[15] Lips

9.8K 1.2K 71
                                    

Setengah jam lebih Jisoo tak kembali dari toilet, dan Jungkook mulai menemui kecemasannya. Atensinya sama sekali tak beralih dari pintu perpustakaan dengan harapan gadisnya segera tampak. Namun, ia tak menemui tanda-tanda gadisnya kembali pula. Hatinya pun sudah mulai mengatakan ada hal yang buruk, sesuatu telah terjadi.

Langkah cepatnya ia bawa menyusuri koridor sekolahnya yang mulai sepi itu, atensinya pun ia sebar sebisa mungkin agar mendapat gambaran Jisoo di suatu sudut, pikirnya. Kini ia mau tak mau harus mencari Jisoo ke toilet sendiri, ia tak punya pilihan lain selain masuk ke toilet wanita itu. Tak ada rasa berat baginya melangkah masuk ke tempat yang nyatanya terkesan haram bagi pria untuk masuk. Toh, ini juga bukan yang pertama baginya. Terlebih Jisoo lebih penting saat ini.

Toilet di setiap lantai telah ia periksa dan kini tinggal toilet di sudut dekat tangga. Ia masuk dan tentu tak menemukan siapa pun di sana, sama dengan toilet lain. Namun, ada hal ganjil di sana. Ponsel milik Jisoo berada di atas wastafel. Dengan cepat ia mengambil sebelum menatapnya sesaat dan memasukkannya ke saku celananya.

“Jisoo-ya, Lee Jisoo!” tak ada jawaban di sana, hingga membuat Jungkook membuka setiap pintu toilet sampai pada pintu paling ujung tak bisa ia buka.

“Lee Jisoo! Kau di dalam?” Jungkook tak bisa membukanya, dan ia terus saja mendorong tubuhnya agar bisa membuka pintu tersebut dengan berharap memang Jisoo yang berada di sana.

“Ju-Jung ... Jun-Jungkook ....”

Jungkook melekatkan telinganya pada pintu toilet tersebut, ia mendegar rintihan yang memanggil namanya itu, “Lee Jisoo?!! Hei!! Buka pintunya!!”

“Akhh ....”

Kewarasan mulai menghilang dari Jungkook, ia memukul kuat pintu toilet itu melampiaskan kesal dan amarahnya. Kepanikan pun mulai merenggut jalan pikirannya, di saat ia seharusnya berpikir bagaimana membuka pintu ini. Dengan gerak cepat Jungkook kemudian masuk ke toilet sebelahnya dan naik ke kursi toilet itu, melihat seperti apa sebenarnya kondisi Jisoo di dalam sana.

Aish ... sial!” umpatan itu berhasil keluar tanpa sadar saat ia terbelalak melihat bagaimana Jisoo yang tergelatak di lantai toilet tersebut tanpa tenaga. Ia bahkan tak yakin bahwa Jisoo masih tersadar di sana.

Dadanya naik turun, napasnya bergemuruh seraya berpikir hebat bagaimana cara ia membuka pintu yang nyatanya terkunci dari luar dan ia tak memiliki kunci tersebut. Mendobraknya? Maka Jisoo akan terluka karena ia berada tepat di belakang pintu tersebut. Jungkook tak bisa melakukan itu.

“Haa ... Jisoo-ya ... kau bisa bangkit? Aku ... aku akan mendobrak pintunya. Kau bisa bangkit dan menjauh dari pintu?” Jutaan rasa bersalah memanggilnya kala berucap seperti itu. Bagaimana bisa ia menyuruh gadis yang sudah kehilangan seluruh tenaganya itu untuk bangkit sendiri dan menjauh. Ia bahkan yakin bernapas pun sulit bagi Jisoo saat ini.

Tak ada jawaban di sana, Jungkook hanya melihat pergerakan lamban dari Jisoo yang berusaha menopang tubuhnya dengan telapak tangan yang ditekan di atas lantai. Namun, benar saja Jisoo tak mampu. Ia kembali terjatuh saat belum terduduk pun.

Aish ....” sungguh Jungkook terluka melihat itu dari atas, ia marah pada dirinya yang memerintah Jisoo untuk melakukan itu.

Jungkook kemudian keluar dari toilet itu, bersiap untuk mendobrak pintu itu walaupun Jisoo masih berada di sana. Jungkook tak bisa menunggu lebih lama Jisoo kesakitan sendiri di dalam sana. Wajah Jungkook bahkan kini sudah ikut pucat akibat kekhawatirannya tak mampu ia kuasai.

BRAKK!!

“Akhh ....” rintihan tanpa tenaga itu terdengar tepat sesaat pintu yang terbuka secara paksa akibat tendangan dari Jungkook itu mengenai tubuhnya.

RUMORSWhere stories live. Discover now