12. Aku itu die hard fans kamu loh, Di!

14.7K 2.5K 239
                                    

Sita terdiam beberapa saat mendengarkan adik-kakak itu berdebat.

Nash ngotot ikut ke acara Ardi dan Dee namun saat Ardi menghubungi Papanya, ternyata Nash tidak dibolehkan ikut

'Siapa sih Dee itu? Kenapa pernah liburan bareng???' rutuk Sita dalam hati.

Saat ini Sita adalah pendukung Nash. 'Pepet terus Kakak kamu, Nash. Jangan biarin pergi berdua doang! Kalau jalan harus di tengah mereka ya, jangan biarin deket-deket.'

"Nanti kita bilang Bunda ya... siapa tau kalau Bunda yang bilang ke Papa, kamu boleh ikut Kakak sama Kak Dee dee," bujuk Ardi.

Walau cemberut, Nash mengangguk.

Lalu tiba-tiba hening, Ardi seperti agak salah tingkah karena bersikap seakan-akan dari tadi Sita tak ada di kamarnya.

"Ehhhhmmm, sudah ketemu yang kamu mau pinjam, Sit?"

"Errrr, yang ini!" Sita mengambil asal buku dari rak dan baru sadar kalau dia mengambil kamus tebal bahasa Jepang.

"Kak Sita juga belajar bahasa Jepang? Aku masih kesulitan untuk nulis kanji," ucap Nash polos.

Sita meringis. Mau ngaku, 'Aku bahasa Inggris aja masih belepotan, Dek Nash... apalagi bahasa Jepang!!!' Sita malu.

"Nash bisa berapa bahasa?" Sita mencoba mengalihkan fokus Nash akan kemampuan bahasa Jepangnya yang 0 besar.

Si mungil terdiam sejenak. "Sama kayak Kakak."

Sita merinding, 'Anak segede ulekan begini kenapa pintar lima bahasa juga?'

Ardi tertawa melihat Sita bergidik. "Di rumah ini yang paling pintar, Nash," jelasnya.

"Iyaaaaa????" pekik Sita.

"Setidaknya menurut test begitu. She's a baby genius. Tapi itu kan hanya masalah IQ, yang paling utama adalah EQnya. Right, Nash?"

"Yes, Bunda said, beauty from the heart."

Sita jadi gemas mau cubit pipi Nash saat dia bicara begitu.

Ardi mengambilkan beberapa buku. "Yang ini bisa kamu coba, Sit."

"Makasih, Di."

Tiba-tiba dia mendengar satu teriakan. "Hayooo, dua-duaan di kamar!" tuding Aska.

Ardi segera menghampiri Aska dan menjitak kepalanya. "Jangan suka nuduh!" ucap Ardi sambil menunjuk Nash yang duduk manis di tempat tidur Ardi.

"Oh, ada Nash... Yah, salah gosip. Kata Pak Arif, Kakak ada temen cewek yang dateng. Kucari di ruang tamu, ga ada. Ngapain coba ke kamar Kakak? ucap Aska tanpa rasa bersalah.

"Pinjem buku!" sahut Ardi.

"Udahan? Mau ajak Kakak main basket, mumpung aku belom capek. Kan aku harus latihan sebelum tanding."

"Kemaren kamu malem-malem kayak orang bener ngajak Kakak main basket. Sekarang mau main juga? Mau bikin bengek Kakak kumat memangnya?" omel Ardi, menjitak kepala Aska sekali lagi.

"Main sama aku aja," tantang Sita.

Aska menatap sinis. "Pakai rok?" ucapnya dengan kening berkerut.

'Elahhh, nih anak, beneran minta diselepet. Belum tahu aja dia, Sita siapa.' Sita tersenyum licik

"Kenapa? Malu ya kalau kalah sama yang pakai rok?" Sita meledek.

"One on One, 11 point. Kalau kalah, mau ngasih apa?" seru Aska.

"Aska! Ga boleh begitu!" tegur Ardi.

My Favorite Person!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang