Oleh-oleh

1.5K 107 16
                                    

Pagi-pagi sekali ia datang lagi ke Toko.

Kalau tidak salah, hari itu hari minggu. Ia datang dengan motor dinasnya. Motor dinas yang suaranya sangat familiar di telingaku. Iya, aku tahu kalo suara motor dinas tentara sama saja. Tapi maksudku bukan itu, suara caranya memberhentikan motor, caranya parkir, suaranya meletakkan helm, langkah kakinya menuju ke dalam toko. Jelas berbeda dengan orang lain, bukan. Mengapa aku bisa sebegitu pekanya? Entahlah. Aku juga tidak mengerti.

Mbak Ira dan kak Ani yang sedang menimbang gula dan terigu di sebelah pun bergegas mendekat ke tempatku duduk, ya tentunya di meja kasir. Kepo banget yah mereka.. hahahaha

"Ciyeee, abangnya datang" Kata Mbak Ira setengah berbisik yang diiringi dengan tawa cekikikan kak Ani. Oalah.. Jangan heran.. Mereka emang rada puber sih..

"Huuuussshhh.. Apaan sih Mbak Ira.." Bisikku risih.. Melihat Kiki mendekat, mereka kemudian kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing.

Jadi ceritanya mereka mendekat cuma untuk godain aku kayak gitu? Hadeeeh.. Kurang kerjaan banget yaaah..

Tanpa sadar aku tersenyum geli.

"Om Swastyastu , Neng" Kata Kiki dengan nada ceria. Tanpa sadar, aku mendongak ke arahnya namun masih dengan ekspresi sedang tersenyum geli. Kebayang kan gimana akwardnya coba..

"Om Swastyastu Mewali" Kataku menjawab salam

"Kangen euy sama si Eneng. Udah lama nggak ketemu" Katanya entah berbasa-basi atau serius.

"Ahahaha.. Apaan sih Aa. Baru juga dua minggu" celetukku

"Iiiih dua minggu mah lama atuh, Neng" katanya dengan raut wajah sengaja dibuat seperti sewot tapi tetep unyu.. wkwkwkwk

"Si Eneng sombong banget, aku semalam baru nyampe mo ketemu tapi nggak diijinin. Malah dibiarin diluar nggak dibukain gerbang" Katanya lagi lebih seperti menggumam.

"Kan udah aku bilang, nggak enak sama tetangga. Udah malam bukain gerbang buat tamu cowok pula" Jawabku mengklarifikasi

"Hehehehe.. Iya Neng. Iyaa.. Aku becanda kok.. Nggak usah dimasukin ke hati atuh Neng"

"Yeee... Siapa juga yang masukin ke hati"

"Cukup aku saja yang dimasukin ke hati yaaah"

"Dih, baru dateng langsung gombal"

"Serius atuh Neng"

"Serius apaan, gombal mulu"

"Oh iya, ini aku ada oleh-oleh buat Neng" Katanya sambil mengambil sesuatu dari ranselnya.

Gilaaak.. Cemilan banyak banget. Maksudku bukan cemilan sejenis chiki yang kemasan-kemasan gitu.. Bukan. Tapi jajanan sunda yang berupa keripik-keripik gitu yang biasa bisa kita temui di pusat oleh-oleh cemilan khas bandung. Sumpah dibawain banyak banget. Malahan ada kue kering yang ditoplesin.

"Maaf ya, cuma bisa bawain itu." Katanya tersenyum

"Ya ampun, ini aja udah banyak banget Ki... Makasih yaa" Kataku membalas senyumnya

"Sebenarnya mamahku nyuruh bawain lagi buat kamu tapi ransel aku penuh banget sama baju PDL. Di sana murah-murah soalnya, bahannya juga bagus. Disini sepasang harganya bisa jadi 2-3 kali lipat. Jadi aku beli sekalian 4 pasang" Jelasnya

"Ya ampun, aku kan nggak minta oleh-oleh.. Diinget aja udah syukur banget.. Apalagi dibawain oleh-oleh banyak banget.."

"Ya jelas aku inget terus sama Eneng. Makanya begitu nyampe langsung mau ketemu" katanya mesem-mesem

From Earth to Heaven ( Mencintai Prajurit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang