oh, rumah keluarga Pak Retno? Mereka udah pindah, Nak."

"Pi-pindah?" Niken tersentak kaget. "Kalo boleh tau ... mereka pindah kemana, Pak?"

"Kalo soal itu ... bapak juga kurang tau. Mereka nggak kasih kabar mau pindah kemana."

Niken tersenyum kecut. "Oh, ya udah. Makasih banyak ya, Pak. Kita permisi dulu."

"Iya, sama-sama."

Mereka pun berjalan menjauh dari pekarangan rumah itu. Niken benar-benar hancur saat ini. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi.

"Al, gimana, nih? Kanza udah pindah!"

"Ya udahlah, Ken. Mungkin ada urusan keluarga, biarin aja dia pergi!"

"Ya nggak bisa gitu dong, Al. Gue sayang sama Kanza, Kanza pacar gue!"

"Tapi sekarang dia udah pergi, dia udah ninggalin kamu, Niken!"

"Terus, gue harus gimana, dong?"

"Nggak ada pilihan lain. Move on!"

*****

Jreng, jreng, jreng!

Happy reading!

XoXo

Vitamin CintaWhere stories live. Discover now