[07] Not Me

10.8K 1.4K 31
                                    

Berjalan menyusuri tepi jalan seraya melihat-lihat toko yang berjejer menjadi kegiatan Jimin dan Jungkook malam ini. Mereka baru saja selesai berbelanja di distro pakaian langganan mereka, bahkan mereka membeli topi dan sepatu juga—yang tak termasuk dalam daftar belanja.

“Sudah menghubungi supir Kim?” Jimin sedikit mengalihkan pandangannya dari ponsel pada Jungkook—berjalan di sebelah kirinya.

Alih-alih menjawab, Jungkook malah mengerakkan sedikit kepalanya ke arah depan, mengisyaratkan bahwa supirnya telah menunggu di sudut simpang jalanan toko itu. Jimin yang sudah melihat supir Jungkook itu kembali fokus pada ponselnya. Namun, atensi Jungkook tiba-tiba teralih pada wanita lansia yang tengah menarik gerobaknya di dekat mobilnya terparkir. Jungkook bisa melihat bahwa nenek itu sedikit kesulitan akibat jalan yang menanjak di sana.

Tanpa aba-aba ataupun tindakan lain, ia sedikit mempercepat langkahnya dan ke arah sang nenek. Meninggalkan Jimin yang masih fokus pada ponselnya, tak memperdulikan Jungkook yang dipikirnya berjalan menuju mobil.

“Nenek, biar aku bantu.” Jungkook sudah berada di belakang gerobak dan mendorongnya pelan.

“Oh, terima kasih.” Sang nenek pun tampak semakin mudah menarik gerobaknya—menggunakan pinggangnya.

“Mau dibawa ke mana ini, nek?”

“Di balik gedung itu tempat pendauran ulang besi.”

“Kalau begitu, akan kubantu hingga sampai.”

“Oh, tak apa. Sampai sini saja sudah cukup membantu. Terima kasih,” ujar sang nenek kala mencapai jalan yang lebih rata dan menghentikan tarikannya.

“Tak apa, nek.” Jungkook tersenyum seraya sedikit kembali mendorong gerobak itu lagi.

Saat ia kembali berjalan, dibawanya sedikit kepalanya ke arah belakang, menatap Jimin yang ternyata sudah lebih dulu melihatnya. Jungkook pun mengisyaratkan bahwa ia tak lama dan tetap menunggunya di mobil. Saat Jimin memberikan tanda ‘Ok’ menggunakan jarinya, Jungkook pun kembali fokus dengan dorongannya.

Tak butuh waktu lama memang untuk sampai ke tempat yang dikatakan sang nenek. Tanah yang cukup luas dengan tumpukkan besi yang memenuhinya, dapat ia lihat dengan jelas.

“Aku tinggal di sini, pemiliknya membiarkanku tinggal tanpa membayar asal selalu membersihkan rongsokkan di sini.”

Jungkook hanya mengangguk pelan seraya tersenyum mendengar cerita yang begitu saja diceritakan oleh sang nenek. Ia masih melihat-lihat sekeliling tempat itu, cukup menarik menurutnya.

“Jisoo-ya,” ujar sang nenek sedikit melepaskan tali yang mengikat pinggangnya itu.

”Jisoo?” tanpa sadar ia ikut menoleh ke arah yang dilihat sang nenek.

Gadis yang tengah duduk melipat kardus itu menolehkan pandangannya. Gadis yang tak asing bagi Jungkook, dan ia menyadari itu. Jisoo yang dipanggil sang nenek adalah Jisoo yang ia kenal.

“Nenek, kenap—“ ucapannya seketika tercekat kala melihat sosok pemuda bertubuh tegap dengan setelan hitamnya berada di sebelah sang nenek. Pemuda yang ia kenali.

“Kau ....” keduanya serempak menunjuk satu sama lain, menujukkan ekspresi keterkejutan mereka.

“Kalian saling kenal?”

***

Rasa canggung kini menguasainya. Duduk di tengah-tengah ruangan yang kecil dengan setumpuk barang di sana tengah dilakukan Jungkook. Ajakan makan malam sang nenek tak dapat ditolaknya, saat sang nenek terlihat begitu bahagia menyadari bahwa ia dalah teman dari cucunya. Teman? Mungkin Jungkook hanya bisa tersenyum simpul kala mendengar itu.

RUMORSWhere stories live. Discover now