Surprise

1.6K 113 16
                                    

Semenjak kepergiaannya untuk cuti ke Bandung (Tasikmalaya lebih tepatnya), aku beraktivitas seperti biasa. Mungkin aku belum terlalu menyukainya. Namun, honestly I feel like there is something wrong.. Jelas ada sesuatu yang berbeda. Selama berbulan-bulan mendekatiku, hampir setiap hari bahkan dalam sehari bisa beberapa kali selalu datang sekedar menyapa di Toko Mama (jika tak dihitung dengan menurut pengakuannya yang sudah berusaha berkenalan sejak setahun sebelumnnya yang aku sama sekali tidak ingat saking banyaknya tentara muda yang iseng.. Hahaha),bohong jika aku merasa tidak ada yang berbeda. BBM, telfon, sms (waktu itu ia belum menggunakan whatsApp) sangat jarang sekali. Hanya saat mengabari perjalanannya dan jika ia bepergian kemana-mana. Sebelumnya sih ia sudah memberitahu bahwa di Tasikmalaya ia pasti akan sangat sibuk membantu orang tuanya, apalagi ia baru kali itu mendapatkan cuti. Jadi akan sangat jarang memberi kabar. And I actually think that is not a big problem for me.


************

Dua minggu berlalu.
Setelah komunikasi yang teramat jarang, pada suatu waktu pada saat aku sedang beristirahat siang di kantor, ia akhirnya menghubungi kembali.

"Halo Assalamualaikum"  Kataku mengangkat telephon

"Halo, Swastyastu" Katanya dengan nada suara yang ceria dari seberang sana

"Neng udah jam istirahat disana ya kan? Udah makan siang belom?"

"Eh, Iya Ki.. Ini aku lagi mesen makanan. Palingan bentar lagi nyampe. Kamu lg apa?" Kataku menjawab pertanyaannya sekaligus berbasa-basi.

"Beneran bentar lagi nyampe?" Tanyanya mengabaikan pertanyaanku

"Iya.. Beneran. Pertanyaanku malah nggak dijawab" Kataku setengah menggerutu

"Cuma mau mastiin kalo kamu bakalan makan siang aja. Jangan telat makan ya, jangan takut gendut" Katanya. Kata-kata yang aku hafal banget kalo lagi ngingetin makan.

"Ki...." selaku

"Ya Neng?

"Pertanyaanku belom dijawab."

"Ohh.. Iyaa.. Maap atuh Neng. Ini aku lagi duduk-duduk aja. Ngomong-ngomong maap ya aku jarang ngabarin, soalnya kamu tau sendiri aku kan udah bilang kalo di kampung mah pasti sibuk ngebantuin orangtua. Jarang pegang HP akunya. Kamu jangan mikir macam-macam ya. Paling-paling kalo keluar aku mah kerumah sodara, nggak pernah keluyuran nggak jelas. Aku nggak suka aneh-aneh" Katanya menjelaskan seolah aku butuh penjelasan sepanjang itu. Padahal aslinya nggak peduli, tapi rada kepo juga sih. wkwkwkwk

"Oh iya" kataku bingung mau merespon seperti apa.

"Neng, besok aku udah balik ke Poso. Neng mau nitip apa? Mau nitip buku nggak? Tanyanya. Ternyata Ia masih ingat kalo aku suka ngoleksi buku.

"Oh.. Iya.. Nggak usah repot-repot Ki.. Aku jadi nggak enak" kataku

"Nggak apa-apa atuh Neng. Sesama manusia kan harus tolong-menolong" Katanya sok bijak

"Nggak usah Ki. Makasih ya" Kataku

"Kamu sukanya boneka apa?"

"Boneka apa aja suka sih. Tapi bonekaku udah banyak banget. Numpuk dikamar" kataku

"Tapi aku pengen beliin kamu sesuatu. Yakin kamu nggak mau dibeliin apa-apa?" tanyanya bersikeras

"Nggak usah repot-repot Ki. Makasih ya.. Eh, maaf udah dulu ya Ki. Makananku udah datang nih. Udah mo selesai jam istirahat juga.. Maaf ya."

"Ya udah Neng. Selamat makan siang ya. Nanti aku telepon lagi.


**************

Sekitar pukul 22.30 WITA Kiki meneleponku.
Saat itu aku sedang sendirian tidur di Toko. Mama, Papa dan adik-adik tidur di rumah.

"Halo"

"Halo Swastyastu Neng, kamu dimana?" Tanyanya dengan suara seperti orang yang terburu-buru.

"Om Swastyastu. Aku di Toko. Ada apa ya Ki?" Tanyaku kebingungan.

"Ini aku lagi didepan Toko. Kamu bisa tolong bukain gerbang nggak? Aku ada oleh-oleh buat kamu" Katanya

"Kamu udah nyampe? Kok cepat? Lho bukannya besok?" Tanyaku keheranan

"Iya, rencananya aku mau ngasih surprise buat kamu. Tapi telat ternyata. Aku pikir pas nyampe Poso, Toko masih buka. Ternyata jam segini baru sampe. Soalnya tadi mobil travelnya mogok. Aku lama tadi nunggu di Kebun Kopi" Katanya

"Kenapa harus pake surprise segala?" tanyaku

"Hehehe.. Kamu bisa tolong bukain gerbang kan? Aku cuma mau ngasiin oleh-oleh" Katanya

"Aduh, maaf Ki. Tapi udah jam segini. Udah lumayan larut. Nggak enak sama orang. Soalnya aku juga sendirian di rumah. Nanti besok aja ya" kataku..

"Iya juga ya Neng. Ya udah, besok aku datang lagi ya.. Tapi boleh teleponnya jangan dimatiin dulu. Temenin aku jalan ke Batalyon" Katanya

"Jalan? Kamu jalan kaki?" Tanyaku

"Hehehe.. Iya. Tadi mobilnya aku suruh berhenti di depan Toko kamu supaya bisa langsung ngasih oleh-oleh. Tapi pas nyampe malah nggak dibukain gerbang, padahal cuma mau ngasih surprise. Gagal deh" Katanya dengan nada suara yang dibuat seolah-olah kecewa"

"Aduh, maaf ya Ki. Jadi kamu nenteng barang bawaan banyak gitu?" tanyaku

"Hehe. Iya. Aku tenteng. Tapi nggak banyak kok. Aku pake ransel juga." jawabnya

"Maaf ya.. Aku jadi nggak enak. Sudah malam banget juga kan soalnya."

"Iya nggak apa-apa Neng. Aku mengerti"

From Earth to Heaven ( Mencintai Prajurit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang