26. Goodbye? Let's get back to page one and do it all over again.

22.9K 2.8K 730
                                    


"Kardus terakhir kan, Kak?" tanya bunda saat membantu merapikan barang-barang Ardi.

"Iya, Bunda."

"Why you didn't bring all your comic book, Kak Ardi?" tanya Nash yang dari tadi ikut mondar-mandir di kamar Ardi mencoba membantu sebisanya. Tangan mungilnya menunjuk deretan komik Conan dan One Piece

"Jangannnnn! Kakak kan udah janji sama aku, ga akan dibawa!" jerit Aska histeris. Selotip yang dia pakai untuk mengepak barang sampai terlempar, untung bukan guntingnya.

"Tuh, Nash. Denger kan Kak Aska bilang apa? Udah dibajak sama dia," jelas Ardi. "Asal jangan dirusak ya, Ka... bacanya jangan sambil ngemil Nuttela. Awas aja kalau sampai kotor!" tambah Ardi.

"Di, udah jam 9. Katanya kamu ada janji... Nanti telat loh," tegur Papanya.

Ardi ikut menengok jam dinding lalu cepat-cepat menyambar dompet dan ponselnya. "Aku tinggal dulu ya... ga papa? Maaf udah ngerepotin semuanya."

"Jalan aja, yang penting udah dipisahin mana yang akan kamu bawa," jawab bunda.

"True! Serahkan sama ratu packing! Nanti kamu jadi males keluarin dari box deh, udah rapi soalnya," ledek papanya sambil mengecup pipi Grace.

Grace mencubit ujung hidung suaminya sebelum menambahkan. "Titip salam ya, Di."

Ardi tertawa, mengacungkan jempol lalu kabur menuju mobilnya.

----------

"Telat!" seru Dee yang melipat tangan di dada, wajahnya cemberut saat melihat Ardi mendekat.

Ardi melirik jam tangannya. "Cuma telat 10 menit kok. Maaf, aku lama cari tempat parkir."

"Tega! Aku udah nunggu lama banget loh. Udah keburu laper."

"Iya... iya, maaf...."

Ardi menyambar koper, mendorongnya ke restoran terdekat diikuti oleh Dee yang masih agak cemberut tapi berubah ceria saat makanan sudah datang.

"Barang kamu sedikit?" ucap Ardi menunjuk satu koper ukuran sedang dan satu koper mini milik Dee.

"Aku bawa secukupnya aja. Barang yang lain udah dikirim kok. Kak Rio yang urus semua, dia kan udah di sana duluan dari dua hari lalu. Katanya, pas aku datang, besok barangnya sampai."

"Kamu ga papa pergi sendiri begini? Ga diantar Papa sama Mama?"

"Kan aku yang minta, ga mau nangis lagi. Malu kalau nangis di bandara. Nanti Keenan bisa jauh lebih drama. Minggu depan mereka akan datang kok. Tunggu apartment-ku beres aja biar nyaman kalau mau main."

Ardi tersenyum, meminum minuman bersoda yang tersisa. "I'm sorry...."

"Maaf apa lagi sih?" seru Dee ketus sambil memukul bahu Ardi.

"Kamu udah packing? Kapan mau dibawa ke apartment di Margonda?" tanya Dee.

"Besok, Bunda yang urus semua jadi dijamin rapi."

"Mau bawa Tante Grace ke Cambridge. Tante, bantu aku bebenah dong!"

"Setelah apartment-ku rapi ya, Dee. Gantian...."

Mereka sama-sama tertawa lalu Ardi melanjutkan permintaan maafnya. "Maaf kalau aku ga bisa nemenin kamu di sana."

Dee tersenyum. "Aku pasti bisa jaga diri di sana. Di sana juga udah ada sepupu jauh aku, Keandra. Udah dibuat jadwal temu dengan psikiater. Apartment-ku termasuk yang paling aman. Semua udah dibuat agar aku bisa nyaman belajar di sana. Jangan terlalu khawatir. Lagipula kamu sudah memutuskan untuk tinggal kan?"

My Favorite Person!Where stories live. Discover now